Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Mildan Abdalloh
Ditulis oleh Mildan Abdalloh diterbitkan Senin 15 Des 2025, 21:18 WIB
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

AYOBANDUNG.ID - Rentetan bencana yang terus berulang di Kabupaten Bandung kembali memantik pertanyaan besar tentang kondisi lingkungan dan arah pembangunan wilayah ini. Di balik hujan ekstrem dan perubahan iklim, terdapat persoalan mendasar yang telah lama diabaikan.

Sejak puluhan tahun lalu, Kabupaten Bandung dikenal sebagai daerah rawan bencana. Longsor, banjir, hingga banjir bandang kerap terjadi di berbagai wilayah.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, intensitas bencana di Kabupaten Bandung kian meningkat. Banjir, longsor, hingga banjir bandang datang silih berganti dan bahkan telah merenggut korban jiwa.

Rentetan bencana tersebut tampaknya bukan semata dipicu oleh fenomena alam seperti siklon tropis, La Nina, atau faktor cuaca ekstrem lainnya. Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.

Kerusakan Alam di Hulu Sungai

Sebagai daerah pegunungan, Kabupaten Bandung merupakan kawasan hulu sungai yang bermuara ke Sungai Citarum. Di wilayah hulu ini, kerusakan lingkungan terjadi akibat berbagai faktor.

Tidak sedikit kawasan hutan di Kabupaten Bandung, baik di wilayah utara maupun selatan, yang mengalami kerusakan akibat aktivitas manusia.

Di wilayah selatan, banyak kawasan hutan yang telah beralih fungsi, seperti yang terjadi di kawasan Gunung Patuha. Perusahaan penyuplai listrik PT Geodipa Energi beberapa tahun lalu membabat hutan seluas dua hektare untuk membangun dua sumur eksploitasi panas bumi. Padahal, kawasan tersebut merupakan hulu Sungai Ciwidey yang bermuara ke Citarum.

Pembabatan yang lebih ekstrem terjadi di kawasan PTPN I Regional II Kertamanah, Pangalengan. Setidaknya ratusan hektare kebun teh dibabat dan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian sayuran.

Jumlah tersebut baru mencakup data lahan yang dibabat habis. Di luar itu, hektaran perkebunan teh lainnya juga disulap menjadi kawasan objek wisata.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah utara Kabupaten Bandung. Sebagian besar lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai kawasan hijau kini telah beralih menjadi perkebunan sayuran.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin, menyatakan bahwa kerusakan lingkungan tersebut menjadi penyebab utama bencana yang terjadi di Bandung.

"Hujan ekstrim bukan satu-satunya penyebab bencana banjir, banjir bandang dan longsor. Tapi kawasan tutupan yang berkurang banyak," ujar Wahyudin, Senin 15 Desember 2025.

Menurutnya, tingkat kerusakan lingkungan saat ini sudah berada pada tahap parah. Dalam dua tahun terakhir saja, di kawasan utara Kabupaten Bandung penyusutan hutan tutupan telah mencapai 43 persen. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di wilayah selatan.

Penyusutan kawasan tutupan hutan tersebut membuat wilayah Bandung menjadi sangat rentan terhadap bencana setiap kali hujan turun.

Kerusakan di Kawasan Hilir

Kerusakan lingkungan juga terjadi di kawasan hilir. Pembangunan properti perumahan terus marak di atas lahan sawah yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air.

Dalam beberapa tahun terakhir, di kawasan Bojongsoang, Baleendah, Soreang, dan Katapang, banyak bermunculan kompleks perumahan baru.

Kondisi tersebut membuat wilayah hilir semakin rentan terhadap banjir. Bahkan, hampir setiap hujan turun, kawasan-kawasan tersebut kerap terendam banjir cileuncang.

Tak terkecuali Kecamatan Soreang yang sebelumnya jarang mengalami banjir. Dalam beberapa tahun terakhir, banjir cileuncang mulai terjadi. Kondisi ini bukan semata akibat buruknya drainase, tetapi juga dipicu oleh masifnya alih fungsi lahan.

Sampah turut berkontribusi besar terhadap terjadinya banjir di kawasan hilir. Bahkan, ribuan ton sampah diperkirakan membebani aliran Sungai Citarum.

Praktisi Hukum, Januar Solehudin, menilai persoalan sampah yang memicu bencana di Kabupaten Bandung tidak terlepas dari lemahnya penegakan aturan oleh pemerintah.

"Indonesia sebenarnya memiliki Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah," ujar Januar.

Dalam Pasal 19 undang-undang tersebut, ditegaskan bahwa pengurangan sampah harus dilakukan sejak dari sumbernya.

Namun, di lapangan, implementasi regulasi tersebut nyaris tidak terlihat dan cenderung diabaikan. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir pemerintah mengklaim telah melakukan sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat untuk mengurangi sampah, hasilnya dinilai belum maksimal.

Ketidakmaksimalan program pengurangan sampah dari sumber tercermin dari semakin menumpuknya sampah di pinggir jalan. Sampah-sampah tersebut akhirnya bermuara ke Citarum dan saluran air lainnya, yang kemudian memicu banjir.

Kebijakan Perbaikan Lingkungan

Rentetan bencana yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir mendorong pemerintah daerah mengeluarkan sejumlah kebijakan. Setidaknya, ada dua kebijakan yang dilahirkan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Untuk mengendalikan pertumbuhan pembangunan properti yang sporadis, Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan penghentian sementara pemberian izin pembangunan sekaligus mengevaluasi izin-izin lama.

Kebijakan lainnya adalah upaya pemulihan hutan melalui penanaman kembali pohon-pohon di kawasan kritis.

Bahkan, terbaru, Pemkab Bandung berencana menebar benih pohon menggunakan pesawat.

"Saya sudah menyiapkan 1 truk biji bijian benih pohon keras yang akan ditebar menggunakan pesawat," ujar Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Benih tersebut rencananya akan disebar di lahan-lahan kritis se-Kabupaten Bandung dengan harapan dapat tumbuh subur dan mengurangi risiko bencana.

Penegakan Hukum yang Lemah

Dari sejumlah kasus kerusakan lingkungan—mulai dari persoalan sampah, pembangunan properti yang tidak sesuai izin, hingga perusakan hutan—hanya segelintir yang diproses hukum hingga tuntas.

Sejauh ini, baru beberapa kasus yang ditangani aparat penegak hukum, seperti penetapan tersangka tambang ilegal di Soreang, penambangan emas ilegal di Kutawaringin, serta perusakan kebun teh di Pangalengan yang proses hukumnya berlanjut.

Namun, jika dibandingkan dengan banyaknya kasus yang terjadi, jumlah perkara yang ditangani masih sangat minim. Dalam kasus perusakan kebun teh misalnya, hingga kini baru enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka, padahal luas lahan yang dirusak mencapai ratusan hektare dan telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Lemahnya penanganan kasus lingkungan ini disoroti oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv. Ia meminta aparat kepolisian mengusut tuntas seluruh kasus perusakan lingkungan.

Dalam kasus perusakan kebun teh, Rajiv menduga masih terdapat aktor-aktor lain yang terlibat namun belum tersentuh hukum.

"Setiap tindakan perusakan lahan, harus dipandang sebagai ancaman serius," ujarnya.

Keseriusan tersebut, menurutnya, harus ditunjukkan aparat penegak hukum melalui pengusutan yang menyeluruh dan adil. Jika penegakan hukum dilakukan secara uji petik dan tebang pilih, kerusakan lingkungan akan terus berulang, dan Bandung ke depan berpotensi berubah menjadi lautan bencana.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,