Menanti PJ yang Komunikatif, Evaluasi Menjelang 2031

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Rabu 09 Jul 2025, 14:11 WIB
Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)

Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)

Putusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan Pilkada Serentak dilaksanakan dua tahun setelah Pilpres 2029, langsung mengingatkan kita pada pengalaman masa lalu bersama para Penjabat Kepala Daerah periode 2022 hingga 2024.

Bagi yang sehari-hari bergelut di bidang komunikasi publik, hal ini bukan sekadar isu administratif, tetapi menyangkut kredibilitas demokrasi lokal di hadapan jutaan warga yang dipimpin oleh figur sementara.

Tidak kurang dari 551 daerah kemungkinan besar akan kembali dipimpin oleh Penjabat atau PJ, mencakup 38 provinsi dan 513 kabupaten serta kota. Ini berarti lebih dari 250 juta rakyat Indonesia akan kembali merasakan gaya kepemimpinan yang diisi bukan melalui pemilihan langsung, melainkan lewat penunjukan pusat.

Pengalaman sebelumnya memberi banyak pelajaran. Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, misalnya, mengganti slogan “Jakarta Kota Kolaborasi” menjadi “Sukses Jakarta untuk Indonesia” tanpa proses dialog publik yang layak.

Kebijakan sepihak lainnya juga muncul, seperti penghapusan anggaran jalur sepeda dan pemangkasan layanan JakWifi. Bahkan rencana infak 50 persen dari masjid untuk bantuan bencana memicu reaksi keras dari masyarakat Betawi karena miskin komunikasi awal.

Di Aceh, Penjabat Gubernur Achmad Marzuki menerbitkan surat edaran penutupan warung kopi pada pukul 12 malam. Meski niatnya mendukung pelaksanaan syariat Islam, pendekatan yang kaku ini dianggap memberangus ruang publik malam hari dan menekan ekonomi rakyat kecil. Pendekatan yang cenderung komando dan minim pelibatan warga sipil memperburuk kesan kepemimpinan elitis.

Contoh lain muncul di daerah seperti Indragiri Hilir, Pati, Pulau Morotai, dan beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara. Penunjukan PJ dilakukan secara tergesa, minim transparansi, bahkan tanpa melibatkan usulan pemerintah provinsi.

Protes terbuka dari DPRD dan Gubernur terjadi karena proses penunjukan dianggap sarat politisasi dan kurang legitimasi sosial. Ketika seorang kepala daerah hadir tanpa basis dukungan lokal, komunikasi publik menjadi canggung, kaku, dan tidak otentik.

Komunikasi dan Kinerja

Mantan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono (Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)
Mantan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono (Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)

Apakah buruknya komunikasi mereka sejalan dengan lemahnya kinerja pemerintahan secara umum? Laporan dari Transparency International Indonesia pada 2023 berjudul “Dampak Kinerja PJ Gubernur Terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia” memberikan gambaran gamblang.

Penelitian terhadap 25 provinsi menunjukkan bahwa skor rata-rata nasional hanya 2,92 dari skala maksimal 9. Artinya, kinerja para PJ Gubernur hanya mencapai sepertiga dari ideal.

Evaluasi ini meliputi tiga klaster: perencanaan dan penganggaran, pelayanan publik, serta pengawasan. Di semua klaster, masalah komunikasi dan keterlibatan publik menjadi titik lemah. Dalam hal perencanaan, dokumen memang tersedia secara daring, tapi hanya bersifat umum.

Rakyat tidak tahu dengan jelas ke mana anggaran dialokasikan dan apakah aspirasi mereka benar-benar masuk dalam kebijakan.

Dalam pelayanan publik, fasilitas dasar untuk kelompok rentan seperti jalur disabilitas atau ruang laktasi masih absen di banyak kantor layanan. SOP tersedia, tapi tidak disosialisasikan secara luas. Ini memperlihatkan kegagalan komunikasi dan kurangnya empati kelembagaan.

Lebih memprihatinkan lagi adalah bidang pengawasan. Kanal pengaduan publik ada, tetapi sulit diakses, minim tanggapan, dan hanya aktif bila isu telah viral di media sosial. Laporan audit pun tidak dibuka ke publik. Transparansi berjalan normatif, bukan budaya yang tumbuh alami.

Putusan MK memang final dan mengikat. Tapi kita masih punya waktu untuk belajar dari pengalaman. Jangan sampai pada 2031 mendatang, ketika gelombang PJ kembali datang, kita hanya bisa mengeluh, “Lagi-lagi begini.”

Saatnya dari sekarang kita menuntut PJ yang bukan sekadar pelaksana administratif, tetapi pemimpin komunikatif yang mengerti rakyatnya dan berani membuka ruang partisipasi secara utuh. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Pemerhati komunikasi publik + digital religion, berkhidmat di Prodi Digital PR Telkom University serta MUI, IPHI, Pemuda ICMI, dan BKPRMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 09 Jul 2025, 18:18 WIB

Merindu Masakan Mama yang Dibuat Warung Ngonah di Braga

Warung Ngonah adalah salah satu kuliner rumahan yang berada dibelakang gang tidak jauh dari hingar-bingar jalanan Braga.
Nasi Rames Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 17:18 WIB

Dari Gerobak ke Legenda: Warisan Rasa di Balik Waroeng Sate Kardjan sejak 1925

Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa.
Waroeng Sate Kardjan bukan sekadar tempat makan, kuliner legendaris ini saksi bisu perjalanan rasa, warisan keluarga, dan cinta tak berkesudahan pada budaya kuliner tanah Jawa. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 16:58 WIB

Hikayat TPU Cikadut, Kuburan China Terluas di Bandung yang Penuh Cerita

Tak cuma makam etnis Tionghoa, TPU Cikadut juga punya kisah guru muslim, cinta beda budaya, dan kremasi simbolis.
TPU Cikadut (Sumber: bandung.go.id)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 15:50 WIB

Transportasi Umum dan Permasalahan Kota Bandung yang Tak Ada Habisnya

Kini, hiruk pikuk Kota Bandung sudah hampir menyaingi Ibu Kota Jakarta. Namun, di tengah penduduk yang terus meningkat, transportasi umum malah sebaliknya.
Bus Damri di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 14:11 WIB

Menanti PJ yang Komunikatif, Evaluasi Menjelang 2031

Keputusan MK soal Pilgub dan Pilkada tak hanya menarik dari sisi politik tapi juga komunikasi publik. Seperti apakah?
Mantan PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Sumber: Unpar.ac.id | Foto: Unpar)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:36 WIB

Kupat Tahu 99 Padalarang: Tempat Sarapan Bersejarah yang Menggugah Selera

Setiap pagi, deretan warung sederhana di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, selalu ramai dikunjungi warga. Para pemburu sarapan memenuhi kursi-kursi di jongko-jongko penjaja kupat tahu yang sudah
Kupat Tahu 99 Padalarang (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 13:10 WIB

Membangun Brand dari Ikatan, Qistina dan Cerita di Balik FNF by Niion

Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional.
Lewat Friends and Family (FNF) by Niion, Qistina Ghaisani merintis brand lokal bukan hanya sebagai produk gaya hidup, melainkan sebagai medium kedekatan emosional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 09 Jul 2025, 11:56 WIB

Dimsum HVH Buatan Teh Iim, Sehatnya Bikin Nagih

Siapa sangka, keresahan seorang ibu yang ingin anak dan orang tuanya makan sayur bisa melahirkan brand kuliner sehat yang digemari banyak orang.
Teh Iim, Owner Dimsum HVH. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 09 Jul 2025, 10:39 WIB

Salah Hari Ulang Tahun, Kota Bandung jadi Korban Prank Kolonial Terpanjang

Kota Bandung rayakan HUT tiap 1 April selama nyaris seaba. Baru sadar itu bukan tanggal lahir aslinya di 1997. Kok bisa?
Suasana di sekitar Sociëteit Concordia (Gedung Merdeka) tahun 1935. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 09 Jul 2025, 09:41 WIB

Kerja ASN Gak Santai-Santai Amat: Stres, Sunyi, dan Takut Ngomong

Di balik semangat reformasi birokrasi, ada tantangan tersembunyi: kesehatan mental ASN.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)
Beranda 09 Jul 2025, 09:36 WIB

Kesejahteraan Satwa Jadi Sorotan di Tengah Transisi Kepengurusan Bandung Zoo

Transisi kepengurusan yang berlarut-larut, konflik internal, hingga dugaan penyalahgunaan wewenang menjadi rangkaian masalah struktural yang justru membuat satwa menjadi korban paling sunyi.
Pengunjung berwisata saat libur lebaran di Bandung Zoo, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis 11 April 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 17:51 WIB

Dari Gerobak ke Ikon Kuliner Kota Bandung, Perjalanan Inspiratif Abah Cireng Cipaganti

Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung.
Sejak 1990, Cireng Cipaganti, si kudapan sederhana berbahan tepung tapioka ini telah menjelma menjadi sajian legendaris Kota Bandung. (Sumber: Cireng Cipaganti)
Ayo Jelajah 08 Jul 2025, 17:22 WIB

Sejarah Masjid Cipaganti Bandung, Dibelit Kisah Ganjil Kemal Wolff Schoemaker

Masjid Cipaganti Bandung dibangun oleh Kemal Wolff Schoemaker, arsitek kolonial yang nyentrik, masuk Islam, lalu dimakamkan di kuburan Kristen.
Masjid Cipaganti Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Mayantara 08 Jul 2025, 15:58 WIB

Juliana, Media Sosial, dan ‘Netizenship’

Belakangan ini, tragedi Juliana Marins di Rinjani memenuhi linimasa media sosial dan segera menjadi trending topic, terutama di kalangan netizen Indonesia dan Brazil.
Juliana Marins (26) merupakan turis asal Brazil yang tewas di Rinjani. (Sumber: Instagram/juliana marins)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 15:29 WIB

Errin Ugaru, Dari Pencarian Gaya ke Manifesto Fesyen yang Merayakan Kekuatan Perempuan

Bagi Errin Ugaru, nama yang kini dikenal sebagai pelopor gaya edgy dalam busana muslim, proses membangun bisnis adalah perjalanan penuh eksplorasi.
Bagi Errin Ugaru, nama yang kini dikenal sebagai pelopor gaya edgy dalam busana muslim, proses membangun bisnis adalah perjalanan penuh eksplorasi. (Sumber: Errin Ugaru)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 13:26 WIB

Lotek Alkateri: Kuliner Legendaris di Bandung, Dijual Sejak 1980-an

Di tengah ramainya kawasan Alkateri, Bandung, aroma khas bumbu kacang selalu hadir menyapa para pejalan kaki. Di sanalah Oom meracik lotek legendaris yang telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Kot
Lotek Alkateri (Foto: ist)
Ayo Netizen 08 Jul 2025, 13:02 WIB

Demokrasi Narsistik dan Kita yang Menyediakan Panggungnya

Seperti Jokowi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang lebih dikenal dengan KDM, adalah contoh mutakhir dari pola ini.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang lebih dikenal dengan KDM. (Sumber: setda.bogorkab.go.id)
Ayo Biz 08 Jul 2025, 12:20 WIB

Berkunjung ke Cikopi Mang Eko, Bisa Belajar Soal Kopi Sambil Ngopi Gratis

Di balik secangkir kopi yang harum, ada kisah perjuangan yang menggugah. Muchtar Koswara, yang akrab disapa Mang Eko, berhasil mendirikan workshop Cikopi Mang Eko.
Workshop Cikopi Mang Eko (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 08 Jul 2025, 12:06 WIB

Kisah Sedih Teras Cihampelas, Warisan Ridwan Kamil yang Gagal Hidup Berulang Kali

Kisah sewindu lara Teras Cihampelas, proyek warisan Ridwan Kamil yang sempat digadang-gadang sebagai skywalk modern pertama di Indonesia.
Kondisi Teras Cihampelas terkini, lebih mirip lokasi syuting film horror zombie apokalip. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Jul 2025, 10:18 WIB

Rawat Literasi, Hidupkan Imajinasi

Sejatinya Hari Pustakawan Nasional menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali peran pustakawan dalam meningkatkan ekosistem pengetahuan dan budaya baca.
Mahasiswa sedang asyik membaca di Perpustakaan UIN Bandung (Sumber: www.uinsgd.ac.id | Foto: Humas)