Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Minggu 24 Agu 2025, 08:43 WIB
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)

Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)

PEREMPUAN sosok yang sering kali digambarkan dengan feminitas yang cenderung lebih dominan, sosok yang lemah, penuh emosional, penurut dan stigma lain yang melekat dalam dirinya.

Di setiap negara tentu perempuan memiliki stigma dan tantangannya tersendiri. Dalam buku berjudul "Perempuan di Titik Nol" karya Nawal El-Sadawi, perempuan Mesir digambarkan sebagai objek seksualitas semata. Firdaus sebagai tokoh perempuan dalam buku tersebut dalam hidupnya tidak lepas dari pandangan seksisme setiap laki-laki.

Sejak kecil Firdaus sudah mendapatkan kekerasan dan pelecehan seksual dari lingkungan terdekatnya. Mulai dari ayahnya, pamannya hingga temen bermainnya. Perempuan saat itu tidak lebih diperlakukan seperti budak yang hina. Tidak diberikan tempat tidur yang nyaman, makanan yang membuat perut kenyang, kesempatan pendidikan yang harus dibayar dengan kepuasan seorang laki-laki.

Bahkan ketika dirinya menikah dengan seorang syekh yang lebih tua darinya, Firdaus tidak lepas dari kekerasan baik secara fisik atau verbal. Gambaran di mana perempuan sering kali menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan dalam buku tersebut terdapat sebuah kutipan yang menggambarkan bagaimana lelaki revolusioner tetap tidak menghargai hak-hak perempuan.

Lelaki revolusioner yang berpegang pada prinsip sebenarnya tidak jauh berbeda dengan lelaki lainnya. Mereka mempergunakan kepintaran mereka dengan menukarkan prinsip mereka untuk mendapatkan apa yang dapat dibeli orang lain dengan uang. Revolusi bagi mereka tak ubahnya sebagai seks bagi kami. Sesuatu yang disalahgunakan. Sesuatu yang dapat dijual

Bahkan ketika Firdaus melakukan pembelaan diri saat merasa terancam oleh sang germo dengan membunuhnya. Firdaus tetap dihukum mati dan tidak mendapat pembelaan dari budaya patriarki yang ada. Bahkan ketika perempuan tidak bisa memilih keinginannya sendiri untuk menolak permintaan pernikahan oleh seorang germo.

Lelaki yang ingin menikahinya bukan karena cinta atau bentuk menghargai tapi ingin mengikat dengan sebuah perkawinan. Agar Firdaus menjadi milik seutuhnya dan menjadikannya komoditas uang sebagai seorang pelacur.

Dalam buku lain berjudul "Memoar Seorang Dokter Perempuan" yang juga ditulis oleh Nawal El-Sadawi. Seorang tokoh perempuan bernama gadis yang hidup dalam kentalnya budaya patriarki. Membuat dirinya selalu mempertanyakan kenapa perlakuan ibunya berbeda terhadap anak perempuan dengan laki-laki.

Membuat gadis membenci dirinya sendiri karena dia terlahir sebagai seorang perempuan. Gadis tidak menyukai tubuhnya, baginya tubuh perempuan adalah sesuatu yang memalukan dan harus ditutupi.

Gadis sebagai seorang perempuan dituntut untuk bersikap sopan, tidak bebas melompat dan berlari, tidak boleh duduk sembarang yang membuat gaunnya akan tersingkap dan tidak boleh bepergian jauh seperti kakak laki-lakinya.

Bahkan menjadi seorang dokter yang seringkali dipandang sebagai profesi yang memiliki status sosial paling tinggi, tidak membuatnya diperlakukan setara hanya karena dia seorang perempuan. Begitulah kiranya perempuan dipandang oleh masyarakat Arab.

Bahkan karya-karya Nawal tentang perlawanan hak-hak perempuan sempat dicekal karena dianggap menulis sesuatu yang dianggap tabu oleh budaya setempat. Meski demikian karyanya tetap mendunia dan sudah banyak diterjemahkan.

Dalam budaya lain di Indonesia, misalnya dalam buku "Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam" pun menyiratkan dimana budaya patriarki sangat mengikat perempuan. Perempuan Sumba yang sejak kecil sudah mendapat garis takdir yang ditentukan society. Di mana perempuan dideskritkan untuk tidak melanjutkan sekolah tinggi karena akan berujung mengabdi pada suami.

Perempuan Sumba yang tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri, perempuan Sumba yang dirampas kesucian, harga diri dan hidupnya oleh sebuah adat bernama kawin tangkap. Berlindung dibalik tradisi yang sudah secara turun-menurun mesti dilestarikan. Penjajahan bagi kaum perempuan Sumba yang harusnya bisa terbang dan mengibarkan sayapnya menjadi manusia-manusia berdaya.

Sementara jauh di Afrika sana, sebuah tempat bernama Mauritania memiliki tradisi pernikahan yang mengharuskan perempuan berbadan gemuk. Perempuan sejak remaja dipaksa untuk makan dalam jumlah yang banyak.

Perempuan dianggap lebih menarik, subur dan kaya dengan lapisan lemak yang menggumpal di tubuhnya. Stigma yang jauh dari kata menarik ini justru membahayakan kesehatan perempuan. Perspektif yang justru menjadi sebuah pembodohan bagi kaum perempuan yang tidak berdaya akan pilihan hidupnya bahkan untuk tubuhnya sendiri.

Perjuangan

Di Ayobandung.id tulisan mahasiswa adalah karya kriya, yang kaya akan cita rasa nuansa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Habib Riyadhi A.S)
Di Ayobandung.id tulisan mahasiswa adalah karya kriya, yang kaya akan cita rasa nuansa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Habib Riyadhi A.S)

Pejuang perempuan dan pejuang laki-laki, ketika sama-sama tertangkap, siksaannya akan berbeda. Semua akan sama-sama disiksa, tetapi di dunia yang kejam terhadap perempuan ini, kita tahu kalau dalam kondisi seperti itu, perempuan pejuang akan diincar keperempuannya. Dilecehkan, dicabuli, diperkosa, Marsinah salah satunya.

Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. Pernyataan di atas yang terdapat dalam buku "Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut" menjadi relevan dengan beberapa aktivis perempuan yang memperjuangkan kemerdekaan atas dirinya tapi hilang dan terbunuh dengan cara yang tragis.

Seorang perempuan bernama Marsinah menjadi bukti nyata bagaimana problematik dan penuh tantangan bagi seorang perempuan yang ingin memperjuangkan hak-haknya sebagai buruh.

Perempuan kelahiran Nganjuk, 10 April 1969 ini ditemukan tewas mengenaskan dengan luka dan bekas pelecehan di sebuah gubuk di kawasan hutan jati Wilangan Kota Nganjuk setelah berhasil melakukan perundingan 13 tuntutan yang dibuat bersama rekannya kepada perusahaan arloji bernama PT. Catur Putra Surya (CPS).

Dalam kasus ini pemerintah dianggap menutup kasus Marsinah dan menganggapnya selesai dengan tidak menindaklanjuti fakta-fakta dan temuan yang ada dalam persidangan. Kasus ini menjadi gambaran bahwa penegakan hukum dan peradilan di Indonesia yang masih diwarnai rekayasa dan penuh dengan kepalsuan. Bahkan hingga hari ini.

Adapun pada tahun yang sama terjadi kerusuhan Mei 1998, di mana banyak etnis Tionghoa yang tokonya dijarah dan para perempuannya diperkosa, dilecehkan, hingga dibunuh.

Salah satu korban dalam tragedi tersebut bernama Ita Martadinata, demi mencari keadilan Ita bergabung menjadi aktivis muda perempuan yang mengajukan diri untuk memberikan kesaksian di hadapan forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat.

Namun nahasnya beberapa hari sebelum keberangkatan, Ita Martadinata ditemukan tewas dibunuh di kamar pribadinya pada 9 Oktober 1998 dengan kondisi mengenaskan. Tak hanya itu, kekejian pembunuhan ini diperparah dengan narasi yang menyudutkan korban, yang disampaikan oleh tim forensik yang mengurus jenazah ita, bahwasannya Ita sudah terbiasa melakukan tindak asusila.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada tahun 1998 sampai hari ini masih belum menemukan titik terang, masih jauh dari rasa keadilan yang harus didapatkan oleh korban. Bahkan setiap perjuangan para perempuan mungkin bisa saja hilang jika revisi sejarah benar adanya dipugar.

Sampai hari ini pun perempuan masih terus berjuang mendapatkan keadilan dan kesetaraan bukan karena dia adalah seorang perempuan tapi karena perempuan juga manusia yang diciptakan Tuhan. Kembali kepada definisi bahwa setiap manusia yang ada di muka bumi ini berhak mendapat kemerdekaannya sendiri.

Kemerdekaan

Makna kemerdekaan menurut KBBI, menyiratkan suatu kondisi bebas dari penghambaan, penjajahan dan tuntutan tertentu. Kemerdekaan pantas didapatkan oleh semua manusia yang hidup di muka bumi ini, termasuk bagi seorang perempuan.

Bagi saya landasan mendasar kemerdekaan bagi seorang perempuan adalah di lingkungan keluarga. Kemerdekaan yang seringkali dipandang tabu, hanya karena perempuan berani menyampaikan pendapat pribadinya.

Menjadi pamali hanya karena perempuan dianggap keluar dari kodratnya apabila tahu dan memilih jalan hidupnya sendiri. Dianggap terlalu berambisi dan keluar dari kepercayaan sosial bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena akan berujung pada pengabdian kepada suami.

Mendapat perlakuan yang berbeda dibandingkan anak laki-laki di rumah hanya karena dianggap anak laki-laki bisa lebih membanggakan keluarga dengan segudang prestasinya. Tapi saat perempuan ingin berdaya dengan melanglang buana ke berbagai negara, dihentikan langkahnya hanya karena terlahir sebagai seorang 'perempuan'.

Kemerdekaan bagi seorang perempuan bukan sekedar bisa hidup aman dan nyaman. Merdeka juga berarti tentang kebebasan berpikir dan setiap langkah baik yang tidak perlu dibatasi. Jika kebebasan perempuan dianggap akan melahirkan liberalisme yang berujung pada kekhawatiran pergaulan di masa depan.

Saya percaya perempuan yang sudah merdeka dengan cara berpikirnya akan secure dan tidak akan berani melanggar batas yang sudah di atur oleh agama maupun norma sosial.

Kemerdekaan bagi perempuan juga ada dalam ranah publik. Bagaimana perempuan bisa merdeka dari pandangan seksisme kaum adam. Merdeka dari pemikiran laki-laki bahwa perempuan hanya dianggap sebagai objek seksualitas semata.

Merdeka dari tindak laku pelecehan seksual di antara himpitan bus kota. Merdeka dari pelecehan verbal maupun non-verbal di ruang kerja. Merdeka dari para oknum dosen biadab yang mewajarkan dan menghalalkan perilaku tidak beradab itu dengan ancaman nilai atau hak kelulusan bagi para mahasiswa.

Merdeka dari mata dan pikiran manusia yang menggaungkan tentang moral dan agama tapi dia tidak lebih bejat dari seekor binatang.

Kemerdekaan bagi perempuan bukan soal melawan dan ingin melampaui batasan hak laki-laki. Tapi ini tentang hak dan keadilan perempuan juga yang pantas untuk diperjuangkan. Sekali lagi bukan karena terlahir sebagai seorang 'perempuan' tapi karena perempuan juga terlahir sebagai seorang manusia.

Sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alenia pertama,

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan

Begitulah kemerdekaan seharusnya ada bagi setiap manusia. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 02 Des 2025, 20:17 WIB

Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Tak sedikit warga mengeluhkan kejadian terhadap parkir liar yang semakin marak terjadi di Kota Bandung.
Seorang juru parkir yang sedang bertugas di Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya Anggraini)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:49 WIB

Harmoni Harga dan Kualitas yang Menyatu dalam Berbelanja di Butik Bandung Modern

Blossom, sebuah toko pakaian di Bandung yang menyediakan beragam pilihan pakaian, dengan menawarkan harga yang cukup bersahabat.
Suasana toko Blossom pada 8 November 2025, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Sumber: Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: foto : Amalia Putri Aditia)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:29 WIB

Menelusuri Kesamaan ā€˜Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Tiga kue atau camilan jadul dengan ā€œnasabā€ yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:50 WIB

Tentang Suara, Perjuangan, dan Cara Musik Mengubah Seseorang Memandang Hidup

Nurul A’ini menutup matanya sejenak, membiarkan alunan Queen of the Night memenuhi ruang kecil itu.
Nurul A'ini, seseorang yang mempunyai gaya hidup dalam bernyanyi (Sumber: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD | Foto: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:13 WIB

Friday Carfree Belum Efektif bagi Pemerintah Kota Bandung

Program Friday Carfree bagi ASN dinilai belum efektif karena masih ditemukan pelanggaran parkir yang memicu kemacetan di sekitar Balai Kota Bandung.
Banner Friday Carfree di Balaikota Bandung (Sumber: Pikiran rakyat)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:51 WIB

Dari Gang Sempit, Usaha Camilan Lokal Ini Tumbuh Jadi Peluang Besar

Dari gang sempit di Bandung, Kripik Bujangan tumbuh menjadi usaha camilan yang membuka peluang bagi banyak orang.
Seorang konsumen sedang mendatangi rumah produksi Bujangan di Jl. Muararajeun Baru, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung,  (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:31 WIB

Akulturasi Budaya Jepang dan Indonesia, Matcha Mulai Hadir dengan Cita Rasa Inovatif

Mengunjungi salah satu pelopor matcha autentik yang berpadu dengan selera lidah lokal di Bandung, yakni Kusuma Matcha.
Tempat transaksi Kusuma Matcha dengan nuansa Jepang modern yang kerap dijadikan spot foto pengunjung, (30/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Andrea Keira)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 16:25 WIB

Taman Main Mili-Mili: Keajaiban Kecil Penuh Petualangan di Hutan Pinus Lembang

Taman Main Mili-Mili adalah wisata alam edukasi, interaktif, dan merupakan pengembangan dari Wisata Hutan Mycelia.
Gerbang masuk dengan instalasi lampu yang indah di Taman Main Mili-Mili (13/11/2025). (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Rafy Lovinka)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 15:29 WIB

Bubur di Bawah Pohon Rindang, Tempat Sarapan Favorit Warga Bandung

Salah satu yang belakangan banyak dibicarakan adalah Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang di kawasan Pinus Regency.
Suasana Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang, Pinus Regency, Cinambo, Bandung. (Sumber: Rifa Windi | Foto: Rifa Windi)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 13:38 WIB

Berawal dari 'Nongkrong Santai', Empat Sekawan di Bandung Dirikan UMKM Fotografi

UMKM fotografi yang berkembang menjadi agensi kreatif dan siap menangani proyek dokumentasi.
Salah satu pendiri Foursix mengabadikan momen di lapangan mini soccer Bromus Cisaranten. (Sumber: Dokumentasi Penulis).
Ayo Netizen 02 Des 2025, 11:58 WIB

Pariwisata Alam ini Berikan Pengalaman Menarik dan Edukasi Sesar Lembang

Uncle D Backyard menawarkan keindahan alam serta edukasi mengenai mitigasi bencana sesar lembang kepada masyarakat.
Nuansa damai dan asri di bawah langit pepohonan Uncle D Backyard. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Carissa Syarafina)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 10:53 WIB

Kata-Kata Kecil yang Menghangatkan: 'Teh', 'Mah', 'Atuh', dan 'Meuni' Penanda Rasa dalam Bahasa Sunda

Terdapat sekian kata dalam Bahasa Sunda yang menjadi bumbu kehangatan dan kedekatan dalam setiap percakapan.
Abah Endang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MAS Manba'ul Huda. Bandung, 05 November 2025. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 09:50 WIB

Trotoar di Bandung, Aksesibilitas bagi Tunanetra Masih Terabaikan

Keprihatinan akan kondisi trotoar di Kota Bandung bagi penyandang disabilitas yang masih perlu diperhatikan Wali Kota Bandung .
Kondisi trotoar yang sudah rusak parah, pada Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Maretha)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 08:45 WIB

Dari Ide Spontan Kini Menjadi Produk Berkarakter, Bukti Kreativitas Anak Muda Indonesia

Rewear Project lahir dari ide spontan dan menghadirkan produk berkualitas, nyaman, dan tahan lama.
Koleksi unggulan Rewear Project yang menampilkan gaya kasual hadir di Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Octaviani)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 07:59 WIB

Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz.
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 01 Des 2025, 21:40 WIB

Bernapas Budaya, Tjitarum Menyulam Rasa dan Cerita Jawa Barat dalam Setiap Gigitan

Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya.
Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 20:07 WIB

Rajutan Keberuntungan: Kisah Yumna Craft Merajut Asa dari Tali Makrame di KabupatenĀ Bandung

Berawal dari hobi, Yumna Craft kini produknya dikenal luas dan sering tampil dalam pameran UMKM KabupatenĀ Bandung.
Ibu Lia Yulia selaku owner Yumna Craft memamerkan hasil kerajian makrame berupa tas dan gantungan kunci di rumahnya, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 18:24 WIB

Perjalanan Panjang Sanggar Tari Pusbitari: Lestarikan Tari Klasik Tradisional Sunda hingga Saat Ini

Sanggar Pusbitari yang didirikan di tahun 1986 di Kota Bandung ini, memiliki keinginan untuk mempertahankan budaya warisan nenek moyang.
Para penari Sanggar Pusbitari sedang melakukan latihan rutin tarian klasik tradisional di ruangan sanggar pusbitari, Jalan Ir. H. Juanda, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (29/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 17:46 WIB

Kualitas dan Konsistensi Menjadi Fondasi Brand Lokal CosmicĀ untuk Terus Eksis

Cosmic adalah brand fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2001 dan dikenal melalui desain simple, minimalis, serta mudah dikenali.
Bangunan bergaya modern ini menjadi identitas kuat gerai fashion lokal di Jalan Trunojoyo No. 30, Kota Bandung, pada Sabtu (29/10/2025). (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 16:45 WIB

Mencicipi Kolaborasi Rasa Tradisional dan Western lewat Menu Autentik Mami Palolo

Usaha kuliner Mami Palolo hadirkan perpaduan Sunda-Western di Bojongsoang.
Momen saat kelezatan Mami Palolo disantap dengan lahap oleh konsumen di Jalan Cikoneng Nomor 19, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (6/11/2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Nabila Nazwa Saina)