Dari Bandung Kopi Purnama, Ke Hindia Ku Berkelana

Bob Yanuar
Ditulis oleh Bob Yanuar diterbitkan Kamis 03 Jul 2025, 03:30 WIB
Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)

Suasana Kopi Purnama yang jadi tempat ngopi legendaris di Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Bob Yanuar)

AYOBANDUNG.ID - Tak semua kedai kopi lahir dari strategi bisnis yang ribet. Ada yang hanya bermula dari racikan sederhana, meja kayu, dan semangat bertahan. Kopi Purnama, di sudut Jalan Alkateri No. 22, Kota Bandung, barangkali tidak pernah bercita-cita menjadi legenda. Tapi waktu dan kesetiaan pengunjunglah yang membuatnya demikian. Ia bukan sekadar kedai kopi, tapi penanda zaman yang masih bertahan meski dunia terus berubah.

Di tengah gelombang kedai kopi baru yang lahir dari algoritma media sosial dan interior Instagramable, Kopi Purnama berdiri tanpa pretensi. Bangunannya tidak tinggi, tidak berkilau, dan tidak pula terlalu ramai hiasan. Tapi justru di situlah letak pesonanya. Siapa pun yang masuk ke kedai ini seolah sedang melangkah mundur ke masa lalu—ke zaman ketika kopi bukan sekadar konten, melainkan teman ngobrol dan perenungan.

Kedai ini lahir pada 1930, tapi kisahnya dimulai lebih awal. Jong A Tong, seorang perantau Tionghoa dari Medan, sudah mulai merintis usaha kopi sejak 1927. Ia tak asing dengan dunia kuliner. Sebelum menjejak Bandung, ia sudah menjual kopi susu dan roti srikaya di tanah Sumatra.

Ketika tiba di Bandung, ia mendirikan kedai bernama Tjiang Shong Shi. Tiga tahun berselang, nama Kopi Purnama pun resmi dipakai. Entah kenapa ia memilih nama itu, yang jelas nama tersebut bertahan hingga hari ini—bahkan ketika pemiliknya sudah berpulang puluhan tahun lalu.

Di zaman Hindia Belanda, kedai ini cukup ramai. Bukan cuma orang Tionghoa yang nongkrong, tapi juga para bangsawan Belanda dan pedagang bermodal. Mungkin karena lokasinya yang strategis, atau karena kopi susunya yang punya rasa khas—tidak terlalu manis, tidak pula pahit mencolok.

Dari generasi ke generasi, Kopi Purnama tidak berubah banyak. Setelah Jong A Tong wafat, usaha ini diteruskan oleh putranya, Allen Josanna, pada 1947 persis dua tahun setelah Indonesia merdeka. Allen memegang kendali selama tiga dekade, lalu menyerahkan estafet kepada putrinya, Evy Josanna, pada 1977.

Di tangan Evy, Kopi Purnama tetap mempertahankan nilai-nilai lama, meski zaman sudah banyak bergeser. Ia tidak menambah banyak menu, tidak pula mengubah tampilan bangunan secara drastis. Ia tahu, pelanggan setia mereka datang justru karena kesederhanaan itu.

Kini, generasi keempat mengurus kedai ini. Namanya Aldi Yonas, lahir di zaman ketika kopi sudah dikemas dalam banyak istilah: cold brew, manual brew, single origin, dan sejenisnya. Tapi Aldi tidak latah mengikuti tren. Ia menyadari bahwa identitas Kopi Purnama justru terletak pada keasliannya.

"Bangunan tuanya masih ada dan masih sama," kata Aldi, kepada Ayobandung. Meski ada perluasan ruang non-smoking dan sedikit penyesuaian di bagian tengah, struktur asli tetap dipertahankan.

Ruang di kedai ini terbagi tiga: area depan, ruang merokok, dan non-smoking room. Kursi kayu, meja tua, dan dinding yang dihiasi foto-foto zaman kolonial membuat suasana di dalamnya terasa seperti museum kecil. Tapi ini bukan museum mati. Di sinilah kenangan dan obrolan terus diseduh, seperti kopi yang tak pernah dingin.

Sajian menu andalan mereka sejak dulu tetap jadi primadona: kopi susu, roti srikaya, roti mentega gula, dan nasi goreng Purnama. Semua bahan baku dibuat sendiri, termasuk selai srikaya-nya yang terkenal legit dan gurih. Tekstur rotinya lembut, disajikan hangat-hangat dan cocok jadi teman minum kopi di pagi atau sore hari.

Beberapa menu memang ditambah demi mengikuti zaman, tapi "menu yang dari dulu tetap kita pertahankan," ujar Aldi.

Bisnis lintas generasi bukan perkara enteng. Aldi mengaku tantangannya bukan cuma soal pesaing baru, tapi juga menjaga hubungan dengan pelanggan lama. “Banyak pelanggan yang sejak zaman ibu saya dulu, bahkan sejak zaman buyut saya, masih setia datang,” ujarnya. Mereka datang bukan untuk coba-coba, tapi karena Kopi Purnama sudah jadi bagian dari rutinitas, bahkan gaya hidup.

Dari semua tantangan yang pernah dihadapi, Aldi paling mengingat dua masa sulit: krisis moneter 1997 dan pandemi COVID-19. Saat krismon, ia masih anak-anak. Tapi ia ingat bagaimana ibunya bertahan dengan strategi sederhana namun telaten. Namun pandemi jauh lebih berat. Kedai sempat tutup selama dua hingga tiga bulan karena kebijakan social distancing. Untungnya, penjualan online menyelamatkan mereka.

Seiring waktu, nama Kopi Purnama makin dikenal luas. Tahun 2007, kedai ini jadi lokasi shooting film Love is Cinta, yang dibintangi Raffi Ahmad dan Acha Septriasa. Sejak saat itu, para artis berdatangan. Dari Ridwan Kamil, Hotman Paris, Jusuf Kalla, hingga Meriam Bellina—semua pernah singgah di kedai ini. Tapi jangan kira suasananya berubah menjadi mewah. Kopi Purnama tetap Kopi Purnama, apa adanya, setia dengan gaya lamanya.

Sayangnya, hingga kini bangunan kedai ini belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah Kota Bandung. Meski demikian, hal itu tak membuat Aldi kecil hati. Ia tahu, keaslian dan konsistensi sering kali lebih kuat dari sertifikat. Ia percaya bahwa kekuatan bisnis ini ada pada nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi—bukan hanya resep, tapi juga cara menghargai pelanggan dan sejarah.

"Setiap generasi harus belajar," kata Aldi, "tapi jangan pernah tinggalkan jati diri." Barangkali itulah filosofi Kopi Purnama. Mereka tak berusaha jadi yang paling modern, paling canggih, atau paling ramai. Mereka hanya ingin tetap ada, tetap setia pada yang dulu, tanpa menutup diri dari yang baru.

Dan di tengah hiruk-pikuk Bandung yang makin padat, Kopi Purnama tetap jadi oase yang menenangkan. Di sana, secangkir kopi tak cuma bicara tentang rasa, tapi juga tentang waktu yang terus berjalan, namun tak pernah benar-benar pergi.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 24 Agu 2025, 08:43 WIB

Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan

Kemerdekaan bagi perempuan bukan soal melampaui batasan hak laki-laki, tapi kemerdekaan adalah hak bagi setiap manusia.
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)
Ayo Biz 24 Agu 2025, 08:40 WIB

Bakso di Bandung dengan Ulasan Terbaik dari Netizen

Bakso selalu punya tempat istimewa di hati pecinta kuliner Indonesia. Hidangan berkuah ini cocok disantap kapan saja.
Ilustrasi Foto Bakso lezat dan nikmat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 21:46 WIB

Bisnis Kecantikan Tak Pernah Tidur: Strategi Beauty World Menaklukkan Pasar Bandung

Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup menjadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika yang tinggi.
Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup menjadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika yang tinggi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:48 WIB

Semangat Aditya Warman Menyajikan Rasa Nusantara Lewat Bakmitopia

Lewat semangkuk bakmi, Aditya menjadikan kuliner sebagai cara untuk merayakan warisan rasa dan medium pelestarian budaya.
Sejumlah menu bakmi di Bakmitopia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:16 WIB

Di Balik Segelas Bajigur: Cerita Rasa, Cuaca, dan Cinta pada Tradisi

Kini, bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini.
Kini bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 12:15 WIB

Kimono Raikeni, Outer Kekinian dengan Nuansa Etnik yang Otentik

Berawal dari ide sederhana saat menunggu penyusunan tesis di MBA ITB, Raidha Nur Afifah mendirikan Raikeni pada Mei 2019. Brand lokal ini lahir dari pemikiran tentang produk yang dibutuhkan orang
Owner Raikeni, Raidha Nur Afifah (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 10:46 WIB

Mau Tahu Toko Kopi Tertua di Bandung?

Di tengah suasana sibuk Kota Bandung, terdapat sebuah toko kopi yang usianya hampir satu abad dan masih berdiri tegak hingga kini. Namanya Javaco Koffie, sebuah merek yang telah menjadi bagian dari se
Toko Kopi Javaco Koffie (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 20:21 WIB

Nama, Doa, dan Tanda

"Sesungguhnya kalian nanti pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian" (HR. Abu Daud).
Viral nama anak hanya satu huruf C, Netizen: terus manggilnya gimana? (Sumber: TikTok | Foto: @_thisisgonec)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 18:17 WIB

Sejarah Kuda Renggong Sumedang, Tradisi Pesta Khitanan Simbol Gembira Rakyat Priangan

Dari khitanan desa hingga festival, Kuda Renggong Sumedang tetap jadi ikon budaya yang memikat penonton dengan kuda penari.
Tradisi Kuda Renggong Sumedang. (Sumber: Skripsi Nurmala Mariam)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 18:05 WIB

Jamu Naik Kelas: Minuman Herbal Nusantara yang Menjawab Tantangan Cuaca dan Budaya

Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini hadir dengan wajah baru yang lebih segar dan modern.
Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini merambah ke berbagai daerah dengan wajah baru yang lebih segar dan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 17:04 WIB

Etika Profesi dan Perlindungan Rahasia Klien

Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan.
Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 16:40 WIB

Warung Nasi SPG dan Jejak Para SPG di Sepiring Ayam Serundeng

Yang paling menarik dari Warung Nasi SPG bukan cuma makanannya, nama “SPG” yang melekat pada warung ini pun punya cerita yang unik.
Warung Nasi SPG, sebuah warung kaki lima yang sudah jadi legenda di kalangan pekerja dan mahasiswa sejak awal 2000-an. (Sumber: dok. Warung Nasi SPG)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 16:18 WIB

Chip dalam Tengkorak, Jiwa dalam Kode: Pada Batasan Neuralink

Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin.
Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 15:02 WIB

Payment ID Bisakah Jadi Pintu ke Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia?

Payment ID tidak hanya menyangkut inovasi teknologi, tetapi juga menyentuh aspek strategis dalam mewujudkan ekonomi digital.
Payment ID Sebagai Kunci Masa Depan Ekonomi Digital Foto: (Ilustrasi oleh AI)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 14:41 WIB

Bisnis Bukan Sekadar Jualan: Visi Christine Membangun Makna dan Dampak Lewat Sherpa Indo Project

Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project, menegaskan bahwa memahami target pasar adalah fondasi utama sebelum produk diluncurkan.
Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project. (Sumber: instagram.com/christine_sherpa)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 13:30 WIB

Kritik Sosial dalam Doa Orang Sunda

Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat.
Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat. (Sumber: Pexels/Andreas Suwardy)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 11:27 WIB

Senjakala Sepeda Boseh Bandung: Ramai Saat Weekend, Sepi Saat Weekday

Program sewa sepeda Boseh Bandung hadir sejak 2017, tapi kini lebih ramai dipakai saat akhir pekan ketimbang hari biasa.
Bike on the Street Everybody Happy alias Sepeda Boseh Bandung di salah satu shelter. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 11:01 WIB

Dari Sisa Spon Jadi Produk Estetik, Rumah Sandal Geulis Tembus Pasar Global

Bermula dari eksperimen membuat sandal untuk kebutuhan anak di sekolah, Rumah Sandal Geulis (RSG) kini menjelma menjadi merek lokal yang dikenal hingga ke mancanegara. Usaha yang digagas oleh Enneu
Produk Rumah Sandal Geulis. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 09:54 WIB

Pastel Mini Abon Dapoer_Ummy Jadi Favorit Hingga ke Luar Negeri

Usaha kecil menengah (UKM) kuliner asal Cimahi, Dapoer_ummy, berhasil menunjukkan eksistensinya dari waktu ke waku. Rumah produksi kuliner milik Noviawati ini memiliki produk andalan pastel abon
Produk Dapoer_ummy. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 08:48 WIB

Jauh-jauh ke Bandung Buat Beli Cilok?

Cilok sudah lama menjadi ikon jajanan kaki lima di Bandung. Bentuknya bulat, teksturnya kenyal, dan selalu hadir dengan bumbu kacang gurih yang membuat siapa pun sulit menolak.
Ilustrasi Foto Cilok. (Foto: Freepik)