Sebagai warga Kota Bandung, muncul keprihatinan terhadap kondisi lalu lintas yang belakangan ini menimbulkan persoalan di lapangan. Salah satu temuan yang cukup mendapat sorotan terjadi di kawasan Batununggal, tepatnya di sebuah perempatan yang menjadi jalur lalu lintas padat dan kerap dilalui berbagai jenis kendaraan.
Pada titik tertentu, lampu lalu lintas menampilkan sinyal hijau dari dua arah secara bersamaan. Ini mungkin terlihat normal pada awalnya, tetapi setelah memperhatikan lebih saksama, akan terlihat bahwa arus dari kendaraan di kedua arah tersebut memiliki kecenderungan untuk melaju lurus atau berbelok yang dapat membingungkan pengguna jalan.
Kondisi ini dapat menimbulkan ketidakpastian yang berpotensi memicu konflik antar kendaraan. Pengendara yang melaju lurus bisa berhadapan dengan pengendara yang berbelok dari arah lain, sementara pengendara yang hendak berbelok pun terpaksa mengandalkan insting karena tidak ada penanda yang jelas tentang siapa yang seharusnya didahulukan.
Sebagai warga yang melewati area itu, saya menyaksikan sendiri bagaimana kendaraan sering saling menahan, saling klakson, bahkan beberapa kali hampir bersenggolan. Situasi ini juga bisa membahayakan pengendara dan pejalan kaki yang melintas di sekitar perempatan.
Permasalahan ini sebenarnya terkesan sederhana dan bukan permasalahan besar yang membutuhkan anggaran luar biasa. Namun, lampu lalu lintas merupakan alat dasar untuk keselamatan jalan, sehingga kerusakan atau kesalahan pengaturan lampu lalu lintas sekecil apa pun seharusnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Bandung melalui jajarannya..
Meskipun Wali Kota Mumahmmad Farhan mungkin memiliki sejumlah agenda dan prioritas yang berbeda, pembenahan seperti ini adalah contoh nyata dari pelayanan publik yang dinikmati masyarakat secara langsung. Warga berharap sistem pemantauan dan evaluasi lampu lalu lintas dapat diperkuat.
M. Farhan selaku Wali Kota Bandung juga dapat meningkatkan saluran pelaporan warga, karena banyak warga yang tidak tahu ke mana harus melapor ketika menemukan permasalahan tersebut. Kecelakaan dapat dicegah lebih awal jika tempat untuk melaporkannya cepat, mudah, dan responsif.
Permasalahan di Batununggal ini seharusnya menjadi pengingat bahwa keamanan lalu lintas melibatkan detail teknis yang sering diabaikan selain pengaturan kendaraan yang besar. Lampu lalu lintas yang tidak sinkron sama berbahayanya dengan jalan berlubang atau rambu yang tidak ada.
Saya yakin bahwa keselamatan warga Bandung adalah prioritas utama M. Farhan sebagai Wali Kota Bandung. Namun, komitmen itu harus ditunjukkan melalui tindakan nyata. Ini penting terutama ketika berurusan dengan risiko kecil yang memiliki dampak besar. Pembenahan ini tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan berkendara, tetapi juga akan mengurangi risiko kerugian material dan jiwa.
Sebagai warga, kami tentu siap membantu dan memberi tahu jika diperlukan. Kami berharap orang tertinggi di Kota Bandung tersebut segera mempertimbangkan kembali pengaturan lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dan area lain yang mungkin menghadapi masalah serupa.
Kota Bandung harusnya bisa menjadi kota yang tidak hanya hidup dan indah, tetapi juga aman bagi semua orang jika diurus dengan baik dan benar. Kami harap kelalaian teknis dapat diperbaiki dengan cepat agar tidak mengancam keselamatan.
Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen lalu lintas di seluruh Bandung perlu dilakukan secara berkala. Jangan sampai kejadian serupa terulang di wilayah lain hanya karena kurangnya pemantauan atau pembaruan perangkat pendukung jalan. Teknologi yang lebih modern dan sistem koordinasi antar persimpangan dapat menjadi solusi jangka panjang.
Masyarakat berharap M. Farhan dapat menghadirkan komunikasi dua arah yang lebih terbuka dengan warga terkait isu-isu keselamatan publik. Transparansi mengenai proses perbaikan, jadwal pengecekan, hingga tindak lanjut laporan masyarakat akan membangun kepercayaan dan memperkuat kerja sama pemerintah dengan warga dalam menciptakan kota yang lebih tertib dan aman. (*)
