AYOBANDUNG.ID -- Tidak semua brand lahir dari visi yang jelas sejak awal. Bagi Errin Ugaru, nama yang kini dikenal sebagai pelopor gaya edgy dalam busana muslim, proses membangun bisnis fesyen adalah perjalanan penuh eksplorasi, ketekunan, dan keberanian.
Di balik koleksi serba hitam dan bahan kulit yang khas, ada cerita tentang transformasi ide dan pencarian jati diri kreatif yang dirangkai perlahan oleh sang founder.
“Tante Errin itu bukan sekadar desainer. Dia itu visioner yang tahu betul apa yang ingin dia sampaikan lewat setiap potong busana,” ungkap Petri Anika, Asisten Brand Fesyen Errin Ugaru kepada Ayobandung.
Brand Errin Ugaru resmi berdiri pada tahun 2009, namun Petri mengakui bahwa pada tahap awal, gaya rancangan Errin masih dalam proses pencarian.
“Di awal-awal itu masih nyari-nyari style yang cocok dengan karakter Tante Errin sebagai owner sekaligus designer kami,” cerita Petri.

Transformasi terjadi perlahan, hingga pada 2011, karakter desain mulai menemukan bentuknya. Cutting yang tegas, pemilihan bahan yang berani seperti kulit, dan proporsi pundak yang tajam menjadi elemen khas yang mengokohkan identitas brand.
Bagi Errin, desain bukan sekadar estetika. Ia ingin menjadikan busana sebagai simbol kekuatan perempuan. “Konsep kami adalah merayakan sisi kuat perempuan. Ada kelembutan, tapi juga power yang nggak kalah penting,” kata Petri.
Nama "Errin Ugaru" bukanlah kebetulan. Errin adalah nama sang desainer, sementara "Ugaru" adalah akronim dari "Urang Garut", mengacu pada akar budaya Errin yang berasal dari daerah tersebut.
Filosofi lokal ini, kata Petri, memberikan napas otentik dalam narasi brand yang kini tampil di panggung mode nasional.
“Errin itu nama founder kami. Ugaru adalah singkatan dari ‘Urang Garut’, karena Tante Errin berasal dari sana,” jelas Petri.
Desain gelap nan edgy yang identik dengan brand ini pun bukan untuk membentuk kesan gotik atau kelam, melainkan ingin menunjukkan bahwa warna-warna gelap dapat menciptakan gaya yang kuat dan mengagumkan.
“Tante Errin ingin menunjukkan kalau warna-warna gelap itu bisa dipadupadankan menjadi style yang mengagumkan dan beda,” tegas Petri.

Tak hanya itu, salah satu elemen yang konsisten muncul di setiap koleksi adalah ritsleting. Zipper bukan hanya fungsi, melainkan bagian dari narasi visual brand Errin Ugaru.
“Tante Errin suka banget sama material ritsleting. Di semua koleksi pasti ada zipper, itu semacam identitas desain,” ungkap Petri.
Selain itu, penggunaan teknik layering jadi ciri khas terbaru. Banyak koleksi yang terlihat kompleks, padahal secara teknis hanya terdiri dari dua lapisan utama.
Konsep play pieces memberi keleluasaan pada pemakai untuk mengekspresikan diri dengan berbagai kombinasi. Tak berhenti di gaya gelap, Errin juga berani menjelajahi palet warna terang dalam tema seasonal.
“Contohnya di koleksi summer, Tante Errin eksplor gabungan warna gelap dengan terang. Tapi tetap ada benang merahnya,” ungkap Petri.

Bagi Petri, proses membangun brand Errin Ugaru bukan hanya soal fashion show atau koleksi, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap karakter desain yang unik dan konsisten.
Brand ini perlahan dikenal sebagai rumah bagi perempuan muslim yang ingin tampil berani namun tetap modest. Prosesnya tidak instan, dari pencarian gaya, eksplorasi desain, hingga penegasan identitas yang kini melekat kuat.
Informasi Errin Ugaru
Instagram: https://www.instagram.com/errin_ugaru
Order by WA: 081214901233