Asal-usul Nama Geografis Baribis 

T Bachtiar
Ditulis oleh T Bachtiar diterbitkan Kamis 25 Sep 2025, 15:00 WIB
Penggalian pasir ini menyingkapkan bukti adanya Patahan Baris di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Penggalian pasir ini menyingkapkan bukti adanya Patahan Baris di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Toponimi Patahan atau Sesar Baribis melejit kembali berbarengan dengan gempa-gempa yang menggoyang beberapa kawasan di utara Jawa Barat, seperti yang diumumkan oleh BMKG. Gempabumi dengan kekuatan 4,9 menggoyang wilayah Kabupaten Karawang pada Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 19:54:55 WIB.

Selang beberapa hari, Senin, 25 Agustus 2025, gempabumi dengan kekuatan 3,2 menggetarkan Kabupaten Bekasi. Minggu, 21 September 2025, gempabumi terjadi di Kabupaten Bogor dengan kekuatan 3,1, dan pada Senin, 22 September 2025 pukul 12.41 WIB, gempabumi berkekuatan 2,6 mengguncang Kabupaten Bekasi.

Itulah dinamika bumi. Keniscayaan semesta yang tak dapat ditolak, dan tak dapat dipastikan kapan guncangan itu akan berulang. Menurut beberapa sumber, goncangan gempa bumi itu berada di garis patahan di utara Jawa Barat, yang oleh van Bemmelen (1949) dinamai Patahan Baribis.

Patahan yang terbentuk sejak Plistosen, antara 5 juta tahun hingga 2,6 juta tahun lalu itu, garis patahannya membentang antara Purwakarta hingga daerah Baribis, di Kabupaten Majalengka.

Penelitian-penelitian tentang Patahan Baribis terus berjalan saling menyempurnakan. Simanjuntak (1994) berpendapat bahwa garis Patahan Baribis itu menerus ke timur, bersambung dengan Patahan Kendeng, dan melintas hingga di Nusa Tenggara Barat. Simanjuntak menamainya Zona Patahan Baribis-Kendeng.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sony Aribowo (2022) menyebutkan, adanya lajur yang memajang barat timur yang dinamai Patahan Aktif Busur Belakang Jawa Barat. Garis patahannya melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan ada indikasi melintasi kawasan di selatan Jakarta yang berbatasan dengan Depok, dan Bogor.

Sony membagi Patahan Aktif Busur Belakang Jawa Barat itu menjadi 12 ruas atau segmen, yaitu: 1. Ruas Kalibayat, 2. Ruas Cisanggarung, 3. Ruas Cereme, 4. Ruas Baribis, 5. Ruas Tampomas, 6. Ruas Cipunagara, 7. Ruas Tangkuban Perahu, 8. Ruas Citarum Depan, 9. Ruas Citarum, 10. Ruas Kalapanunggal, 11. Ruas Salak, dan 12. Ruas Rarata.

Nama geografis Baribis di Kabupaten Majalengka yang oleh van Bemmelen dijadikan nama patahan, secara administratif termasuk Desa Baribis di Kecamatan Cigasong.

Di Jawa Barat, toponimi Baribis bukan hanya ada di Majalengka, tapi ada juga di Kabupaten Bandung, yaitu di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Ada juga Cibaribis di Desa Mekarjaya, Kecamatan Banjaran, dan Cibaribis di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali. Sedangkan Gunung Baribis ada di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Sejak zaman Hindia Belanda, kawasan Baribis sudah menjadi kawasan yang dijelajahi dan diteliti. Banyak laporan dari Baribis, di antaranya laporan tahun 1907-1908 yang berjudul Onderzoek naar de oorzaken van de mindere welvaart der inlandsche bevolking op Java en Madoera. GGL Kemmerling (1916), menulis laporan berjudul De geologie en de Geomorphologie van Cheribon dalam buku Java en Madoera, di antaranya menuliskan tentang fosil di dekat Desa Baribis.

B van Tricht (1929), dalam laporannya, Levende Antiquiteiten in West-Java, menulis tentang kemegahan bentang alamnya. Siemon (1929) mendeskripsikan beberapa spesies Moluska dari Baribis, dan melaporkan tentang Turritella djadjariensis. Dan Ir LJC Vanes (1931), dalam buku The Age of Pithecanthropus, melaporkan, pada tahun 1926, Vanes menemukan molar Stegodon pada konglomerat dengan kemiringan curam di sekitar Baribis, dan pada tahun 1930 ia menemukan molar Cervus

Sekitar satu juta tahun yang lalu, Hippopotamus pernah hidup di sungai dan rawa-rawa di Lembah Cisaar, Kabupaten Sumedang. Di kawasan ini banyak ditemukan fosil, seperti fosil gigi hiu Megalodon, Stegodon trigonocephalus, taring Hippopotamus, gajah, badak, kurakura, dan lain-lain.

Keadaan ini dapat menggambarkan geografi purba Lembah Cisaar sejak 10 juta tahun yang lalu sampai 900.000 tahun yang lalu, ketika Lembah Cisaar berupa lingkungan laut dangkal, estuari, dan menjadi lingkungan pengendapan sungai dan rawa. 

Lembah Cisaar ditoreh dua anak sungai besar, Ci Peles dan Ci Lutung, yang bermuara di Ci Manuk. Lembah Cisaar dengan kawasan Baribis, hanya dipisahkan jarak 10 km, dengan medan yang datar dengan perbukitan di pinggirnya. Keadaan lingkungan geografi purba yang sama. Pada tahap akhir kawasan ini berupa lingkungan sungai dan rawa-rawa, dengan hutan terbuka di pinggirnya.

Manusia sudah menjelajahi kawasan ini, meninggalkan jejak budaya berupa perkakas batu. Ketika huniannya terus berkembang dari zaman ke zaman, dan lingkungannya masih berupa ranca atau rawa yang sangat luas, keadaan lingkungan berair inilah yang telah menginspirasi penamaan kawasan itu Baribis.

Kata baribis abadi menjadi nama geografis, namun padanan artinya tidak tercatat dalam kamus bahasa Sunda yang pernah terbit. Petunjuk ke arah pemaknaan kata baribis, dalam bahasa Sunda ada kata bibis, yang berarti menciprat-cipratkan air ke nasi yang keras saat masih gigih, saat belum matang.

Kata bibis juga berarti menciprat-cipratkan air ke lembaran tembakau yang terlalu keras. Di rawa alami ada burung air bernama waliwis, balibis, belibis. Jadi, kata bis, bibis itu berhubungan dengan air. Bila mengambil contoh kata lain dalam bahasa Sunda, ada kata seget, sogot, yang berarti gigit.

Namun ada juga kata yang bermakna sama, yaitu sigit, namun tidak produktif dipakai oleh masyarakat dalam berbahasa Sunda saat ini, namun ada di dalam toponimi, seperti Gunung Masigit, yang bermakna ada bagian lereng gunung yang seperti digigit. 

Bila menghubungkan kata bibis, waliwis (balibis), dengan kata baribis, kata-kata itu mempunyai asal mula yang sama, yaitu bis, yang menunjukkan arti berhubungan dengan air.

Baca Juga: Ci Sanggiri Sungai yang Menggentarkan

Dan bila disebandingkan kata baribis dengan kata berebes, kedua kata itu pun mempunyai makna yang sama, yaitu berhubungan dengan air yang meleler sebagai matair, atau lahan basah yang bila tertekan, diinjak, misalnya, airnya akan ngaberebes, mbrebes, merembes, meleler, mengalir. Dalam kehidupan sehari-hari ada istilah mbrebes mili, yang berarti berlinang airmata.

Dari uraian di atas saya lebih memilih, bahwa toponimi Baribis itu maknanya sama dengan Brebes, air yang merembes, meleler, mengalir. Mengingat kedua kawasan itu keadaan lingkungan masa lalunya sama, yaitu berupa lahan basah, rawa, kawasan berair yang sangat luas. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 18:26 WIB

Bungkushin: Rasa Jepang yang Hangat di Tengah Riuhnya Cihapit

Rekomendasi cafe Jepang murah.
Makanan Bungkushin (Foto: Ananda)
Ayo Biz 12 Nov 2025, 17:37 WIB

Bandung dan Krisis Sunyi: Menyuarakan Kesadaran Kesehatan Mental di Kota Urban

Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif.
Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:35 WIB

Ketika Panggilan 'Sayang' Hanya Bagian dari Jobdesk: Dramaturgi para Ladies Companion (LC)

Menyeruak dunia para LC yang dipenuhi stigma negatif.
Ilustrasi Ladies Companion (LC). (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 12 Nov 2025, 16:21 WIB

Aroma Kopi di Bawah Tegakan, Cibulao dan Gerakan Menyulam Hutan

Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga.
Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:00 WIB

Bermula Rumah Pribadi Menjadi Museum sebagai Warisan Seni yang Menginspirasi

Museum yang didirikan untuk menghormati dan melestarikan karya Srihadi yang inspiratif dalam dunia seni lukis.
Pengunjung menikmati dan mengabadikan hasil karya Srihadi, Sabtu 01 November 2025, Ciumbuleuit, Kecamatan Cicadap, Kota Bandung (Sumber: Sela Rika | Foto: Sela Rika)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:26 WIB

Dari Usaha Donat Rumahan hingga Berhasil Memperluas Jangkauan ke Lima Toko

Dengan mempertahankan kualitas donat setiap harinya, Pipin Donuts berhasil menjalankan bisnisnya hingga memiliki lima cabang.
Seorang customer yang mengantri untuk membeli Pipin Donuts, Cabang Sukabirus, Kabupaten Bandung, (08/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:09 WIB

ITB sebagai Wisata Teknologi Era Globalisasi - Bagian 2

Dalam paparan berikut sebagai lanjutan dari bagian ke-1 adalah rencana implementasi konkret untuk menjadikan Institut Teknologi Bandung (ITB).
ITB Jatinangor. (Sumber: Dok. ITB)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:50 WIB

Semangat 1955 Hidup Kembali di Kemeriahan Asia Afrika Festival 2025

Perayaan Asia Afrika Festival 2025 kembali di gelar di Kota Bandung
Suasana Perayaan Asia Afrika Festival (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:36 WIB

ACCRA, Dessert Rumahan Rasa Sultan di Bandung

Dessert rumahan dengan cita rasa sultan. ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya.
ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)