Dari Meja Makan Keluarga ke Hutan Sushi: Perjalanan Angga Menciptakan Rasa Baru di Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Sabtu 05 Jul 2025, 14:42 WIB
Menu Sundanese Sushi di Sushinomori. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Menu Sundanese Sushi di Sushinomori. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di rumah keluarga Angga Nugraha Iswan, sushi bukan sekadar hidangan asing dari negeri seberang. Sejak kecil, Angga mengenalnya sebagai makanan favorit di setiap momen kebersamaan.

Gulungan nasi berbalut nori yang dinikmati bersama ayah, ibu, dan saudara-saudaranya pelan-pelan menanamkan kecintaan pada kuliner Jepang yang kelak menjelma menjadi jalan hidupnya.

"Sushi itu sebetulnya makanan kegemaran keluarga besar saya," ujar Angga saat ditemui Ayobandung.

Dari situ keinginan Angga muncul untuk menghadirkan pengalaman serupa ke orang lain, tapi dengan rasa yang dekat dengan rumah.

Keinginan itu tak hanya berakhir sebagai cita-cita masa kecil. Pada Juni 2019, Angga merealisasikannya dalam bentuk Sushinomori, sebuah restoran sushi yang tak hanya menjual rasa, tapi juga cerita dan suasana. Terletak di Jalan Martadinata, Kota Bandung, restoran ini menyuguhkan pengalaman menyantap sushi dalam suasana layaknya hutan bambu.

"Nama 'Sushinomori' artinya Hutan Sushi. Konsep restorannya dibuat melingkar, tanpa tangga, dengan dedaunan menjuntai seperti masuk ke dunia baru," jelas Angga.

Berbekal kecintaan pada sushi dan naluri bisnis yang tajam, Angga menyadari satu hal yakni untuk bertahan di pasar kuliner Bandung yang kompetitif, perlu ada sentuhan lokal yang membedakan.

Maka lahirlah gagasan Sundanese Sushi, gulungan sushi yang memadukan teknik Jepang dengan bahan-bahan khas Tanah Sunda.

Menu Sundanese Sushi di Sushinomori. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Menu Sundanese Sushi di Sushinomori. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

"Sundanese sushi ini bentuk layaknya sushi tapi komposisinya makanan Sunda. Kayak genjer oncom, kangkung crispy, karedok leunca, dan bacem crispy tapi tetap pakai nori dan disajikan seperti sushi biasa," katanya.

Empat menu khas yaitu genjer oncom sushi roll, kangkung crispy sushi roll, pesta karedok leunca sushi roll, dan bacem crispy sushi roll menjadi bukti nyata bahwa warisan rasa lokal bisa dibungkus dengan estetika global.

"Sebelumnya menu Sundanese ini kita uji rasa dan responsnya positif," tambahnya.

Tak hanya memikat dari sisi rasa, menu ini juga dirancang agar tetap ramah di kantong. Dengan harga mulai Rp20.000 hingga Rp35.000, Angga ingin memperluas akses terhadap sushi tanpa mengorbankan kualitas.

"Hampir semua bahan sushi di sini gak semua import karena mengejar harga yang terjangkau. Tapi dari segi rasa kita jamin enak dan kualitasnya gak kalah sama yang lain," ujarnya.

Namun Sushinomori bukan hanya soal makanan. Bagi Angga, tempat ini harus menjadi ruang berkumpul, berkisah, dan berinteraksi.

Selain sajian sushi, restoran ini juga menjadi tempat berlangsungnya acara komunitas Jepang, pertunjukan, bahkan perayaan pernikahan dan arisan.

"Kalau masuk ke sini, dimulai dari lorong ada pesan tersembunyi. Kisah ini kalau keliling restoran akan ditemukan potongan-potongan ceritanya. Sengaja dibikin melingkar juga karena kalau kita masuk ke sini seperti masuk ke dunia baru," katanya.

Dengan kapasitas hingga 300 orang, fasilitas lengkap, serta pendekatan visual yang memukau, tak heran jika ibu-ibu menjadi target utama. Bagi Angga, merekalah yang menentukan ke mana keluarga akan bersantap.

"Target pasar sebenernya ibu-ibu. Karena kalau ibu-ibu itu sering rombongan," ujarnya.

Dalam gulungan sushi yang tampak sederhana, ada impian, keberanian bereksperimen, dan keberpihakan pada budaya lokal.

Di situlah letak keistimewaan Sushinomori khususunya menu Sundanese Sushi yang digagas Angga, menjadikan makanan bukan sekadar konsumsi, tapi juga cara untuk merayakan identitas.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 08 Okt 2025, 20:03 WIB

Kolaborasi Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai Resep Jitu Mencetak Birokrasi Kelas Dunia

Sinergi ini mengubah pelatihan konvensional menjadi ekosistem belajar dinamis menuju birokrasi kelas dunia
Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 18:33 WIB

Belajar Mengenal Obat Anti Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Ibu hamil adalah kelompok yang tidak boleh sembarang dalam memilih obat ketika terdapat keluhan.
Dalam beberapa kondisi, ibu hamil juga sering mengeluhkan sakit kepala, sakit gigi atau demam. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB

Studi Agama di Dunia Sunda

Sunda terbuka dan plural, tempat berbagai agama hidup berdampingan.
Pojok Barang-Barang Antik di Pasar Cikapundung, Kota Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 15:03 WIB

Oleh-Oleh dari Bengkel Rancage 'Ngarang Carita Pondok'

Acara ini merupakan rangkaian atau kelanjutan dari Pasanggiri Ngarang Carpon 2025 (Sayembara Menulis Cerpen 2025).
Pasanggiri Ngarang Carpon 2025. (Sumber: Youtube/SundaDigi)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 13:27 WIB

Memberikan Bantuan Cuma-Cuma malah Membentuk Mental 'Effortless'

Memberikan bantuan cuma-cuma akan membentuk mental effortless pada masyarakat.
Masyarakat mengunjungi KDM untuk meminta bantuan dan menyampaikan keluhan. (Sumber: Tiktok | Kang Dedi Mulyadi)
Ayo Jelajah 08 Okt 2025, 12:42 WIB

Sejarah Bandung Jadi Ibu Kota Hindia Belanda, Sebelum Jatuh ke Tangan Jepang

Di awal Maret 1942, Bandung berubah jadi ibu kota darurat Hindia Belanda. Tapi hanya empat hari, sebelum Jepang menutup kisah kolonial itu selamanya.
Jalan Raya Pos di Bandung tahun 1938 (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 09:01 WIB

Ambang Sakral: Modal Awal Memahami Agama di Mata Eliade

Inilah modal awal kita untuk memahami agama lewat mata Mircea Eliade.
Matahari, Pohon, dan Sawah di Baleendah, Kabupaten Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Biz 08 Okt 2025, 07:10 WIB

Ayobandung.id Raih Penghargaan Kategori Mitra Pendukung Local Media Summit 2025

Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit.
Setelah melewati rangkaian tahap penjaringan, Ayobandung.id meraih penghargaan pada ajang Local Media Summit 2025 kategori mitra pendukung local media summit. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 19:32 WIB

Saatnya Pembaca Buku Bertransformasi Menjadi Bookfluencer

Bookfluencer merupakan salah satu program untuk memperkenalkan dan mengasah minat pembaca buku.
Grand Opening Bookfluencer 2025 (Sumber: Salman ITB)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 17:02 WIB

Hikayat Odading Mang Oleh, Legenda Internet Indonesia di Masa Pandemi

Odading Mang Oleh dan Ade Londok pernah bikin gempar setelah viral pada 2020 lalu. Tapi ketenaran mereka cepat tersapu digulumg waktu, menyisakan hanya ruang nostalgia.
Video viral Odading Mang Oleh dari Ade Londok yang bikin heboh pada September 2020.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 16:07 WIB

Yang Bisa Kita Pelajari dari Ajaran (Penghayat) Kepercayaan

Refleksi tentang eksistensi, tiga ajaran pokoknya, dan pentingnya perbuatan nyata.
Sesajen pada Peringatan Hari lahir Pancasila (1 Juni 2021) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 15:22 WIB

Kue Balok Legendaris ‘Unen’ Soreang ‘Keukeuh Peuteukeuh’ dengan Originalitas Rasa

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi.
Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 14:14 WIB

Kesalahpahaman di Balik Taat dan Kata 'Khidmat'

Khidmat pada guru sering berujung pada perilaku kesewenang-wenangan yang mereka lakukan kepada muridnya atas nama ketaatan dan pengabdian.
Ilustrasi Santri Mencium Tangan Kiyai (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 12:21 WIB

Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Makanan Bergizi Gratis pada pelaksanaanya masih mengandung banyak kendala yang dihadapi.
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 11:48 WIB

Drama Pelarian Macan Tutul Lembang, dari Desa di Kuningan ke Hotel Sukasari

Macan tutul kabur dari Lembang Park and Zoo bikin geger Bandung. Dari pelarian misterius hingga penangkapan dramatis di hotel Sukasari.
Macan tutul di Hotel Sukasari Bandung yang diduga merupakan satwa kabur dari Lembang Park & Zoo.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB

'Lintas Agama' ala Sunda

Kata-kata ini membangun jembatan antara gagasan global dan kearifan lokal.
Lukisan Tembok di Joglo Keadilan, YSK, Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 08:20 WIB

Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Perempuan di Titik Nol adalah karya Nawal El-Sadawi seorang dokter dari negara Mesir.
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)