Dari Gerobak ke Ikon Kuliner Kota Bandung, Perjalanan Inspiratif Abah Cireng Cipaganti

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 08 Jul 2025, 17:51 WIB
Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung. (Sumber: Cireng Cipaganti)

Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung. (Sumber: Cireng Cipaganti)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah hiruk-pikuk kuliner Kota Bandung, ada satu nama yang tidak lekang oleh waktu yakni Cireng Cipaganti. Sejak 1990, kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian kuliner legendaris Kota Bandung.

Di balik gurihnya cireng legendaris itu tersimpan kisah perjuangan seorang lelaki sederhana yang tak pernah lelah menjemput rezeki dengan hati. Adalah Abah, tokoh inspiratif sekaligus pencipta dan penjaga cita rasa Cireng Cipaganti.

Bagi abah, resep Cireng Cipaganti lebih dari sekadar campuran bahan. Resep itu adalah warisan rasa yang dijaga penuh cinta. Alhasil rahasia cita rasanya tidak pernah berubah dari pertama hadir hingga detik ini,

“Kami mengutamakan kualitas bagi konsumen terutama soal bumbu di dalam cireng,” ujar Abah kepada Ayobandung.

Cireng Cipaganti. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Cireng Cipaganti. (Sumber: Cireng Cipaganti)

Abah memulai usahanya bermodalkan semangat dan keyakinan bahwa rasa adalah segalanya. Terbukti, bukan hanya warga Bandung yang jatuh cinta. Pelanggan dari luar kota seperti Jakarta rela datang jauh-jauh hanya untuk mencicipi Cireng Cipaganti.

Dari hanya bermodal gerobak sederhana, cireng buatan Abah kini disantap oleh kalangan luas, dari masyarakat biasa hingga pejabat negara. Mereka tak sekadar membeli makanan, mereka menyambangi cerita hidup seorang Abah.

“Setiap ditanya, mereka (pengunjung) sengaja datang ke sini. Hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri buat saya karena Cireng Cipaganti bisa diterima konsumen,” tuturnya penuh syukur.

Fenomena unik pun terjadi. Meski hanya camilan kaki lima, banyak pelanggan yang datang dengan mobil mewah seperti Ferrari dan Force pun pernah terparkir di depan lapaknya. Hal ini membuat Cireng Cipaganti bukan sekadar jajanan, tapi simbol cita rasa lintas kelas sosial.

Cireng Cipaganti (Sumber: Cireng Cipaganti)
Cireng Cipaganti (Sumber: Cireng Cipaganti)

Tapi bagi Abah, keistimewaan Cireng Cipaganti bukan pada siapa yang membeli, melainkan pada rasa yang mampu menyatukan berbagai lapisan.

“Alhamdulillah, meskipun ini makanan kampung tapi yang beli menengah ke atas,” ungkap Abah bangga.

Salah satu kekuatan bisnis Abah adalah keterbukaannya terhadap masukan. Misalnya, pengemasan cireng yang sempat menggunakan cup modern, hasil ide langsung dari pelanggan. Menurut Abah, inovasi tersebut penting demi kenyamanan dan pengalaman yang lebih baik.

Usaha yang dirintis Abah ini pun bukan hanya mendatangkan rezeki, tapi juga mengubah hidup. Ia berhasil menyekolahkan sembilan anak hingga jenjang universitas, sebuah pencapaian luar biasa dari jualan kuliner lokal.

Oleh karena itu bagi Abah, Cireng Cipaganti ini bukan hanya menopang bisnis, ia menopang harapan. Keberhasilan bisnisnya itu bukan cuma pencapaian ekonomi, tapi kisah tentang cinta dan ketekunan seorang ayah.

“Banyak anak, banyak rezeki. Istri subur tidak kekurangan,” ucapnya, menggambarkan filosofi hidup yang penuh syukur.

Cireng Cipaganti kini merambah ke mal, swalayan, dan marketplace, menyatu dengan ekosistem kuliner modern. Bahkan saat perayaan 200 tahun Kota Bandung, cireng ini diresmikan Pemkot sebagai salah satu ikon kuliner Bandung.

“Cireng Cipaganti masuk salah satu kuliner kaki lima yang jadi ikon khas,” kata Abah.

Cireng Cipaganti (Sumber: Cireng Cipaganti)
Cireng Cipaganti (Sumber: Cireng Cipaganti)

Sekadar informasi, Cireng Cipaganti membuka lapaknya setiap hari dari pukul 13.00 hingga 20.00 WIB, menjadikan sore hingga malam sebagai waktu terbaik untuk menikmati gurihnya camilan legendaris ini.

Kepercayaan konsumen juga dijaga melalui sertifikasi halal dari MUI dan izin P-IRT No. 2063273011807, bukti bahwa higienitas dan keamanan pangan menjadi prioritas utama Abah.

Soal harga, Abah tetap mempertahankan aksesibilitas bagi berbagai kalangan. Sepuluh potong cireng matang dibanderol mulai dari Rp18.000 hingga Rp27.000, membuatnya tetap bersahabat di kantong tanpa mengurangi kualitas rasa.

Pilihan rasa pun sangat beragam, dari cireng sambal kacang yang pedas menggoda, cireng isi keju dan kornet yang cocok untuk penggemar rasa gurih creamy, hingga varian sosis dan abon yang menambah kaya tekstur. Tak ketinggalan, tersedia juga jajanan pendamping khas Bandung seperti cilok dan kerupuk seblak untuk memuaskan selera lokal.

Bagi yang ingin langsung merasakan keaslian dan kehangatan Cireng Cipaganti, cukup arahkan langkah ke Jalan Cemara Selatan No. 305, Kota Bandung atau di samping SPBU Cipaganti, tempat di mana cita rasa dan cerita hidup bertemu dalam satu gigitan.

Informasi Cireng Cipaganti

Instagram: https://www.instagram.com/cirengcipaganti

WhatsApp: 081321681717

Alternatif kuliner serupa: https://s.shopee.co.id/20kJDo6Gym

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)