Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 07 Okt 2025, 08:20 WIB
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Buku Perempuan di Titik Nol ditulis oleh Nawal el-Saadawi yang berprofesi sebagai dokter di negara Mesir. Nawal di kenal dunia sebagai novelis sekaligus pejuang hak-hak perempuan. Nawal dilahirkan di sebuah desa bernama Kafr Tahia di tepi Sungai Nil.

Sebagai seorang dokter, ia memulai praktek pertamanya di daerah pedesaan kemudian berkelana ke berbagai rumah sakit yang ada di Kairo dan terakhir menjabat sebagai Direktur Kesehatan Masyaratak Mesir.

Pada tahun 1972 Nawal menerbitkan buku non-fiksi pertamanya yang berjudul Women and Sex yang membawa dirinya dibebastugaskan dari jabatannya sebagai direktur dan juga sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Health. Namun Nawal tidak gentar dan tetap menerbitkan karya-karyanya tentang status, psikologi dan seksualitas perempuan.

Membaca buku Perempuan di Titik Nol membawa saya untuk menyelami bagaimana kehidupan Firdaus sebagai tokoh perempuan pertama dalam cerita. Bagaimana kelamnya kisah Firdaus sebagai seorang yang hidup dalam kentalnya budaya patriarki.

Firdaus kecil yang selalu jadi objek seksualitas bagi orang yang tak pantas melakukannya. Ayah dan pamannya yang melakukan pelecehan seksual terhadapnya membawa dirinya diperlakukan pada kasus serupa setelah beranjak menjadi perempuan dewasa.

Firdaus yang harus menikah dengan laki-laki tua hanya karena diiming-imingi oleh kesempatan Firdaus untuk bersekolah. Meski pada kenyataannya Firdaus tak lebih diperlakukan sebagai pemuas nafsu dan babu dalam membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan rumah. Bahkan Firdaus tidak mendapat tempat tidur yang layak sebagai seorang istri.

Dalam buku ini terdapat beberapa simbol dan spirit perihal perlawanan terhadap budaya patriarki, keberanian perempuan dalam menentukan pilihan, pencarian makna kebebasan dan simbol perempuan tertindas.

Firdaus dilahirkan dalam budaya patriarki yang ada di negara Mesir yang didominasi oleh kekuatan dan kekuasaan pihak laki-laki. Perempuan dalam buku ini didefinisikan sebagai subordinat atau objek seksualitas yang tidak diperhatikan hak-haknya.

Perjalanan hidup Firdaus tak lepas dari penindasan dan pemanfaatan perempuan. Sehingga Firdaus memiliki semangat melakukan perubahan dalam penolakannya terhadap norma-norma masyarakat Mesir yang membatasi dan menindas kaum perempuan.

Baca Juga: 10 Netizen Terpilih September 2025: Karya Berkualitas tentang Bandung

Firdaus menjadi simbol perempuan yang berani untuk memilih keputusan dan segala hal yang diinginkannya dalam hidup. Sepanjang kehidupannya yang dipenuhi dengan kekerasan dan pelecehan seksual, Firdaus menunjukkan keberanian dengan membuat pilihan-pilihan sulit salah satunya keputusan dalam membunuh germonya, meski Firdaus tau bahwa bayarannya adalah mendekam di balik jeruji penjara.

Pilihan-pilihannya tersebut untuk menegakkan otonomi atas tubuh dan hidupnya meski tidak selalu berujung bahagia.

Firdaus juga menjadi simbol kebebasan perempuan untuk keluar dari tekanan budaya patriarki. Bagaimana penjara yang biasanya menjadi kurungan bagi banyak pihak, sementara bagi Firdaus penjara adalah sebuah bentuk kebebasan absolut. Tindakan inilah yang membuat Firdaus menolak grasi dari pemerintah Mesir karena baginya menerima sama dengan menyetujui sistem yang tidak berpihak kepada perempuan.

Melalui buku ini menjadi kritis pedas terhadap sistem pemerintah negara Mesir yang masih menjunjung tinggi patriarki. Firdaus menjadi simbol yang mewakili banyak perempuan yang masih dibelenggu dengan penindasan dan kekerasan.

Novel ini menjadi suara bagi penderitaan yang sering kali terdengar tapi diabaikan. Suara-suara itu bermanifestasi menjadi teriakan yang lantang menjadi kritis sosial yang pedas bagi pemerintahan.

Seperti yang selalu Firdaus gaungkan bahwa "Laki-laki revolusioner tidak banyak berbeda dari laki-laki lainnya. Mereka mempergunakan kepintaran mereka dengan menukarkan prinsip mereka untuk mendapatkan apa yang dapat dibeli orang lain dengan uang. Revolusi bagi mereka tak ubahnya sebagai seks bagi kami. Sesuatu yang disalahgunakan. Sesuatu yang dapat dijual". (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB

'Lintas Agama' ala Sunda

Kata-kata ini membangun jembatan antara gagasan global dan kearifan lokal.
Lukisan Tembok di Joglo Keadilan, YSK, Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 08:20 WIB

Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Perempuan di Titik Nol adalah karya Nawal El-Sadawi seorang dokter dari negara Mesir.
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 18:18 WIB

Partisipasi Publik yang Hilang dalam Proses Kebijakan

Partisipasi publik adalah ruh demokrasi.
Pekerja Pariwisata Unjukrasa di Gedung Sate Tuntut Cabut Larangan Study Tour. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 17:02 WIB

10 Netizen Terpilih September 2025: Karya Berkualitas tentang Bandung

Hari ini Ayobandung.id merilis daftar 10 penulis terpilih yang memberikan kontribusi luar biasa di kanal AYO NETIZEN selama September 2025.
AYO NETIZEN merupakan kanal yang menampung tulisan para pembaca Ayobandung.id. (Sumber: Lisa from Pexels)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 15:42 WIB

12 Agama yang Membentuk Hidup Kita

Agama membantu kita untuk berpikir ulang tentang eksistensi.
Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 14:18 WIB

Sejarah Julukan Bandung Parijs van Java, dari Sindiran Jadi Kebanggaan

Iklan seorang pedagang Belanda tahun 1920 melahirkan julukan “Parijs van Java”. Kini, Bandung dikenal sebagai kota fesyen dan kreatif.
Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 13:15 WIB

Hikayat Urban Legend Rumah Gurita Bandung, Geger Disebut Tempat Pemujaan Setan?

Urban legend Rumah Gurita bukan hanya cerita horor, tapi cermin budaya urban Bandung yang kaya imajinasi dan sejarah arsitektur kreatif.
Potret Rumah Gurita di kawasan Sukajadi, Kota Bandung.
Beranda 06 Okt 2025, 10:50 WIB

Jejak Panjang Harry Suliztiarto Merintis Panjat Tebing Indonesia

Sebagai seorang perupa, ia terbiasa menciptakan sesuatu dari keterbatasan. Maka ketika belum ada peralatan panjat di Indonesia, Harry membuat semuanya sendiri.
Harry Suliztiarto orang yang pertama kali memperkenalkan olah raga panjat
tebing ke Indonesia. (Sumber: IG sultan_tanah_tinggi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 10:12 WIB

Pangsi, Iket, dan Ki Sunda

Inilah salah satu cara kita untuk ngamumule budaya Sunda. Jika bukan kita yang melakukannya, lalu siapa lagi?
Pesilat dari Paguron Gajah Putih Baleendah menampilkan gerakan pencak silat pada gelaran Bandung Lautan Pangsi, Selasa 11 Juli 2023. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 07:51 WIB

Pelukan Metodologi Pembelajaran yang tidak Bersentuhan dengan Realitas

Fakta pendidikan di Indonesia, salah satunya metodologi pembelajaran yang tidak dekat dengan realitas.
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Eko Prasetyo Milik Perpustakaan Salman ITB (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 20:20 WIB

Suara Pembebasan dan Agama-Agama yang Jarang Diceritakan

Di balik agama-agama mapan, banyak tradisi yang lahir dari keresahan sosial dan keberanian menantang ketidakadilan.
Toko Bernama "Religion" (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 15:01 WIB

Jain dan Sunda di Restoran 'Hijau' Bandung

Di Kota Bandung, ada restoran bernama Kehidupan Tidak Pernah Berakhir yang unik.
Salah Satu Sudut di Restoran "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" di Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 13:26 WIB

Mitigasi Gempa Bumi bila Patahan Baribis Bergoyang

Memahami pentingnya mitigasi dalam segala hal, bukan sekedar apel kesiagaan.
Singkapan patahan di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 12:00 WIB

HAM Omong Kosong di Kota Kreatif: Kasus Bandung Zoo dan Hak Masyarakat atas Ruang Publik

Bandung Zoo bukan hanya tempat rekreasi murah meriah. Ia adalah ruang edukasi lingkungan bagi sekolah, mahasiswa, dan keluarga.
Suasana Kebun Seni saat ini yang satu amparan dengan Kebun Binatang (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 11:10 WIB

Shinto, Sunda, dan Saikeirei: Sejarah Agama dan Kekuasaan

Saikeirei selama pendudukan Rezim Militer Jepang menyingkap benturan antara iman, kekuasaan, dan identitas lokal.
Sketsa Saikeirei (Sumber: Gambar Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 10:03 WIB

Berkelana sembari Membangun Rumah Belajar bersama Bookstagram Alwi

Perjalanan seorang pegiat literasi bernama Alwi Johan Yogatama.
Perjalanan Alwijo Nebeng ke NTT untuk Bangun Rumah Belajar (Sumber: Instagram | alwijo)
Ayo Jelajah 05 Okt 2025, 08:05 WIB

Sejarah Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Wariskan Beban Gunungan Utang ke China

Jepang bawa Shinkansen, Tiongkok bawa pinjaman. Sejarah proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sarat persaingan dan beban utang.
Proses pembangunan jalur Kereta Cepat Whoosh yang juga berdampak terhadap sejumlah lahan warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)