'Agama Rakyat' di Kota Bandung, Cuma Kita yang Enggak Ngeh

Arfi Pandu Dinata
Ditulis oleh Arfi Pandu Dinata diterbitkan Senin 08 Sep 2025, 16:14 WIB
Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. (Sumber: Pexels/Ismail saja)

Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. (Sumber: Pexels/Ismail saja)

'Agama rakyat' hari ini sudah jauh berbeda dari bayangan lama yang suka dibilang “kampungan”. Sekarang religiusitas warga muncul dalam bentuk yang lebih kekinian. Bisa menyelinap di dunia digital, ikut gaya urban, atau tetap bertahan dengan model klasiknya.

Bandung jadi salah satu panggungnya. Meskipun digempur dengan modernitas yang bertubi-tubi, kota ini tetap setia merawat lokalitas dengan caranya sendiri. Hal-hal yang dulu dan mungkin masih dianggap primitif, ternyata bisa terus relevan dengan situasi hari ini.

Melihat Bandung dengan lebih jeli bisa jadi cara buat mengenal 'agama rakyat' tersebut. Dengannya kita tidak lagi terpesona dengan lanskap wisata Ibu Kota Jawa Barat ini, tapi lagi menggali nilai-nilai kerakyatan yang masih bisa dituai. Pada sisi yang lain, kita juga sedang menunjukkan bahwa keunikan lokal tidak melulu di kampung adat. Kekayaan ini ternyata hidup berdampingan bersama kita di tengah kota. Dan berikut jejak-jejak yang masih ada tersebut.

1. Toko Rampai Bunga

Ilustrasi Bunga di Toko Bunga Palasari. (Foto: GMAPS)
Ilustrasi Bunga di Toko Bunga Palasari. (Foto: GMAPS)

Satu artefak yang mencolok untuk menggambarkan ritual rakyat adalah keberadaan toko rampai bunga. Toko ini bukan sekadar museum yang banyak menjual barang-barang yang suka dipakai oleh nenek kakek kita dulu, juga menandakan bahwa bunga tabur, kemenyan, kendi, dan perlengkapan ritual lain masih berguna dan suka dipakai oleh orang-orang di hari ini.

 Di mata sebagian orang keberadaannya mungkin hanya dagangan biasa. Tapi sebenarnya toko ini menunjukkan betapa kebutuhan ritual lokal tidak pernah surut. Selamatan, nyekar, upacara jatukrami, ngaruwat cai, atau mengurus goah, masih hidup di tengah kota modern. Kios-kios di Astanaanyar, Andir, Ciroyom, ataupun Cicadas memperlihatkan bahwa 'agama rakyat' tetap berakar pada praktik keseharian.

2. Cerita Hantu di Radio

Di Bandung kosmologi 'agama rakyat' yang cenderung percaya pada keberadaan roh, hantu, dan makhluk halus hadir melalui urban legend. Kisah-kisah penampakan di Jalan Layang Pasupati, sosok misterius di Gedung Sate, patung di Taman Maluku, atau penunggu Goa Belanda di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda bukan sekadar horor murahan. Dalam cerita ini masyarakat kota merawat keyakinan lokal akan adanya dunia gaib.

Mungkin di zaman ini, cerita mistis tidak lagi dituturkan di gelapnya malam yang ditemani lampu minyak. Tapi cerita hantu-hantu selalu ada, bahkan diarsipkan dengan rapi melalui siaran Nightmare Ardan Radio 105,9 FM. Begitu juga tim Jurnalrisa banyak mendokumentasikan penunggu-penunggu Bandung melalui konten di YouTube maupun aneka filmnya. Meskipun transfer cerita rakyat telah bergeser dari pos ronda ke bioskop dan siaran di radio dalam mobil, tapi pandangan dunia leluhur masih abadi. 

3. Maung Bandung

Salah satu patung maung Bandung yang pernah melompat dari pos jaga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Salah satu patung maung Bandung yang pernah melompat dari pos jaga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Bicara 'agama rakyat' tidak lepas dari dimensi sosial dan identitas, yang di Bandung menemukan wujudnya dalam totem maung (macan, harimau). Sebagai julukan lain pada Persib, maung bukan sekadar maskot klub sepak bola. Sosok ini adalah totem komunal yang mempersatukan warga, menyalakan rasa kebanggaan, dan mengikat solidaritas di Bandung bahkan wilayah Jawa Barat yang lebih luas.

Hewan sakral yang ada dalam kosmologi Sunda ini melambangkan perlindungan, tradisi leluhur, sekaligus misteri alam. Pada hari ini dalam berbagai gambarnya, Maung Bandung berhasil menunjukkan kekuatannya itu kembali dengan merangkul segala kelas. Dukungan pada Persib mengartikulasi ritual komunal dengan nyanyian dan koreografi tribun. Inilah identitas yang memadukan senyapnya cara kerja religiusitas lokal dalam kecintaan pada klub sendiri dan jalinan rasa kebersamaan.

4. Ziarah Makam Marhaen

'Agama rakyat' bicara juga soal kesadaran politik. Di Bandung, hal ini tampak pada praktik ziarah ke makam Ki Marhaen di Kampung Cipagalo, Jalan Batununggal, Bandung Kidul. Marhaen sendiri adalah petani kecil yang ditemui Bung Karno dan menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme. Dengan segala kontroversinya, makamnya kini dipercaya sebagai tempat ziarah politik, spiritual, dan identitas rakyat.

Berdoa, tabur bunga, siram air, dan bertemu dengan anak cucu Ki Marhaen, tidak hanya mencari keselamatan pribadi, juga menyimpan ingatan kolektif tentang ketidakadilan sosial. Para politikus pastinya berduyun-duyun datang ke sini, berusaha menautkan dirinya pada isu kerakyatan. Begitulah di tengah modernisasi Kota Bandung, makam Ki Marhaen menjadi pengingat bahwa salah satu kekuatan politik nasional pernah lahir di sini.

5. Reak dan Benjang

Fesival Benjang di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Fesival Benjang di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)

Seni rakyat seperti reak dan benjang tumbuh lestari di kawasan Bandung Timur. Reak adalah pertunjukan musik tradisional yang menggugah dan kadang kesurupan, sementara benjang adalah seni bela diri dengan nuansa ritual yang magis. Keduanya sering tampil di hajatan, festival, atau acara desa.

Di Ujung Berung, Arcamanik, dan Cibiru, akhir pekan selalu jadi saksi bahwa hiburan rakyat ternyata masih bertahan bahkan di sepanjang jalan kendaraan. Kesenian ini bisa memancing orang-orang ke luar rumah dan pengendara sepeda motor yang berhenti sejenak. Mereka mengabadikannya dalam hp. Dengan segala kreativitasnya yang penuh aksesoris lampu, pelantang suara, dan kaos distro, arak-arak ini menggugat kejemuan dan individualistik kota dengan bising yang menggoyang.

Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. Praktik, kepercayaan, identitas, politik, dan keseniannya yang pernah jadi bulan-bulanan kekuasaan itu, mungkin masih bikin kita agak alergi. Semua itu sering dilekatkan dengan label sisa-sisa tradisi lama atau dicap kuno dan ketinggalan zaman.

Tapi berbagai contoh konkret di Bandung ini telah membuktikan bahwa 'agama rakyat' adalah religiusitas yang tangguh. Strukturnya mungkin tidak serapi agama-agama dunia, mungkin juga bersembunyi atas nama budaya.

Tapi di luar itu semua, 'agama rakyat' selalu bisa menjawab kebutuhan hidup. Bukankah itu juga yang membuatnya justru menarik di tengah Bandung yang gemerlap dengan lampu kota? (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Arfi Pandu Dinata
Menulis tentang agama, budaya, dan kehidupan orang Sunda
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 11:12 WIB

Self-Care ala Korea: dari Rutinitas Skincare ke Gaya Hidup Positif

Glowing bukan cuma dari skincare, tapi juga dari hati yang tenang.
Penggunaan skincare rutin sebagai bentuk mencintai diri sendiri. (Sumber: Pexels/Rheza Aulia)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 09:46 WIB

Hikayat Pembubaran Diskusi Ultimus, Jejak Paranoia Kiri di Bandung

Kilas balik pembubaran diskusi buku di Toko Buku Ultimus Bandung tahun 2006, simbol ketegangan antara kebebasan berpikir dan paranoia anti-komunis.
Ilustrasi pembubaran diskusi di Ultimus Bandung.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 09:39 WIB

Kala Cinta Tak Secepat Jadwal Keluarga, Realita Film 'Jodoh 3 Bujang'

Kisah tiga bersaudara yang harus menikah bersamaan demi tradisi.
Salah satu adegan di film 'Jodoh 3 Bujang'. (Sumber: Instagram/Jodoh 3 Bujang)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 08:38 WIB

Hikayat Janggal Pembunuhan Brutal Wanita Jepang Istri Pengacara di Bandung

Polisi menemukan jasadnya dengan pisau masih menancap. Tapi siapa pembunuhnya? Dua dekade berlalu, jawabannya hilang.
Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)