Mimpi-Mimpi Tak Terjamah dari Buku 'Orang Miskin Dilarang Sekolah'

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 14 Okt 2025, 07:58 WIB
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Wiwid Prasetyo atau sering juga dipanggil dengan nama Prasmoedya Tohari merupakan seorang penulis kelahiran Semarang Tahun 1981. Dalam kesehariannya Wiwid aktif menulis di Majalah Furqon dan PESANtrend.

Novel ini dibuat karena penulis terinspirasi oleh tetralogi Laskar Pelangi yang dibuat oleh Andrea Hirata. Keprihatinannya atas nasib teman-temannya yang tak punya kesadaran sekolah sangat berpengaruh pada kehidupannya saat dewasa.

Bagi Wiwid dunia pendidikan dan dunia kepenulisan adalah dua dunia yang saling melengkapi. Pendidikan tanpa keahlian menulis hanya akan menjadikan materi pendidikan hilang tak berbekas. Sementara jika hanya memahami dunia kepenulisan tanpa mempunyai jiwa pendidik menyebabkan pendidikan itu tak mempunyai saluran yang tepat. Untuk itu buku ini hadir untuk menggabungkan keduanya.

Novel ini menceritakan tentang seorang siswa bernama Faisal beserta ketiga sahabatnya yang mendapat julukan anak alam bernama Pepeng, Pambudi dan Yudi. Faisal merupakan anak istimewa karena daya nalarnya yang melebihi dari usianya. Faisal punya keinginan yang kuat untuk mendorong ketiga sahabatnya untuk bersekolah.

Konon ketiga sahabat Faisal merupakan anak yang terlahir dari keluarga kurang mampu yang sebagian orang tuanya bekerja sebagai buruh pada peternakan sapi milik Yok Bek. Ketiganya tidak memiliki cita-cita untuk bersekolah karena sejak kecil mereka sudah membantu beban ekonomi keluarga.

Sementara Faisal memiliki pandangan yang jauh perihal pendidikan. Baginya pendidikan bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk memiliki kehidupan yang jauh lebih baik. Melalui pendidikan setidaknya anak tidak mengulangi garis kemiskinan yang sempat diturunkan. Melalui pendidikan seseorang bisa dihargai dan mendapatkan berbagai macam pilihan dalam kehidupannya. Pendidikan juga bisa membuat peluang kesempatan untuk masa depan.

Usahanya untuk memberikan pesan perihal pentingnya pendidikan kepada ketiga sahabatnya tidaklah mudah. Mulai dari membangun sikap mental terhadap penerimaan diri. Anak yang lahir dari keluarga miskin biasanya memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah juga merasa terasing dari dunia orang-orang disekitarnya. Tak hanya itu keterbatasan pembiayaan untuk sekolah juga menjadi hambatan dari ketiga sahabatnya.

Saat pekerjaan ketiga orang tuanya hilang karena demo dari masyarakat yang merasa peternakan sapi yang dikelola telah mencemari lingkungan. Ketiga orang tuanya terpaksa berhenti kerja dan meratapi nasib karena tidak bisa bekerja di tempat lain yang menuntut ijazah sebagai syarat menjadi karyawan.

Ketiga sahabat Faisal sempat menyerah karena mereka juga tak sanggup membayar biaya sekolah. Namun berkat usahanya untuk berjualan pisang goreng juga berkat bantuan dari salah satu guru yang membantu mengajukan dana sekolah ke pemerintah, ketiganya bisa menjalani perjalanan sekolah menjadi lebih ringan.

Faisal selalu mengajarkan kepada sahabatnya untuk tidak takut bermimpi meski dalam kondisi tersulit sekalipun.

Jangan takut untuk bermimpi besar, sebab orang yang tak punya mimpi berarti tak punya cita-cita dan masa depan.

Selain mengajarkan tentang mimpi untuk ketiga sahabatnya. Faisal si bocah ajaib juga meretas buta huruf dan angka di kampungnya. Mengenalkan literasi kepada warga yang dibelenggu kebodohan dengan cara mengajar baca dan tulis untuk masyarakat sekitar. Bahkan Faisal bisa mengubah kepercayaan masyarakat kepada dukun menjadi sirna.

Setelah membaca buku ini saya belajar satu hal bahwa tidak selamanya kebodohan bisa dilawan oleh kepintaran. Melalui Faisal saya melihat bahwa kebodohan dari seorang dukun hanya bisa dilawan dengan keabsurdan.

Dengan latar belakang sosial yang penuh dengan tekanan, cerita dalam novel ini menyuguhkan dinamika antara harapan dan realitas yang terkadang menyesakkan. Pembaca tidak hanya diajak untuk bersimpati tapi sekaligus berefleksi kepada siapa saja yang memiliki hidup yang layak sehingga bisa mengakses pendidikan dengan mudah tapi sering malas dan sering lupa untuk bersyukur dan memaksimalkan privilege yang ada. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 14 Okt 2025, 10:53 WIB

Sejarah Pacuan Kuda Tegallega Bandung, Panggung Ratu Wilhelmina yang Jadi Sarang Judi dan Selingkuh Tuan Eropa

Dahulu Lapangan Tegallega jadi arena pacuan kuda termewah di Bandung. Tempat pesta, judi, dan perselingkuhan kaum Eropa pada era kolonial.
Tribun Pacuan Kuda Tegallega Bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 10:13 WIB

Orang yang Luwes dalam Beragama, Apakah Otomatis Liberal?

Dalam keluwesan itu, agama menjadi ruang yang menentramkan, bukan menakutkan.
Dalam keluwesan itu, agama menjadi ruang yang menentramkan, bukan menakutkan. (Sumber: Pexels/Pok Rie)
Beranda 14 Okt 2025, 10:07 WIB

Seabad Lebih Tanpa Nasi, Kampung Cireundeu Pertahankan Kemandirian dan Ketahanan Pangan Lokal Lewat Singkong

Tradisi ini terus dijaga oleh sekitar 60 kepala keluarga di kampung itu, yang menurunkannya dari generasi ke generasi sebagai wujud swasembada pangan yang khas dan mandiri.
Selama lebih dari satu abad, Warga Kampung Adat Cireundeu sudah terbiasa mengonsumsi rasi atau beras yang diolah dari singkong. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 14 Okt 2025, 07:58 WIB

Mimpi-Mimpi Tak Terjamah dari Buku 'Orang Miskin Dilarang Sekolah'

Melalui novel ini kita belajar bahwa pendidikan bukan hak istimewa tapi hak setiap anak bangsa.
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 19:52 WIB

Fenomena Co-Working Space di Bandung, Ekosistem Kreatif dan Masa Depan Budaya Kerja Fleksibel

Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif.
Transformasi cara kerja masyarakat urban mendorong ekosistem co-working space sebagai ruang kerja bersama yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan atmosfer kolaboratif. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 19:02 WIB

Disinhibisi Suporter Sepakbola

Saling sindir dan serang antar suporter pun tidak bisa dihindari, seperti tawuran di media sosial saling serang pun tidak bisa dihindari. 
Suporter tim nasional Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 18:33 WIB

Bandung Menguatkan Ekosistem Esports Nasional

Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif.
Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:33 WIB

Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik dengan Paving Block

Sampah plastik memang menjadi masalah krusial hampir di semua negara.
Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:01 WIB

'Jalan Jajan' di Soreang: Kulineran di Gading Tutuka, hingga Menyeruput Kopi Gunung

Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung.
Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 16:33 WIB

Semilir Pagi Ramu Saji Heritage, Sarapan Pelan-Pelan bersama Nasi Kuning dan Cita Rasa Rumah

Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil.
Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 15:16 WIB

Tinggal Meninggal Memang Bikin Kita Ketawa, tapi Pulang dengan Beban Pikiran

Film Tinggal Meninggal membawa warna baru serta keberanian baru bagi perfilman Indonesia.
Salah satu adegan film Tinggal Meninggal. (Sumber: Youtube/Imajinari)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 14:18 WIB

Memahami dan Menghargai demi Harmoni

Saatnya memperkuat semangat toleransi dan membangun perdamaian melalui kegiatan pameran dan diskusi terbuka.
Komik hasil adaptasi dari buku Dialog Peradaban. (Sumber: Instagram/pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 13:19 WIB

ASN, Meritokrasi, dan Jalan Panjang Penghapusan Honorer

Isu penghapusan tenaga honorer dan pengangkatan PPPK kembali mencuat.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Jelajah 13 Okt 2025, 12:23 WIB

Dari Hotel Pos Road ke Savoy Homann, Jejak Kemewahan dan Saksi Sejarah Pembangunan Kota Bandung

Hotel Savoy Homann di Bandung menyimpan sejarah panjang sejak 1880, dari era kolonial hingga Konferensi Asia Afrika 1955, dengan arsitektur Art Deco yang ikonik.
Hotel Savoy Homann Bandung tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 09:25 WIB

Solat dan Stadion, Dilema para Bobotoh Saat Laga Persib

Praktik beragama kita yang kreatif, bikin tersenyum malu, dan sadar diri.
Konvoi Bobotoh, Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 08:10 WIB

Fitur Peta Instagram: Keintiman Konektivitas atau Peluang Kriminalitas?

Fitur terbaru dari instagram adalah membagikan peta lokasi pengguna yang bisa dibagikan dan diakses secara real time.
Fitur Peta di Instagram seharusnya menjadi perhatian bagi pengguna untuk tidak mudah FOMO akan tren sosmed yang hadir (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 20:04 WIB

Canda, Hantu, dan 'Jorang' sebagai Makanan Pokok Orang Sunda

Menentang budaya wibawa yang selalu menjaga batas bercanda, menjaga nalar rasional, dan menegakkan “adab” sensual yang hipokrit.
Camilan di Atas Karpet, Ketika Orang Sunda Kumpul dan Ngobrol (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 14:38 WIB

Pasar Seni ITB sebagai Jembatan antara Dua Wajah Bandung

Pasar Seni ITB bukan hanya sebatas ajang nostalgia, tapi juga bentuk perlawanan lembut,
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id| Foto: Irfan Al-Farits)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 11:06 WIB

Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang?
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)
Ayo Jelajah 12 Okt 2025, 10:58 WIB

Jejak Sejarah Bandung Dijuluki Kota Kembang, Warisan Kongres Gula 1899

Tak cuma karena bunga, julukan Kota Kembang dipoles dengan kisah Kongres Gula 1899 dan para mojang Bandung yang memesona kaum meneer.
Mojang Belanda di Bandung tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)