Bandung Menjelang Sore di Kawasan Kopo Area

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Kamis 25 Sep 2025, 17:17 WIB
Kemacetan di Kawasan Kopo, Senin, 22 September 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Kemacetan di Kawasan Kopo, Senin, 22 September 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Kemacetan memang permasalahan yang cukup krusial di Kota Bandung. Maraknya dealer yang menawarkan motor dengan angsuran murah membuat sebagian masyarakat terbuai untuk memilikinya. Memiliki motor bukan lagi berdasarkan kebutuhan mendesak untuk menunjang mobilitas tapi memenuhi gaya hidup malas.

Saya sering memperhatikan dalam satu anggota keluarga terdapat ayah, ibu dan kedua anak. Sebetulnya yang membutuhkan motor untuk mobilitas bekerja adalah sang ayah tapi ibu yang berdiam diri di rumah juga punya motor yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang sebetulnya bisa dijangkau dengan jalan kaki karena jaraknya yang hanya 500 m hingga 1 km.

Kemudian kedua anak yang masih di bawah umur juga memiliki motor yang digunakan untuk berangkat sekolah. Tak hanya itu motor juga digunakan untuk bepergian saat bermain dengan teman-teman. Kondisi inilah yang menurut saya sebagai salah satu peyumbang kemacetan di jalanan.

Dilansir dari ayobandung.com terdapat 8 jalan di ibu kota Jawa Barat yang seringkali terdampak macet dan yang salah satunya ada di Jalan Raya Kopo. Beberapa faktor seperti banyaknya jumlah pabrik, pasar dan jalanan yang berukuran kecil.

Saya setuju dengan pemaparan tersebut karena saya pribadi saat SMK sering kali melintasi kawasan tersebut menuju sekolah. Menurut saya Jalan Raya Kopo termasuk jalan yang sangat kompleks dengan permasalahan. Selain kemacetan, sejumlah jalan kopo tidak memiliki drainase air yang baik sehingga sering terdampak banjir saat hujan. Beberapa persimpangan jalan yang terdapat di kopo juga ikut memperparah hal ini.

Misalnya saat melintasi Biz Park Kopo yaitu kawasan pergudangan komersial multiguna. Keluar-masuknya mobil besar atau truk ke dalam kawasan tersebut akan memperlambat arus kendaraan yang berjalan dari kopo menuju soreang begitu juga sebaliknya.

Tidak jauh sekitar 100 meter terdapat Rumah Sakit Santosa Kopo yang menjadi penyumbang kemacetan. Di antara hilir mudik karyawan yang bergantian shift, sejumlah keluarga pasien yang menyebrang untuk membeli makanan, terpakirnya motor bagi pengguna jalan yang berhenti sejenak untuk membeli makanan pedagang kaki lima juga keluar-masuknya kendaraan menuju rumah sakit tersebut.

Menuju persimpangan Cibolerang pun tak kalah padat karena banyak anak sekolah dan karyawan pabrik yang bubaran saat sore hari. Kemudian menuju tol kopo kemacetan semakin tak terbendung. Kepadatan lalu lintas tak hanya dipenuhi oleh sejumlah kendaraan pribadi, motor atau angkot tapi sejumlah kendaraan truk dengan muatan sangat besar. Saking besarnya kadang saya bergidik ngeri saat melintasi jalanan kecil yang padat dengan kendaraan.

Kemacetan akan terus berlangsung hingga kawasan Miko Mall dan pasar sayati yang tentu lebih kompleks lagi dengan jumlah pengunjung ke sentra perbelanjaan. Sementara menuju jalan Margahayu biasanya kemacetan mengikuti jam bubaran anak sekolah.

Minimnya penghijauan di kawasan ini juga menjadi bumbu kemacetan yang sangat getir. Di tengah krisis lingkungan cuaca jadi tak menentu, cahaya matahari yang terpantul ke bumi menyengat begitu panas mengenai kulit.

Jika di daerah atas seperti Dago, Lembang dan Cimenyan-- Bandung menjelang sore disuguhkan warna senja yang dianggap romantis bagi sepasang kekasih.

Baca Juga: Solusi Kemacetan, Batasi Konsumtif Kendaraan Roda Dua atau Pelebaran Jalan Raya?

Bandung menjelang sore di Kopo Area tak lebih seperti perayaan pesta pora. Riuh dan meriah oleh sejumlah suara knalpot kendaraan, bergumulnya suara-suara keluhan kecil yang ingin segera sampai tujuan, berpeluh karena panasnya suhu udara hingga mengeluarkan aroma yang tidak nyaman bagi penciuman hingga perselisihan kecil di antara pengguna jalan yang tidak mau untuk saling mengalah.

Sampai kapan pun Kopo menjelang sore akan seperti itu, selama sejumlah kendaraan tidak dikurangi, selama jalan tak kunjung mendapat pelebaran dan minimnya penertiban jalan oleh petugas yang bersangkutan. Dan kemacetan bukan hanya masalah pemerintahan tapi kesadaran masyarakat juga mesti jadi penyumbang terhadap penyelesaiannya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 18:26 WIB

Bungkushin: Rasa Jepang yang Hangat di Tengah Riuhnya Cihapit

Rekomendasi cafe Jepang murah.
Makanan Bungkushin (Foto: Ananda)
Ayo Biz 12 Nov 2025, 17:37 WIB

Bandung dan Krisis Sunyi: Menyuarakan Kesadaran Kesehatan Mental di Kota Urban

Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif.
Kesehatan mental yang baik berarti batin tenteram, pikiran jernih, dan emosi terkendali. Tanpa itu, aktivitas sehari-hari bisa terganggu, relasi sosial merenggang, bahkan muncul perilaku destruktif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:35 WIB

Ketika Panggilan 'Sayang' Hanya Bagian dari Jobdesk: Dramaturgi para Ladies Companion (LC)

Menyeruak dunia para LC yang dipenuhi stigma negatif.
Ilustrasi Ladies Companion (LC). (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 12 Nov 2025, 16:21 WIB

Aroma Kopi di Bawah Tegakan, Cibulao dan Gerakan Menyulam Hutan

Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga.
Pola agroforestry memberi ruang bagi pohon kopi tumbuh di bawah tegakan, menjaga kelembapan tanah, sekaligus memberi penghasilan bagi warga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 16:00 WIB

Bermula Rumah Pribadi Menjadi Museum sebagai Warisan Seni yang Menginspirasi

Museum yang didirikan untuk menghormati dan melestarikan karya Srihadi yang inspiratif dalam dunia seni lukis.
Pengunjung menikmati dan mengabadikan hasil karya Srihadi, Sabtu 01 November 2025, Ciumbuleuit, Kecamatan Cicadap, Kota Bandung (Sumber: Sela Rika | Foto: Sela Rika)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:26 WIB

Dari Usaha Donat Rumahan hingga Berhasil Memperluas Jangkauan ke Lima Toko

Dengan mempertahankan kualitas donat setiap harinya, Pipin Donuts berhasil menjalankan bisnisnya hingga memiliki lima cabang.
Seorang customer yang mengantri untuk membeli Pipin Donuts, Cabang Sukabirus, Kabupaten Bandung, (08/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 15:09 WIB

ITB sebagai Wisata Teknologi Era Globalisasi - Bagian 2

Dalam paparan berikut sebagai lanjutan dari bagian ke-1 adalah rencana implementasi konkret untuk menjadikan Institut Teknologi Bandung (ITB).
ITB Jatinangor. (Sumber: Dok. ITB)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:50 WIB

Semangat 1955 Hidup Kembali di Kemeriahan Asia Afrika Festival 2025

Perayaan Asia Afrika Festival 2025 kembali di gelar di Kota Bandung
Suasana Perayaan Asia Afrika Festival (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 14:36 WIB

ACCRA, Dessert Rumahan Rasa Sultan di Bandung

Dessert rumahan dengan cita rasa sultan. ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya.
ACCRA di Kota Bandung siap memanjakan lidah lewat mochi cheesecake dan tiramisu legendarisnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 13:34 WIB

Hikayat Kasus Reynhard Sinaga, Jejak Dosa 3,29 Terabita Predator Seksual Paling Keji dalam Sejarah Inggris

Kasus Reynhard Sinaga mengguncang dunia. Pria asal Depok itu menyimpan rahasia kelam. Di penjara Wakefield, ia menua bersama 3,29 terabita dosa yang tak bisa dikompresi.
Reynhard Sinaga.
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 12:45 WIB

Menyelami Makna di Balik Mereka(h), Wisata Rasa dan Imajinasi di Tengah Ruang Seni

Tak hanya untuk pecinta seni, Grey Art Gallery mengundang siapa pun yang ingin menikmati keindahan.
Suasana pengunjung Grey Art Gallery yang menjadi bagian dari cerita mereka yang perlahan merekah, 4 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Mutiara Khailla Gyanissa Putri)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)