Kupat Tahu 99 Padalarang: Tempat Sarapan Bersejarah yang Menggugah Selera

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Rabu 09 Jul 2025, 13:36 WIB
Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)

Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)

AYOBANDUNG.ID -- Setiap pagi, deretan warung sederhana di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, selalu ramai dikunjungi warga. Para pemburu sarapan memenuhi kursi-kursi di jongko-jongko penjaja kupat tahu yang sudah berdiri puluhan tahun lalu.

Kawasan ini memang dikenal sebagai 'Kampung Kupat Tahu' di Kabupaten Bandung Barat. Salah satu warung yang paling legendaris adalah 'Kupat Tahu Padalarang 99'

Warung tersebut terletak di Jalan Raya Togog, Kampung Pos Kidul. Warung ini kerap diserbu pengunjung dari berbagai daerah, baik warga lokal maupun pengendara luar kota yang melintasi jalur Bandung-Cianjur.

“Kalau lewat sini pasti mampir. Kupat tahunya ringan tapi tetap bikin kenyang,” ujar Diki, pengunjung asal Cianjur yang hendak menuju Buah Batu.

Ia mengaku lebih memilih kupat tahu ketimbang sarapan nasi karena lebih cocok untuk perjalanan jauh.

Menurutnya, yang membuat kupat tahu di sini berbeda adalah kuahnya. Tak seperti versi populer di Tasikmalaya yang menggunakan bumbu kacang dan toge, kupat tahu Padalarang justru disajikan dengan kuah santan kental.

Bahkan kupat tahu di sini beraroma rempah dan cabai, serta dilengkapi mie soun. Rasanya gurih, pedas, dan sangat khas, membuat pengunjung datang lagi dan lagi.

Dengan harga Rp12 ribu sampai Rp25 ribu per porsi, pengunjung bisa menikmati semankuk kupat tahu sampai kenyang. Potongan lontong di Kupat Tahu 99 diproduksi sendiri dengan proses perebusan hingga 14 jam.

Satu lontong berukuran panjang sekitar 40 cm bisa disajikan menjadi 15 hingga 20 porsi. Sementara bahan-bahan yang lainnya terasa fresh dan nikmat di mulut.

Kuliner Legendaris Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)
Kuliner Legendaris Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)

Warung Kupat Tahu 99 sendiri buka sejak pukul 6 pagi hingga siang. Warung ini bisa dibilang selalu dipadati pembeli.

Punya Sejarah yang Kuat

Siapa sangka, kuliner legendaris ini punya akar sejarah yang kuat. Kupat Tahu Padalarang pertama kali didirikan oleh seorang warga bernama Mulya pada tahun 1945 di masa awal kemerdekaan Indonesia.

Namun, saat itu ia tak berjualan di Padalarang, melainkan di Rawa Bango, Ciwidey. “Dulu kakek harus mengungsi karena suasana perang. Banyak warga yang pindah dari Padalarang karena situasi saat itu sangat genting,” jelas Fawwaz (19), generasi kelima penerus usaha Kupat Tahu Padalarang 99.

Pada masa itu, Padalarang menjadi jalur strategis dalam konflik bersenjata antara tentara Indonesia dan pasukan Sekutu yang hendak menduduki Bandung. Salah satu pertempuran besar bahkan terjadi di Gunung Masigit, dikenal sebagai Peperangan Cimareme.

Agar bisa menyelamatkan diri, keluarga Mulya mengungsi ke Ciwidey. Di sana ia mulai membuka usaha makanan sebagai cara bertahan hidup.

Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh Sinding, adik dari Mulya, lalu diteruskan oleh Sadiah, anak Sinding yang memindahkan warung ke Padalarang pada tahun 2004. Nama '99' dipilih oleh Sadiah sebagai doa, merujuk pada jumlah Asmaul Husna.

"Dikasih nama 99 itu sebagai harapan akan keberkahan dan rezeki yang halal," ungkap Fawwaz.

Bagi siapapun yang penasaran, bisa langsung mengunjungi Kupat Tahu di Padalarang.

Informasi Umum Kupat Tahu 99

Alamat: Jl. Raya Padalarang No.593, Kertamulya, Kec. Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40553

Jam Operasional: 06.00 - 12.00 WIB

Telepon: (022) 6809616

Harga: Rp15 ribu - Rp25 ribu

Instagram: kupat tahu padalarang 99

Layanan Pesan Antar: Gofood & Grabfood

Alternatif Produk Lain

1. https://s.shopee.co.id/7V5H58UsMd

2. https://s.shopee.co.id/4L8FJN3duW

3. https://s.shopee.co.id/3VZ8Jrr1Lc

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Okt 2025, 19:28 WIB

Program Makan Bergizi Gratis dan Ujian Tata Kelola Birokrasi

Insiden keracunan massal pelajar di Jawa Barat mengguncang kepercayaan publik terhadap program makan bergizi gratis.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 18:38 WIB

Bandung dalam Fiksi Sejarah

Boleh saja apabila tulisan ini diterima dengan rasa skeptis atau curiga. Karena pandangan dan pembacaan saya sangat mungkin terhalang bias selera.
Buku Melukis Jalan Astana. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yogi Esa Sukma Nugraha)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 16:04 WIB

Mengamankan Momentum Akselerasi Manajemen Talenta ASN

Momentum akselerasi manajemen talenta ASN menjadi tonggak penting transformasi birokrasi Indonesia.
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai roda penggerak jalannya pemerintahan diharuskan untuk memiliki kompetensi dan kinerja yang optimal. (Sumber: babelprov.go.id)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:56 WIB

Energi Hijau dan Oligarki: Dilema Transisi di Negeri Kaya Sumber Daya

Banyak daerah di Indonesia memiliki potensi energi terbarukan seperti air, angin, dan biomassa, namun terhambat oleh birokrasi dan minimnya insentif fiskal.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi menyoroti lanskap kebijakan energi nasional. (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:36 WIB

Membongkar Potensi Energi Terbarukan di Jawa Barat: Antara Regulasi dan Kesadaran Sosial

Dengan lanskap bergunung-gunung, aliran sungai yang deras, dan sumber daya biomassa melimpah, Jawa Barat memiliki peluang untuk menjadi pionir dalam kemandirian energi bersih.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri Mengupas potensi Jawa Barat sebagai provinsi dengan potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:21 WIB

Setahun Pemerintahan Baru: Mampukah Indonesia Mandiri Energi?

Setahun setelah pemerintahan baru berjalan, isu kemandirian energi nasional kembali menjadi sorotan.
Diskusi bertajuk “Setahun Pemerintahan Baru, Bagaimana Kemandirian Energi Nasional?” yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung, Jumat (10/10/2025). (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 14:51 WIB

Islam Pemerintah: Menggeliat Berpotensi Mencederai Keragaman Umat

Inilah Islam Pemerintah selalu menjadi bahasa pengakuan tentang simbol muslim “sah” yang tidak radikal-teroris, tapi juga tidak liberal.
Berbagai Pakaian Muslimah, Pakaian Warga yang Jadi Penumpang Angkot (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 13:45 WIB

Stop Membandingkan karena Setiap Anak Punya Keunikan

Film Taare Zameen Par menjadi kritikan pedas bagi dunia pendidikan dan guru yang sering mengistimewakan dan memprioritaskan anak tertentu.
Setiap anak itu istimewa dan memiliki bakat unik (Sumber: Wikipedia)
Ayo Jelajah 10 Okt 2025, 11:44 WIB

Jejak Pembunuhan Sadis Sisca Yofie, Tragedi Brutal yang Gegerkan Bandung

Kasus pembunuhan Sisca Yofie pada 2013 mengguncang publik karena kekejamannya. Dua pelaku menyeret dan membacok korban hingga tewas di Bandung.
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 11:30 WIB

Sapoe Sarebu ala Dedi Mulyadi, Gotong-royong atau Kebijakan Publik yang Perlu Pengawasan?

Gerakan Sapoe Sarebu mengajak warga menyisihkan seribu rupiah sehari untuk membantu sesama.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 10:12 WIB

Jamet Tetaplah Menyala!

Lebay, tapi manusiawi. Eksplorasi dunia rakyat pinggiran sebagai ekspresi identitas dan kreativitas.
Pemandangan Rumah Rakyat dari Balik Jendela Kereta Lokal Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 09:26 WIB

Buku dan Segala Kebermanfaatannya

Membaca adalah jendela dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya.
Membaca adalah Jendela Dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya. Dan Bangsa yang rendah dalam literasi akan selalu rendah dalam peradaban. Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Freepik)
Beranda 10 Okt 2025, 08:17 WIB

Gerakan Warga Kota Bandung Mengubah Kebiasaan Buang Jelantah Sembarangan

Minyak yang telah berubah warna menjadi pekat itu dikenal sebagai jelantah. Banyak orang membuangnya begitu saja, tanpa menyadari dampaknya bagi tanah dan air.
Warga membuang minyak goreng bekas atau jelantah ke dalam tabung UCOllet di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Buahbatu, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 18:55 WIB

Menjaga Napas Bisnis Wisata Alam Lewat Inovasi dan Strategi Berkelanjutan

Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi.
Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 18:31 WIB

Belajar dari Nurhayati & Subakat, Bisnis bukan Tentang Viral tapi Sustainable

Bisnis bukan sekedar viral. Apalagi jika tidak memedulikan aspek keamanan pada konsumen demi kapitalisme semata.
Belajar Bisnis dari Nurhayati & Subakat (Sumber: Screenshoot | Youtube Wardah)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 17:19 WIB

UMKM Bangkit, Ekonomi Bergerak: Festival sebagai Motor Perubahan

Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif.
Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 17:18 WIB

Jejak Sejarah Cimahi jadi Pusat Tentara Hindia Belanda Sejak 1896

Cimahi dikenal sebagai kota tentara sejak masa kolonial Belanda. Sejak 1896, kota ini jadi pusat militer Hindia Belanda yang strategis.
Garinsun KNIL di Cimahi tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 15:50 WIB

Betulkah Gunung Sunda Terlihat dari Pesisir Koromandel India?

Tentang Gunung Sunda yang ditutupi salju abadi dan terlihat dari Koromandel, India. Apa iya? 
Keadaan ronabumi seperti inilah yang dilihat oleh masyarakat, bukan Gunung Sunda yang menjulang  tinggi. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 14:45 WIB

Bobotoh Unyu-unyu, Komunitas Perempuan yang Menyimpan Peluang Ekonomi di Dunia Suporter

Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia.
Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 13:40 WIB

Gaduh Kisah Vina Garut, Skandal Video Syur yang Bikin Geger

Kasus Vina Garut bukan sekadar skandal video mesum. Ia adalah kisah kelam tentang eksploitasi, kemiskinan, dan nafsu yang dijadikan komoditas.
Ilustrasi (Sumber: Freepik)