Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Dheana Husnaini
Ditulis oleh Dheana Husnaini diterbitkan Senin 15 Des 2025, 15:56 WIB
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)

Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)

Bus kota yang selalu menjadi teman setia, mengalir di tengah hiruk pikuk kota Bandung. Melihat setiap langkah kecil dengan secercah harapan menuju impian besar, (Selasa, 2 Desember 2025).

Kehadiran Trans Metro Pasundan (TMP) di Bandung adalah salah satu upaya nyata Walikota M. Farhan untuk mengubah transportasi umum dengan harga terjangkau dan modern. Di tengah tingginya biaya transportasi online serta kemacetan yang semakin padat, TMP hadir sebagai alternatif bagi mahasiswa. 

Jihan Athaya dan Sahwa Fidya, keduanya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung, mereka telah menggunakan Trans Metro Pasundan (TMP) sejak mereka memulai kuliah. Sebagai mahasiswa yang merantau, mereka lebih suka menggunakan transportasi umum daripada transportasi online karena biaya yang terjangkau dan terbilang mudah di akses.

”Kelebihanya yaitu udah pasti murah bagi masyarakat apalagi pelajar atau mahasiswa. Kalau misalnya punya kartu tanda pelajar, hanya bayar Rp2.000 aja. Fasilitas dalam busnya juga dingin, nggak kena panas dan polusi, nyaman kalo buat perjalanan,”ujarnya.

Salah satu daya tarik transportasi ini adalah kemudahan akses yang dimilikinya, masyarakat bisa dengan mudah menjangkau bus tersebut karena halte pemberhentian yang kebanyakan dekat dan dapat diakses dengan mudah. Proses pembayaran melalui sistem non- tunai juga membuat transaksi lebih praktis di zaman modern seperti saat ini, fasilitas yang terdapat pada bus dianggap cukup nyaman dengan pendingin ruangan dan kebersihan yang terjaga di dalamnya.

Namun, untuk memberikan pengalaman transportasi umum yang menyenangkan, ada beberapa PR yang harus diperhatikan. Menurut pengalaman Sahwa sebagai pengguna, terkadang sopir bus mengemudi dengan terlalu cepat dan terburu-buru sehingga membuatnya merasa tidak nyaman, kadang sopir juga bisa berbicara dengan nada yang tidak ramah. Meskipun tak sering terjadi, hal semacam ini harusnya menjadi catatan penting mengenai standar keamanan dan pelayanan.

Trans Metro Pasundan (TMP) juga dinilai belum sepenuhnya efisien dari segi waktu, disebabkan oleh rute yang memutar dan sistem pemberhentian yang hanya berhenti di halte tertentu. Pengguna harus melewati lokasi yang mereka tuju terlebih dahulu sebelum bisa turun di halte terdekat, hal tersebut menyebabkan perjalanan jadi lebih lama dan tidak efisien, terutama bagi mereka yang sangat sibuk.

Selain itu, jadwal kedatangan yang tidak pasti menjadi hambatan. Walaupun memiliki aplikasi resmi yaitu Mitra Darat yang dapat memantau posisi bus, banyak pengguna masih bingung saat menggunakannya, rute yang ditampilkan tanpa penjelasan yang jelas dan penanda arah yang kurang terlihat membuat pengguna baru kesulitan memahami jalur bus.

Keberadaan TMP juga belum memberi pengaruh besar terhadap pengurangan kemacetan. Bus ini belum memiliki jalur tersendiri sehingga masih menyatu dengan jalur umum dan tetap terjebak kemacetan. Maka, keefektifan transportasi ini sebagai solusi alternatif belum dirasakan secara signifikan.

Meskipun masih memiliki banyak kekurangan, pengguna tetap optimis dan mendukung keberlanjutan TMP.  "Meskipun masih ada kurangnya, aku masih rekomendasiin TMP ke teman - teman terdekat. Tapi emang cocoknya dipakai kalau lagi santai, nggak lagi terburu buru,” ungkapnya.

“Harapan aku sih nantinya rutenya bisa ditambahin dan pelayanan untuk verifikasi kartu pelajar dan lansia lebih dipermudah," tegas Jihan.

Trans Metro Pasundan termasuk salah satu kemajuan besar dalam transformasi transportasi publik yang efisien dan murah. Namun, masukan dari masyarakat harus ditanggapi dengan hati-hati, meskipun layanan dikelola oleh berbagai instansi, Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Wali Kota M. Farhan, tetap bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang nyaman di seluruh kota.

Peningkatan tampilan dan fitur pada aplikasi, pelatihan dan penertiban pengemudi, perbaikan jadwal, dan pembuatan jalur khusus merupakan contoh beberapa upaya yang harus dipertimbangkan demi memperbaiki sarana transportasi umum tersebut. Trans Metro Pasundan memiliki peluang untuk menjadi salah satu transportasi publik di Kota Bandung yang bukan hanya murah tetapi juga memberikan  kenyamanan. Hal tersebut dapat tercapai jika masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama demi membangun transportasi umum yang lebih baik. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dheana Husnaini
Mahasiswi Aktif S1 Digital Public Relations Telkom University
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,