AYOBANDUNG.ID -- Bandung kembali menegaskan reputasinya sebagai kota kreatif yang melahirkan pelaku usaha tangguh. Salah satu kisah sukses terbaru datang dari CV Bechips Indonesia, sebuah UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Barat yang berhasil menembus pasar ekspor Jepang secara mandiri melalui kerja sama strategis dengan Sariraya Ltd.
Berbasis di Kota Bandung, Bechips dikenal sebagai produsen camilan sehat berbahan baku lokal dari sektor pertanian dan perikanan. Produk unggulannya seperti keripik pisang, keripik talas, tempe chips, dan keripik ikan khas Jawa Barat telah merambah berbagai kota di Indonesia melalui skema distribusi B2B. Kini, Bechips memperluas jangkauan ke mancanegara, termasuk Jepang, Taiwan, Malaysia, Australia, Belanda, dan Belgia.
Keberhasilan ekspor Bechips tidak terjadi secara instan. Di balik pencapaian ini terdapat pendampingan intensif dari Bank Indonesia Jawa Barat melalui program onboarding UMKM Unggulan 2024. CV Bechips Indonesia mendapatkan pelatihan pengelolaan toko online di e-commerce dan marketplace, pencatatan keuangan sistematis dengan aplikasi SIAPIK, serta fasilitasi akses ke pembeli internasional melalui Indonesia SME Hub.
Tak hanya pelatihan teknis, Bechips juga dibekali pemahaman mendalam tentang regulasi ekspor, sertifikasi, dan standar kualitas negara tujuan. Pendampingan ini menjadi fondasi penting bagi Niko Saputra, pemilik Bechips, dalam meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Berbagai bimbingan teknis dan pendampingan terarah, mulai dari peningkatan kapasitas, pemenuhan standar, hingga penguatan akses pasar, memperkuat tekad Niko untuk terus mengembangkan kualitas produk camilan khas Indonesia agar mampu bersaing secara global.
"Alhamdulillah produk kita ini bisa terbukti eksis dan bertahan di sana. Dan terbukti juga produknya diminati baik oleh masyarakat kita yang ada di sana, diaspora, atau juga oleh masyarakat lokal Jepang. Jadi ini adalah sebagai salah satu contoh aja bahwa produk UMKM kita tuh sebenernya, kalau kita mau seriusin dengan baik walaupun skalanya UMKM, tapi kita tuh bisa bersaing di pasar global," ungkap Niko.
Didirikan pada 2015 sebagai usaha kecil di bidang perdagangan ritel, Bechips mengalami transformasi besar pada 2018 dengan fokus sebagai produsen camilan inovatif berbasis bahan lokal. Visi Bechips adalah menjadi produsen dan eksportir terpercaya yang mengangkat kekayaan kuliner Indonesia ke panggung internasional.

“Ekspor ke Jepang ini adalah ekspor ke sembilan kami. Awalnya itu kita mulai ekspor ke Jepang di November 2023, dan itu posisinya kita ekspor trial atau untuk uji coba dulu. Alhamdulillah tahun 2024, dalam setahun ada tiga kali pengiriman dan tahun ini yang kelima. Jadi total pengiriman itu sudah sembilan kali,” jelas Niko.
Nilai ekspor kali ini mencapai sekitar Rp250 juta dengan volume 19.400-an produk. Menurut Niko, pasar Jepang cenderung menyukai camilan asin, gurih, dan pedas, termasuk varian inovatif seperti batagor chips yang mengangkat cita rasa khas Indonesia.
“Produk yang paling diminati di sana itu produk-produk yang asin dan pedas. Mereka tuh tertarik sama produk-produk, bahkan snack-snack tradisional kayak yang batagor juga, mereka tuh excited untuk produk-produk tradisional kita,” tambahnya.
Keberhasilan Bechips menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara inovasi pelaku usaha dan dukungan institusi mampu melahirkan kisah sukses inspiratif. Bechips kini menjadi contoh UMKM lokal yang bertransformasi menjadi pemain global, membawa cita rasa Nusantara ke meja konsumen internasional.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi, turut mengapresiasi pencapaian Bechips. Fajarini mengakui bahwa Bechips juga merupakan UMKM binaan Kementerian Perdagangan yang telah didampingi sejak awal, mulai dari peningkatan kualitas produksi hingga difasilitasi business matching dengan buyer Jepang.
“Tentu ini juga menjadi motivasi bagi UMKM Indonesia bahwa menjadi UMKM ekspor itu bukan sesuatu yang impossible, bisa dilakukan, dan tentu harus punya keinginan yang kuat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur, menyampaikan bahwa ekspor Bechips merupakan langkah penting dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal. Ia menekankan tiga pilar utama dalam pengembangan UMKM yakni korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan.
“Kalau secara kelembagaan tidak kuat, maka tidak mungkin dia nanti akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Kita bersama-sama, dari provinsi, dari Bank Indonesia, dari Kementerian selalu meningkatkan kompetensi UMKM kita, supaya mereka bisa tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan, bagaimana cara memenuhinya agar barang kita bisa dijual di sana,” jelas Nur.
Ia juga menyoroti pentingnya pembiayaan sebagai faktor krusial dalam pertumbuhan UMKM. “Di dunia modern sekarang tidak kecil lah kemungkinannya sebuah usaha yang akan tumbuh dan berkembang, tidak tersentuh oleh bank. Karena tentu untuk bisa tumbuh lebih cepat membutuhkan pembiayaan,” tambahnya.
Nur berharap keberhasilan Bechips dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Jawa Barat untuk naik kelas, dari kelompok subsisten menjadi UMKM potensial, sukses, go digital, hingga ekspor. “Kalau Pak Niko bisa, kenapa teman-teman yang lain nggak bisa? Kita punya kesempatan yang sama tentunya,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Nining Yuliastiani, turut menyoroti pentingnya kontribusi ekspor Jawa Barat dalam mendukung perekonomian nasional. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2025 mencapai 5,23%, di atas rata-rata nasional, dengan pertumbuhan c-to-c sebesar 2,33%.
“Kalau ekspor, Jawa Barat ini merupakan provinsi yang memberikan kontribusi terbesar dalam kerangka ekspor Indonesia, kita sampai kepada posisi kontribusinya 13,85% dari ekspor seluruh Indonesia,” ujar Nining.
Ia menambahkan, ekspor non-migas Jawa Barat pada semester I 2025 telah mencapai 18,51 miliar USD, dengan surplus perdagangan lebih dari 13,6 miliar USD atau setara 64% dari total surplus perdagangan nasional.
Meski 98% ekspor Jawa Barat masih didominasi industri manufaktur, sektor pertanian dan IKM mulai menunjukkan geliat. “Apa yang dicapai oleh Pak Niko ini merupakan langkah kerja yang kontributif dari berbagai sektor. Kami mendukung keberadaan CV Bechips sejak awal melalui Export Coaching Program dan partisipasi di Trade Expo Indonesia. Ini membuka peluang agar IKM kita bisa dikenal di pasar global,” jelas Nining.
Keberhasilan ekspor Bechips juga diharapkan berkontribusi dalam mendorong ekspor Jawa Barat yang pada Triwulan II 2025 tumbuh positif sebesar 0,63% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,25% (yoy). Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dan K/L lainnya akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi guna mendukung target pertumbuhan ekspor Indonesia sekitar 7% pada 2025.
"Kami berharap makin banyak UMKM di Jawa Barat yang termotivasi untuk meningkatkan aspek 5K (Kualitas, Kuantitas, Kapasitas, Kontinuitas, Kemasan) dan 2S (Standarisasi dan Sertifikasi) sehingga semakin berdaya saing di pasar internasional," pungkas Nur.
Link pembelian produk UMKM Kuliner dari Bechips: