Bus kota yang selalu menjadi teman setia, mengalir di tengah hiruk pikuk kota Bandung. Melihat setiap langkah kecil dengan secercah harapan menuju impian besar, (Selasa, 2 Desember 2025).
Kehadiran Trans Metro Pasundan (TMP) di Bandung adalah salah satu upaya nyata Walikota M. Farhan untuk mengubah transportasi umum dengan harga terjangkau dan modern. Di tengah tingginya biaya transportasi online serta kemacetan yang semakin padat, TMP hadir sebagai alternatif bagi mahasiswa.
Jihan Athaya dan Sahwa Fidya, keduanya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung, mereka telah menggunakan Trans Metro Pasundan (TMP) sejak mereka memulai kuliah. Sebagai mahasiswa yang merantau, mereka lebih suka menggunakan transportasi umum daripada transportasi online karena biaya yang terjangkau dan terbilang mudah di akses.
”Kelebihanya yaitu udah pasti murah bagi masyarakat apalagi pelajar atau mahasiswa. Kalau misalnya punya kartu tanda pelajar, hanya bayar Rp2.000 aja. Fasilitas dalam busnya juga dingin, nggak kena panas dan polusi, nyaman kalo buat perjalanan,”ujarnya.
Salah satu daya tarik transportasi ini adalah kemudahan akses yang dimilikinya, masyarakat bisa dengan mudah menjangkau bus tersebut karena halte pemberhentian yang kebanyakan dekat dan dapat diakses dengan mudah. Proses pembayaran melalui sistem non- tunai juga membuat transaksi lebih praktis di zaman modern seperti saat ini, fasilitas yang terdapat pada bus dianggap cukup nyaman dengan pendingin ruangan dan kebersihan yang terjaga di dalamnya.
Namun, untuk memberikan pengalaman transportasi umum yang menyenangkan, ada beberapa PR yang harus diperhatikan. Menurut pengalaman Sahwa sebagai pengguna, terkadang sopir bus mengemudi dengan terlalu cepat dan terburu-buru sehingga membuatnya merasa tidak nyaman, kadang sopir juga bisa berbicara dengan nada yang tidak ramah. Meskipun tak sering terjadi, hal semacam ini harusnya menjadi catatan penting mengenai standar keamanan dan pelayanan.
Trans Metro Pasundan (TMP) juga dinilai belum sepenuhnya efisien dari segi waktu, disebabkan oleh rute yang memutar dan sistem pemberhentian yang hanya berhenti di halte tertentu. Pengguna harus melewati lokasi yang mereka tuju terlebih dahulu sebelum bisa turun di halte terdekat, hal tersebut menyebabkan perjalanan jadi lebih lama dan tidak efisien, terutama bagi mereka yang sangat sibuk.
Selain itu, jadwal kedatangan yang tidak pasti menjadi hambatan. Walaupun memiliki aplikasi resmi yaitu Mitra Darat yang dapat memantau posisi bus, banyak pengguna masih bingung saat menggunakannya, rute yang ditampilkan tanpa penjelasan yang jelas dan penanda arah yang kurang terlihat membuat pengguna baru kesulitan memahami jalur bus.
Keberadaan TMP juga belum memberi pengaruh besar terhadap pengurangan kemacetan. Bus ini belum memiliki jalur tersendiri sehingga masih menyatu dengan jalur umum dan tetap terjebak kemacetan. Maka, keefektifan transportasi ini sebagai solusi alternatif belum dirasakan secara signifikan.
Meskipun masih memiliki banyak kekurangan, pengguna tetap optimis dan mendukung keberlanjutan TMP. "Meskipun masih ada kurangnya, aku masih rekomendasiin TMP ke teman - teman terdekat. Tapi emang cocoknya dipakai kalau lagi santai, nggak lagi terburu buru,” ungkapnya.
“Harapan aku sih nantinya rutenya bisa ditambahin dan pelayanan untuk verifikasi kartu pelajar dan lansia lebih dipermudah," tegas Jihan.
Trans Metro Pasundan termasuk salah satu kemajuan besar dalam transformasi transportasi publik yang efisien dan murah. Namun, masukan dari masyarakat harus ditanggapi dengan hati-hati, meskipun layanan dikelola oleh berbagai instansi, Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Wali Kota M. Farhan, tetap bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang nyaman di seluruh kota.
Peningkatan tampilan dan fitur pada aplikasi, pelatihan dan penertiban pengemudi, perbaikan jadwal, dan pembuatan jalur khusus merupakan contoh beberapa upaya yang harus dipertimbangkan demi memperbaiki sarana transportasi umum tersebut. Trans Metro Pasundan memiliki peluang untuk menjadi salah satu transportasi publik di Kota Bandung yang bukan hanya murah tetapi juga memberikan kenyamanan. Hal tersebut dapat tercapai jika masyarakat dan pemerintah bisa bekerja sama demi membangun transportasi umum yang lebih baik. (*)
