Disiplin, Penuntun Kesadaran

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Rabu 15 Okt 2025, 18:22 WIB
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)

Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)

Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kodrat itu agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”

***

Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa disiplin bukan hasil paksaan, melainkan buah dari proses pendidikan yang menumbuhkan kodrat anak menuju kesadaran dan tanggung jawab. Sayangnya, kedisiplinan di sekolah sering dipersepsikan sebatas aturan datang tepat waktu, berpakaian rapi, atau mematuhi tata tertib. Padahal, di balik rutinitas itu, disiplin adalah proses panjang untuk melatih tanggung jawab, kemandirian, dan rasa hormat terhadap kehidupan bersama.

Hari ini, membangun disiplin berarti menumbuhkan kesadaran diri, bukan sekadar menuntut kepatuhan (what). Generasi Z yang hidup di dunia serba cepat dan terbuka lebih menghargai alasan (why) di balik aturan daripada sekadar perintah. Mereka butuh keteladanan, bukan tekanan. Karena itu, sekolah punya peran penting untuk menghadirkan disiplin sebagai budaya hidup, bukan sesuatu yang dipaksakan.

Di sinilah peran guru bimbingan konseling (BK) danpembina kegiatan ekstrakurikuler menjadi penting. Guru BK mungkin jarang terlihat di depan kelas, tetapi merekalah penjaga arah moral siswa. Dengan pendekatan yang tenang dan humanis, guru BK membantu siswa memahami disiplin sebagai pilihan sadar untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Nilai-nilai BerAKHLAK sebagai akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, bisa menjadi panduan dalam proses ini.

Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler menjadi ruang praktik penerapan nilai-nilai displin dan bela negara. Melalui Pramuka, PMR, Paskibra, OSIS, atau klub olahraga dan seni, siswa belajar tentang waktu, tanggung jawab, dan kerja sama. Di sanalah benih-benih nilai bela negara tumbuh, dari latihan dan kegiatan kelompok, tumbuh rasa cinta tanah air, solidaritas, dan semangat berkorban menjadi tunas dalam pengalaman nyata.

Kenyataannya, minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masih rendah. Banyak yang lebih memilih pulang cepat atau sibuk dengan gawai. Padahal, justru di sanalah ruang latihan pembentukan karakter berada, di luang waktu yang dipertaruhkan, kerja sama yang dipraktikkan, dan tanggung jawab yang diuji. Sekolah perlu menghidupkan kembali semangat ekskul dengan bentuk kreativitasnya sebagai ruang belajar bermakna, bukan sekadar pelengkap kegiatan.

Pembentukan kedisiplinan dan karakter bela negara merupakan tanggung jawab kolektif seluruh entitas di sekolah. Guru BK, guru mata pelajaran, dan pembina ekskul perlu bekerja bersama. Guru mata pelajaran menumbuhkan disiplin akademik, guru mengarahkan nilai moral, sementara pembina ekskul memberi membangun pengalaman sosial dan kebangsaan. Jika ketiganya bersinergi, sekolah menjadi ekosistem pembentukan karakter yang hidup dan berkelanjutan.

Aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler jarang dihargai sebagai bentuk prestasi siswa. Sekolah lebih menonjolkan capaian akademik. Penghargaan tidak selalu berupa piala atau sertifikat, tetapi bisa dalam bentuk apresiasi moral dan pengakuan. Hal ini akan menumbuhkan semangat siswa untuk terus berdisplin dan berkontribusi.

Agar upaya pembentukan kedisiplinan melalui internalisasi nilai, bimbingan konseling, dan kegiatan ekstrakurikuler berjalan seragam, Dinas Pendidikan perlu hadir dengan kebijakan dan panduan yang jelas bagi sekolah (negeri/ swasta), termasuk sekolah rakyat, agar memiliki arah yang sama dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan bela negara.

Dengan panduan yang jelas, setiap sekolah dapat bergerak serentak. Guru BK memiliki peta nilai, guru mata pelajaran punya orientasi karakter, dan pembina ekskul memiliki ruang aktualisasi yang terukur. Pendekatan yang seragam bukan berarti meniadakan kreativitas sekolah, tetapi justru memastikan bahwa setiap inovasi karakter tetap berpijak pada nilai dan cita-cita pendidikan nasional.

Sekolah Reguler atau Sekolah Rakyat?

Ilustrasi | Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap, termasuk laboratorium, fasilitas olahraga, dan sistem pembelajaran berbasis teknologi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Algifari Tohaga Abdillah)
Ilustrasi | Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap, termasuk laboratorium, fasilitas olahraga, dan sistem pembelajaran berbasis teknologi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Algifari Tohaga Abdillah)

Belakangan, perbincangan tentang sekolah rakyat menjadi topik yang hangat. Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama yang diinisiasi pemerintah untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang merata dan terjangkau.

Pemerintah melalui kementerian sosial menanggung seluruh biaya siswa, termasuk akomodasi, makan, dan kebutuhan dasar lainnya, sekaligus membekali siswa dengan keterampilan, pola pikir positif, dan karakter yang kuat.

Sekolah rakyat dan sekolah reguler mungkin berbeda bentuk maupun pengelolaanya, tetapi keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan manusia Indonesia berkarakter, berdisiplin, dan cinta tanah air. Di sekolah reguler disiplin dibangun melalui tata tertib, jadwal belajar, serta ruang ekspresi yang memberi kebebasan dan tanggung jawab kepada siswa di luar kelas.

Sementara itu, di sekolah rakyat disiplin ditempa melalui sistem pembelajaran residensial (diasramakan) untuk menumbuhkan kebersamaan, menghargai waktu, menanamkan tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun sesama.

Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, kedisiplinan dan bela negara saling menguatkan. Disiplin adalah tulang punggung karakter bangsa, sementara bela negara adalah roh yang menghidupinya. Ketika siswa belajar menepati janji, menghargai waktu, dan bertanggung jawab, sejatinya mereka tengah mempersiapkan diri menjadi warga negara yang mampu berkontribusi.

Bangsa besar tidak lahir dari gedung-gedung megah, tetapi dari karakter warganya yang kuat. Disiplin tumbuh dari kesadaran, cinta tanah air lahir dari pengalaman terasa menghidupkan pesan Soekarno, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, dan pahlawan masa kini adalah mereka yang belajar, berdisplin, jujur, dan bekerja keras membangun bangsanya. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)