Merawat Inovasi: Kunci Keberlanjutan Gerakan Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

Henri Sinurat
Ditulis oleh Henri Sinurat diterbitkan Jumat 26 Sep 2025, 16:01 WIB
Petugas memasukan sampah organik ke dalam drum komposter di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa 15 Oktober 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Petugas memasukan sampah organik ke dalam drum komposter di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa 15 Oktober 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Setiap kali permasalahan sampah kembali muncul, gambaran yang muncul adalah gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menumpuk. Solusi yang sering muncul juga kerap berulang, jika tidak menambah armada truk sampah maka akan mencari lahan TPA yang baru. Paradigma ini terjadi di berbagai daerah. Tentunya penyelesaian sampah dengan metode ini membutuhkan biaya yang mahal dan tidak berkelanjutan.

Namun hal ini sedikit berbeda di Kota Bandung. Kota Bandung menawarkan cara yang tidak sama dengan kebiasaan lama. Data terbaru dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung menyebutkan, terdapat 466 Rukun Warga (RW) dari total lebih dari 1.500 RW yang aktif dalam program Kurang Bagikan Sampah (KBS).

Angka ini setara dengan 28-29 persen. Artinya, hampir sepertiga lingkungan di Kota Bandung telah menggeser paradigma membuang sampah menjadi mengelola langsung dari sumbernya.

Mengapa perubahan di tingkat RW ini penting? Mengutip pernyataan Plt. Kepala UPT Pengelolaan Sampah, DLH Kota Bandung, R. Ramdani di situs Bandung.go.id tanggal 14 Mei 2025, bahwa setiap hari, Kota Bandung menghasilkan sekitar 140 rit sampah.

Dari jumlah itu, sekitar 30 rit harus dikelola di dalam kota karena keterbatasan kapasitas TPA. Bayangkan biaya pengangkutan, bahan bakar, dan perawatan truk yang harus dikeluarkan untuk memindahkan gunungan sampah-sampah tersebut.

Melalui gerakan KBS, sampah akan dikelola langsung dari sumbernya di rumah tangga. Tentunya biaya itu dapat ditekan untuk meminimalisir biaya operasional. Sebagian sampah yang terpilah dengan baik akan menjadi kompos atau didaur ulang. Sehingga akan mengurangi volume yang harus diangkut ke TPA. Logikanya sederhana saja, semakin sedikit sampah yang dikirim ke TPA, maka akan meringankan beban keuangan daerah.

Inovasi Pengelolaan Sampah

Ilustrasi. Tumpukan sampah. (Sumber: Ayobandung.id)
Ilustrasi. Tumpukan sampah. (Sumber: Ayobandung.id)

Menariknya adalah gerakan pengelolaan sampah tidak berasal dari masyarakat (grassroot) dan komunitas saja. Gerakan KBS merupakan salah satu inovasi yang digagas oleh Pemerintah Kota Bandung. Gelombang inovasi lainnya juga banyak dilahirkan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Bandung sendiri. Melalui Pelatihan Struktural Kepemimpinan, puluhan konsep pengendalian sampah berhasil dirancang dan diimplementasikan.

Dokumentasi di situs Perpustakaan Pusat Pembelajaran Dan Strategi Kebijakan Talenta Aparatur Sipil Negara Nasional (Pusjar SKTAN) Lembaga Administrasi Negara, https://perpustakaan-bandung.lan.go.id/ menunjukkan betapa kayanya khazanah inovasi ini. Melalui Pelatihan Kepemimpinan Pengawas, peserta di Pusjar SK Tasnas yang berasal dari Pemerintah Kota Bandung melahirkan berbagai inovasi.

Ada program SAMBAR CEU PILAH (Sampah Habis di Sumber, Cegah, Pilah, dan Olah) di Kelurahan Sarijadi. Lalu, HOMPIMPAH (Hayu Urang Pilah dan Olah Sampah Plastik ti Imah Supados Merenah) di Kelurahan Gumuruh yang bahkan menyandang predikat terbaik. Belum lagi PA SAMOR (Pengolahan Sampah Organik) di Kelurahan Pasir Endah.

Nama-nama inovasi yang kreatif ini tidak hanya menjadi jargon dalam penyelesaian sampah. Inovasi tersebut menjadi cerminan solusi yang dapat diimplementasikan dengan kearifan budaya lokal.

Fakta ini penting untuk dicermati. Sering kali, inovasi dianggap rumit dan berbiaya mahal. Namun, Bandung membuktikan bahwa birokrasi punya kemampuan untuk melahirkan terobosan-terobosan baru. ASN yang sehari-hari berhadapan dengan masalah riil, didorong untuk menjadi bagian dari solusi.

Tantangan Keberlanjutan

Warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani mengadaptasi pola penyelesaian sampah tanpa harus melakukan pengiriman ke TPA. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani mengadaptasi pola penyelesaian sampah tanpa harus melakukan pengiriman ke TPA. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)

Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan inovasi dalam pengelolaan sampah. Namun tantangan yang dihadapi adalah menjamin keberlangsungan program-program yang sudah berjalan. Inovasi seperti SAMBER CEU PILAH atau HOMPIMPAH telah membuktikan bahwa solusi itu ada. Namun, inovasi-inovasi itu bisa saja terhenti atau bahkan layu sebelum berkembang. Inovasi hanya menjadi laporan administrasi dan tersimpan di ruang arsip.

Tantangan terbesar justru datang setelah inovasi diluncurkan. Dibutuhkan kolaborasi antar stakeholder untuk memastikan program tidak jalan di tempat. Inovasi yang telah lahir tidak bergantung pada satu atau dua figur kunci saja. Siapapun aparatur yang akan menduduki jabatan terkait, diharapkan mampu melanjutkan inovasi yang sudah ada. Sehingga inovasi pengelolaan sampah akan berlangsung secara berkelanjutan dan memberi manfaat luas.

Merawat setiap inovasi yang sudah tumbuh, bukan hanya untuk membersihkan Bandung, tetapi juga untuk menjadi contoh bahwa mengelola sampah dengan lebih bijak adalah keniscayaan bagi semua daerah di Indonesia. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Henri Sinurat
Tentang Henri Sinurat
Analis Kebijakan Pusat Pembelajaran Dan Strategi Kebijakan Talenta Aparatur Sipil Negara Nasional Lembaga Administrasi Negara
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:36 WIB

ACCRA, Dessert Rumahan Rasa Sultan di Bandung

Dessert rumahan dengan cita rasa sultan. ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya.
ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)