12 Agama yang Membentuk Hidup Kita

Arfi Pandu Dinata
Ditulis oleh Arfi Pandu Dinata diterbitkan Senin 06 Okt 2025, 15:42 WIB
Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)

Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)

Sering kali kita melihat agama-agama dunia hanya dari satu sisi, yang diseragamkan, diserempakkan. Kita selalu membayangkan semua agama memiliki konsep Tuhan yang personal, sang pendiri, dan keyakinan pada alam baka.

Padahal di balik struktur yang tampak sederhana itu, tersimpan kedalaman yang luar biasa. Setiap agama adalah dunia yang tersendiri, penuh ritual, cerita, dan filosofi yang membentuk cara manusia memahami hidup, relasi sosial, dan alam semesta. Agama membantu kita untuk berpikir ulang tentang eksistensi.

Kali ini kita akan melihat bahwa agama-agama tidak selalu seiring sejalan. Mereka bisa berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Variasi ini bukan diarahkan untuk saling memusnahkan, tetapi untuk memperkaya dunia, temasuk dalam hidup sehari-hari.

Keunikan yang tersembunyi di balik agama-agama bukan hanya soal wacana yang berat dan jauh, tapi juga tentang membuka mata terhadap kompleksitas peradaban manusia yang letaknya ada di jantung kita sendiri. Setiap tradisi religius adalah perjalanan, yang menawarkan perspektif baru. Ia kadang menantang, kadang membingungkan, tetapi selalu saja membuat kita terpukau. Sekalipun kita "mengamalkan" ajarannya sebagai praktik adaptasi di dunia kontemporer.

Dan saat kita mulai menyelami lapisan-lapisan ini, kita tak hanya belajar tentang agama orang lain, melainkan menemukan cara baru dalam melihat diri sendiri, sesama, dan dunia di sekitar kita.

Sebelum Era Umum

Di dataran India kuno, Sanatana Dharma lahir (2000-1500 Sebelum Era Umum), berakar pada Veda dan Upanishad. Hindu menampilkan dunia yang kaya dan berlapis. Empat jalan yoga untuk mendekatkan diri pada Ilahi, sistem kasta sebagai pengelompokan sosial, tingkatan asrama yang menandai fase kehidupan, dan berbagai sampradaya atau aliran. Hindu mengajarkan karma dan darma sebagai pedoman etika, sementara yoga merambat melintasi waktu jadi bagian dari jadwal kita sekarang.

Beberapa abad kemudian, Yahadut muncul di Palestina kuno (abad ke-13-12 Sebelum Era Umum), menekankan monoteisme melalui YHWH dan hukum Taurat. Tokoh pentingnya yang ada dalam tradisi ini ialah Moshe, menegaskan hubungan manusia dengan Tuhan dan tanggung jawab etis. Keunikan Yahudi adalah identitasnya yang lokal sekaligus transformatif, melalui diaspora, nilai-nilainya menjadi fondasi bagi agama-agama Abrahamik lain dan membentuk sejarah religiusitas manusia. Kita mewarisi pembagian waktu sepekan dalam 7 hari termasuk libur di dalamnya.

Mazdayasna lahir di Iran kuno (abad ke-10-6 Sebelum Era Umum), diperkenalkan oleh Zarathustra. Agama ini menekankan dualisme moral-kosmik antara Ahura Mazda dan Angra Mainyu, gagasan surga, neraka, dan juru selamat. Meskipun pengikutnya kini kecil, ajaran ini telah memberi inspirasi besar pada etika dan kosmologi tradisi lain. Kita pun masih kedapatan idenya tentang free will, etika dikotomis baik-buruk, sampai narasi pertarungan di film Star Wars.

Pelinggih Khas Umat Hindu Bali (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Pelinggih Khas Umat Hindu Bali (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)

Di India, Jain Dharma muncul (abad ke-6-5 Sebelum Era Umum) sebagai bagian dari gerakan Sramana, dipelopori oleh Mahavira. Dengan menekankan Ahimsa, Jain menjadi laboratorium etika non-kekerasan dan pengendalian diri. Kita memakai gaya hidup ini lewat vegetarianisme, suaka margasatwa, dan kesadaran lingkungan global. 

Pada periode yang sama, Buddhadharma lahir melalui Siddhartha Gautama (Buddha Sakyamuni). Dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Tengah, ajaran Buddha menggeser perhatian dari ritual semata menuju praktik etis dan meditasi. Kita ikut trennya lewat wacana mindfulness di dunia modern.

Di Tiongkok, Rujia muncul (abad ke-6-5 Sebelum Era Umum) dengan Kongzi (Konfusius) sebagai tokoh utama. Ajarannya menekankan etika, humanisme, dan tata sosial yang membentuk budaya Tiongkok selama ribuan tahun, serta memengaruhi norma bakti pada orang tua dan keluarga. Kita menginternalisasi nilainya soal pentingnya pendidikan yang bisa mengubah arah dunia.

Tidak jauh dari situ, Daojia lahir (abad ke-4-3 Sebelum Era Umum) melalui Laozi, menawarkan ajaran mistik yang menekankan wu wei, hidup selaras dengan Dao, Ziran, Yin-Yang, Pu, dan Te. Agama ini membimbing meditasi, seni, filosofi ekologis, dan memberi pengaruh nyata pada kesehatan tradisional Tiongkok, termasuk akupunktur. Jangan-jangan cara ini yang suka kita pakai jika salah satu anggota keluarga kita ada yang sakit.

Setelah Era Umum

Kristen muncul di Palestina (abad pertama Era Umum), dengan tokoh utama Yesus Kristus. Ajarannya tentang kasih, pengampunan, dan penebusan dosa mendorong transformasi moral individu sekaligus tanggung jawab sosial. Pengaruhnya paling terasa di Eropa dan Amerika, membentuk norma sosial, sistem hukum, pendidikan, serta karya seni, musik, dan literatur. Kita menemukan maknanya lewat kalender “Masehi” yang kerap menjadi acuan bagi waktu global. Termasuk dalam pembagian sub-bagian tulisan ini. 

Di Jepang, Shinto (yang tertulis abad ke-8 Era Umum) tetap menjadi agama lokal yang intim dengan alam, leluhur, dan Kami, membentuk identitas budaya nasional yang khas. Nilai yang kita nikmati sebagai hiburan sepanjang menonton serial anime

Media Tanah Liat untuk Doa Labirin (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Media Tanah Liat untuk Doa Labirin (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)

Sementara itu, di Jazirah Arab, Islam lahir (abad ke-7 Era Umum) melalui Nabi Muhammad. Ajarannya menekankan keesaan Tuhan yang biasa disebut tauhid, darinya bersumber tradisi pemikiran yang kaya dan inspirasi solidaritas sosial. Prinsip hukum dan norma sosialnya menyebar jauh. Kita berinteraksi hari ini dengan bank syariah maupun makanan halal sebagai warisan global.

Sikh Dharma lahir di India (abad ke-15 Era Umum), dipelopori oleh Guru Nanak. Agama ini menekankan egalitarianisme, monoteisme, penolakan kasta, dan integrasi disiplin spiritual dengan prinsip damai. Praktik sehari-hari seperti Langar dan simbol 5 Ks menegaskan solidaritas dan pelayanan. Kita bisa merasakannya lewat budaya kebersamaan di organisasi sosial.

Baha’i muncul di Persia (abad ke-19 Era Umum) melalui Baha’u’llah, menekankan persatuan Tuhan, agama, dan universalitas manusia. Ajarannya mendorong pendidikan, perdamaian, dan keterbukaan lintas budaya. Warisan yang terasa dekat adalah semangat toleransi dalam kehidupan sehari-hari, misal doa dan kerja sama lintas agama, pendidikan global, dan kesadaran akan kemanusiaan.

Sekarang

Agama-agama di dunia datang terus menerus. Saat kita menelusuri perjalanannya, terlihat bahwa warisan mereka bukan hanya sejarah, ajaran atau teks kuno, tetapi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Dari hari libur setiap pekan, mindfulness yang membentuk keseharian modern, hiburan film, sampai makanan semuanya adalah jejak nyata tradisi religius yang masih hidup bersama kita.

Agama-agama dunia, dengan keragaman dan keunikannya, mengajarkan kita untuk melihat hidup dari perspektif yang berbeda, memahami orang lain, dan menemukan harmoni dengan dunia sekitar. Mereka menuntun kita bukan hanya pada refleksi spiritual, tetapi juga pada tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cara kita bekerja, belajar, merawat lingkungan, menerima diri, dan membangun hubungan. Dengan demikian, mengenal agama-agama dunia adalah salah satu langkah yang tepat untuk menyadari bahwa kita sehari-hari hidup dalam warisan mereka. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Arfi Pandu Dinata
Menulis tentang agama, budaya, dan kehidupan orang Sunda
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 18:18 WIB

Partisipasi Publik yang Hilang dalam Proses Kebijakan

Partisipasi publik adalah ruh demokrasi.
Pekerja Pariwisata Unjukrasa di Gedung Sate Tuntut Cabut Larangan Study Tour. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 17:02 WIB

10 Netizen Terpilih September 2025: Karya Berkualitas tentang Bandung

Hari ini Ayobandung.id merilis daftar 10 penulis terpilih yang memberikan kontribusi luar biasa di kanal AYO NETIZEN selama September 2025.
AYO NETIZEN merupakan kanal yang menampung tulisan para pembaca Ayobandung.id. (Sumber: Lisa from Pexels)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 15:42 WIB

12 Agama yang Membentuk Hidup Kita

Agama membantu kita untuk berpikir ulang tentang eksistensi.
Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 14:18 WIB

Sejarah Julukan Bandung Parijs van Java, dari Sindiran Jadi Kebanggaan

Iklan seorang pedagang Belanda tahun 1920 melahirkan julukan “Parijs van Java”. Kini, Bandung dikenal sebagai kota fesyen dan kreatif.
Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 13:15 WIB

Hikayat Urban Legend Rumah Gurita Bandung, Geger Disebut Tempat Pemujaan Setan?

Urban legend Rumah Gurita bukan hanya cerita horor, tapi cermin budaya urban Bandung yang kaya imajinasi dan sejarah arsitektur kreatif.
Potret Rumah Gurita di kawasan Sukajadi, Kota Bandung.
Beranda 06 Okt 2025, 10:50 WIB

Jejak Panjang Harry Suliztiarto Merintis Panjat Tebing Indonesia

Sebagai seorang perupa, ia terbiasa menciptakan sesuatu dari keterbatasan. Maka ketika belum ada peralatan panjat di Indonesia, Harry membuat semuanya sendiri.
Harry Suliztiarto orang yang pertama kali memperkenalkan olah raga panjat
tebing ke Indonesia. (Sumber: IG sultan_tanah_tinggi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 10:12 WIB

Pangsi, Iket, dan Ki Sunda

Inilah salah satu cara kita untuk ngamumule budaya Sunda. Jika bukan kita yang melakukannya, lalu siapa lagi?
Pesilat dari Paguron Gajah Putih Baleendah menampilkan gerakan pencak silat pada gelaran Bandung Lautan Pangsi, Selasa 11 Juli 2023. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 07:51 WIB

Pelukan Metodologi Pembelajaran yang tidak Bersentuhan dengan Realitas

Fakta pendidikan di Indonesia, salah satunya metodologi pembelajaran yang tidak dekat dengan realitas.
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Eko Prasetyo Milik Perpustakaan Salman ITB (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 20:20 WIB

Suara Pembebasan dan Agama-Agama yang Jarang Diceritakan

Di balik agama-agama mapan, banyak tradisi yang lahir dari keresahan sosial dan keberanian menantang ketidakadilan.
Toko Bernama "Religion" (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 15:01 WIB

Jain dan Sunda di Restoran 'Hijau' Bandung

Di Kota Bandung, ada restoran bernama Kehidupan Tidak Pernah Berakhir yang unik.
Salah Satu Sudut di Restoran "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" di Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 13:26 WIB

Mitigasi Gempa Bumi bila Patahan Baribis Bergoyang

Memahami pentingnya mitigasi dalam segala hal, bukan sekedar apel kesiagaan.
Singkapan patahan di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 12:00 WIB

HAM Omong Kosong di Kota Kreatif: Kasus Bandung Zoo dan Hak Masyarakat atas Ruang Publik

Bandung Zoo bukan hanya tempat rekreasi murah meriah. Ia adalah ruang edukasi lingkungan bagi sekolah, mahasiswa, dan keluarga.
Suasana Kebun Seni saat ini yang satu amparan dengan Kebun Binatang (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 11:10 WIB

Shinto, Sunda, dan Saikeirei: Sejarah Agama dan Kekuasaan

Saikeirei selama pendudukan Rezim Militer Jepang menyingkap benturan antara iman, kekuasaan, dan identitas lokal.
Sketsa Saikeirei (Sumber: Gambar Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 10:03 WIB

Berkelana sembari Membangun Rumah Belajar bersama Bookstagram Alwi

Perjalanan seorang pegiat literasi bernama Alwi Johan Yogatama.
Perjalanan Alwijo Nebeng ke NTT untuk Bangun Rumah Belajar (Sumber: Instagram | alwijo)
Ayo Jelajah 05 Okt 2025, 08:05 WIB

Sejarah Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Wariskan Beban Gunungan Utang ke China

Jepang bawa Shinkansen, Tiongkok bawa pinjaman. Sejarah proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sarat persaingan dan beban utang.
Proses pembangunan jalur Kereta Cepat Whoosh yang juga berdampak terhadap sejumlah lahan warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 04 Okt 2025, 17:34 WIB

Bisnis Sport Tourism di Bandung Makin Bergairah Berkat Tren Padel

Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Ayo Biz 04 Okt 2025, 15:37 WIB

Harga Tiket Masuk dan Wahana di Skyward Project: Wisata Tematik Baru di Bandung

Berlokasi di kawasan Pasir Kaliki, Skyward Project bukan sekadar tempat bermain tapi juga ruang belajar, eksplorasi, dan nostalgia yang dirancang untuk semua kalangan.
Mengusung konsep edutainment, Skyward Project membangun narasi dari sejarah lokal yang nyaris terlupakan. (Sumber: dok. Skyward Project)