Wisata Alam yang Terus Berevolusi dan Masa Depan Geowisata Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 01 Okt 2025, 17:09 WIB
Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Langkah kaki wisatawan yang dulu hanya berhenti di tepian danau Kawah Putih kini punya tujuan baru. Tak sekadar menikmati lanskap vulkanik Gunung Patuha, mereka datang untuk menjajal pengalaman yang lebih interaktif, menyusuri dermaga apung yang membentang menuju pulau kecil di tengah danau.

Kawah Putih, yang sempat dikenal sebagai spot foto statis, kini menjelma menjadi destinasi wisata yang terus berinovasi demi bertahan di tengah arus wisata kekinian. Dermaga Ponton sepanjang 50 meter dan lebar dua meter itu bukan sekadar jembatan, tapi simbol adaptasi, menjulur dari pinggir danau ke pulau kecil yang menyembul tenang, menawarkan sensasi baru bagi wisatawan yang haus akan konten visual dan petualangan ringan.

“Awalnya karena Kawah Putih kan gitu-gitu aja, cuma objek foto tapi nggak ada destinasi atau atraksi wisata lagi. Makanya kami dari manajemen berpikir kalau misalnya dibuatin jembatan ke tengah pulau itu gimana responsnya ya?” kata Staf Bagian Pemasaran Kawah Putih Gunung Patuha, Mona Loria Lenda saat ditemui Ayobandung.

Ide tersebut lahir dari kebutuhan untuk menjawab tantangan zaman. Di era digital, daya tarik wisata tak lagi cukup hanya mengandalkan keindahan alam. Wisatawan, terutama generasi muda, mencari pengalaman yang bisa dibagikan baik melalui foto Instagram, video TikTok, maupun cerita blog. Dermaga Ponton menjawab kebutuhan itu, menjadi spot swafoto favorit yang tak hanya estetik, tapi juga unik secara geografis.

Untuk mencapai Kawah Putih, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar dua dari pusat Kota Bandung. Meski cukup jauh, antusiasme pengunjung tetap tinggi. Rata-rata, sekitar 100 orang per hari menjajal dermaga apung ini. “Tapi untuk keselamatan pengunjung, dermaga ponton itu hanya bisa dinaiki paling banyak 30 orang dalam satu kali kesempatan naik,” jelas Mona.

Dermaga ini dirancang dengan teknologi sederhana namun efektif. Di bawahnya terdapat drum plastik sebagai pelampung, sementara sisi-sisinya ditahan tali tambang. “Ketinggian jembatan akan menyesuaikan dengan tinggi muka air danau dan akan naik turun secara otomatis tergantung Tinggi Muka Air (TMA),” tambahnya.

Meski berada di kawasan belerang, Mona memastikan keamanan tetap menjadi prioritas. “Kami mengimbau agar wisatawan paling lama 15 menit saja di atas Dermaga Ponton, meski belerang di sini tipe B, tidak terlalu menyengat seperti kawah Tangkuban Perahu,” katanya.

Transformasi Kawah Putih tak berhenti di dermaga. Manajemen juga menghadirkan Bamboo Skywalk, lorong swafoto yang membelah Hutan Cantigi. Spot ini dirancang instagramable, menyasar wisatawan yang gemar eksplorasi visual. “Semenjak dibikin inovasi itu respons pengunjungnya memang semakin baik. Data kunjungan juga jadi meningkat sekitar 20% karena kita dibantu blowup dari media sosial,” ujar Mona.

Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Fenomena ini mencerminkan tren yang lebih luas, di mana wisata alam kini dituntut untuk berinovasi agar tetap relevan. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, wisata berbasis alam dan petualangan mengalami peningkatan minat sebesar 34% pasca pandemi, terutama di kalangan wisatawan domestik berusia 18–35 tahun.

Namun, inovasi bukan tanpa tantangan. Pengelola harus menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan konservasi. Kawah Putih, sebagai bagian dari kawasan geowisata, memiliki ekosistem yang sensitif. Penambahan fasilitas harus mempertimbangkan dampak lingkungan, termasuk potensi kerusakan vegetasi dan pencemaran air danau.

Di sisi lain, persaingan antar destinasi wisata di Bandung Selatan semakin ketat. Tempat-tempat seperti D’Dieuland dan The Great Asia Africa menawarkan pengalaman tematik yang lebih modern dan ramah keluarga. Kawah Putih harus terus berinovasi tanpa kehilangan identitasnya sebagai destinasi alam yang eksotis dan bersejarah.

Masa depan wisata alam seperti Kawah Putih bergantung pada kemampuannya merangkul teknologi dan tren digital. Penggunaan augmented reality (AR), sistem reservasi online, dan kampanye media sosial yang terintegrasi bisa menjadi langkah strategis. Selain itu, kolaborasi dengan komunitas lokal dan pelaku ekonomi kreatif dapat memperkaya pengalaman wisata sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

Kawasan Ciwidey dan Rancabali sendiri memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai klaster wisata alam terpadu. Dengan dukungan infrastruktur dan promosi yang tepat, destinasi seperti Kawah Putih bisa menjadi ikon regenerasi wisata berbasis alam di Indonesia.

Yang menarik, inovasi di Kawah Putih bukan sekadar strategi bisnis. Namun juga bentuk adaptasi budaya, bagaimana tradisi dan lanskap alam dijaga sambil tetap membuka ruang bagi ekspresi kekinian. Wisata alam tak lagi hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang bagaimana pengunjung bisa terlibat secara emosional dan digital.

Kehadiran spot seperti Dermaga Ponton dan Bamboo Skywalk menunjukkan bahwa Kawah Putih tak ingin tertinggal. Destinasi wisata ini memilih untuk berevolusi, menyambut wisatawan dengan wajah baru yang tetap berakar pada kekayaan alamnya. Inovasi ini juga menjadi bukti bahwa destinasi alam bisa tetap eksis jika mampu membaca arah zaman.

Di tengah tantangan perubahan iklim, tekanan urbanisasi, dan shifting perilaku wisatawan, pengelola destinasi seperti Kawah Putih harus terus beradaptasi. Inovasi yang berkelanjutan, berbasis riset dan partisipasi komunitas, menjadi kunci agar wisata alam tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang.

“Makanya, ke depan juga kita akan tingkatkan inovasi,” pungkas Mona.

Alternatif kebutuhan wisata atau produk UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/7pkHgXCzck
  2. https://s.shopee.co.id/8pcosPmWff
  3. https://s.shopee.co.id/3VbIWf0WvZ
  4. https://s.shopee.co.id/11QMFmr2F
  5. https://s.shopee.co.id/VxgxDO9YJ

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Ada Apa Saja di Pasar Cihapit?

Ayo Biz 30 Sep 2025, 08:08 WIB
Ada Apa Saja di Pasar Cihapit?

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)