Terlihat pemandangan kabel-kabel menjuntai tanpa pola menjadi pemandangan yang tidak bisa dilewatkan di setiap sudut Kota Bandung. Kabel yang tumpang tindih bagaikan benang kusut tak berarah dibiarkan menggantung, di Jl. Katapang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.
Kondisi seperti ini bahkan sudah dianggap biasa bagi sebagian warga, meskipun sebenarnya menyimpan banyak sekali risiko. Rangkaian kabel yang bertumpuk terlihat seperti siluet yang menggantung pada saat malam gelap dan minim penerangan.
Tidak hanya keindahan Kota Bandung yang rusak karena kabel-kabel yang tumpang tindih, tetapi juga rasa aman dan nyaman masyarakat. Kabel-kabel yang menjuntai tak beraturan di setiap sisi kota, sama sekali tidak mencerminkan citra Paris Van Java Kota Bandung.
Di beberapa titik, kabel-kabel tersebut hanya dibiarkan menggantung tanpa dilepas meskipun kabel tersebut sudah mati dan tak digunakan. Kabel yang sudah mati pun terlihat menjadi seperti layer tambahan, dan hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun.
Perbaikan yang dilakukan pemerintah Kota Bandung yang menyeluruh di setiap sisi Kota Bandung sampai saat ini belum terlihat sama sekali. Beberapa warga Kota Bandung sudah sering mengeluhkan hal tersebut, baik dari sosial media yang mereka miliki atau forum diskusi warga.
Penataan ulang kabel-kabel tersebut hanya akan dilakukan jika ada kejadian atau insiden tertentu alias hanya dilakukan secara parsial. Pada kenyataannya masalah terkait kabel-kabel ini membutuhkan solusi yang menyentuh akar masalahnya, bukan sekedar penyelesaian sementara saja.

Di beberapa kota besar di Indonesia sudah diterapkan program penataan kabel bawah tanah sebagai solusi jangka panjang pemerintah daerah. Pemindahan jaringan kabel ini ke dalam saluran khusus di bawah tanah juga akan memperkuat ketahanan infrastruktur terhadap cuaca ekstrem.
Walikota Bandung seharusnya sadar bahwa sebenarnya Kota Bandung memiliki peluang untuk menerapkan langkah tersebut secara bertahap di kawasan prioritas. Pendekatan utility corridor atau penataan jaringan layanan publik ke dalam satu koridor khusus juga dapat diterapkan.
Utility corridor telah berhasil diterapkan di beberapa kota besar Asia, dan metode tersebut terbukti mengurangi risiko insiden yang tidak diinginkan. Dampak buruk akibat kabel-kabel ini bisa terjadi kapan saja, Walikota harus lebih aware terhadap hal tersebut.
Jika tidak ingin mengeluarkan biaya yang terlalu tinggi, Walikota dapat melakukan pencabutan kabel yang sudah tidak difungsikan. Pemerintah bisa bekerja sama langsung dengan pihak terkait untuk menyeleksi kabel-kabel yang sudah tidak berfungsi.
Pemimpin nomor satu di Kota Bandung ini harus sesegera mungkin untuk menindak lanjuti hal tersebut. Namun, pemerintah juga harus memperhatikan sistem koordinasi yang jelas agar penataan kabel tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja.
Penataan kabel-kabel ini bukan hanya tentang estetika Kota Bandung saja, hal ini juga menjadi bagian dari keselamatan masyarakat. Perhatian khusus terkait permasalahan ini harus segera diberikan oleh Walikota Bandung demi keamanan dan hunian yang layak untuk warga Kota Bandung. (*)
