Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Sabtu 01 Nov 2025, 12:51 WIB
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)

AYOBANDUNG.ID -- Mustika Arsri tumbuh dari akar pertanian yang kuat. Sebagai anak petani dari Sumatera Barat, ia memahami betul tantangan dan stigma yang melekat pada profesi ini. Ketika merantau ke Bandung untuk kuliah di jurusan pertanian Universitas Padjadjaran, ia menyadari bahwa dunia pertanian sering dianggap kotor, tidak bergengsi, dan kurang diminati.

“Kalau kuliah pertanian itu kotor-kotoran. Maksudnya, bukan yang banyak diminati. Cuma dengan adanya usaha ini, kita mengajak pertanian itu nggak lagi kotor-kotoran,” ujar Mustika saat ditemui Ayobandung.

Pada 2016, bersama sang suami, Mustika mendirikan Habibi Garden, sebuah UMKM yang fokus pada pengembangan teknologi pertanian. Meski awalnya merupakan bisnis suaminya, Mustika kini menjadi penggerak utama inovasi produk yang telah digunakan oleh lebih dari seribu petani di Indonesia.

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. Untuk mewujudkan visi tersebut, Habibi Garden mengembangkan alat berbasis smart farming dan kecerdasan buatan bernama Kelana AI.

“Jadi Kelana alat yang untuk bikin petani itu ibaratnya kayak ke dokter.Alat ini membaca kondisi nutrisi tanaman secara presisi, sehingga pemupukan menjadi lebih efisien dan tepat sasaran,” jelas Mustika.

Teknologi ini telah digunakan secara luas sejak masa pandemi Covid-19, yang justru menjadi titik balik bagi Habibi Garden, di mana digitalisasi pertanian yang sebelumnya sulit diterima mulai mendapat tempat. “Pembelian terbanyak itu dari covid sampai sekarang, alat ini banyak digunakan,” ujar Mustika.

Namun, tantangan terbesar adalah kesenjangan generasi dan literasi digital. Banyak petani yang masih enggan percaya pada data, sehingga pendekatan Habibi Garden adalah piloting langsung di kebun agar petani bisa merasakan manfaatnya.

“Kalau ketemu petani itu pelan-pelan karena gap year kita sama petani itu 10 tahun. Jadi kita harus ngajarin dari edukasi dulu,” katanya.

Menurut data Kementerian Pertanian, hanya sekitar 300 ribu petani muda aktif di Indonesia, dari total lebih dari 33 juta petani. Padahal, sektor pertanian menyerap sekitar 29% tenaga kerja nasional. Tantangan regenerasi ini diperparah oleh minimnya adopsi teknologi dan literasi digital di kalangan petani.

Habibi Garden menjawab tantangan ini dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif. Mereka tidak hanya menjual alat, tetapi juga membangun ekosistem pembelajaran dan pendampingan. Peran ini sangat penting mengingat masih banyak penyuluh swadaya yang belum memiliki akses ke pelatihan ekonomi dan teknologi. “Kami bantu penyuluh mengedukasi petani,” ujar Mustika.

Di Gedebage, Kota Bandung, Habibi Garden menjadi pusat edukasi teknologi pertanian. Mereka aktif mengedukasi petani muda bahwa bisnis pertanian bisa lebih menguntungkan daripada UMR. “Suami saya yang awalnya karyawan di Samsung, memilih keluar jadi petani,” ungkap Mustika.

Stigma bahwa bertani butuh modal besar dan lahan luas dipatahkan lewat pendekatan urban farming dan teknologi. Kehadiran timer otomatis, sensor kelembaban, dan AI pertanian kini tersedia luas di pasaran. “Sebenarnya untuk anak muda yang mau jadi petani nggak susah,” katanya.

Habibi Garden juga mengelola lahan hortikultura di Lembang, menanam tomato cherry, kale, cabai, dan bawang yang masuk ke supermarket.

Kolaborasi dengan perusahaan Korea menghasilkan tomato cherry manis berkat suntikan gula stevia, menjawab tren hidup sehat di Bandung. Produk-produk sepeti ini menjadi bukti bahwa pertanian bisa mengikuti tren pasar dan menghasilkan nilai tambah.

“Karena kan di Bandung tuh lagi tren hidup sehat ya, naik banget, olahraga lah bahkan salad,” jelas Mustika.

Namun, Mustika menyoroti kelemahan mendasar petani, salah satunya manajemen ekonomi. Tanpa pencatatan, keuntungan menjadi tidak terukur.

“Petani itu bertahun-tahun bertani tapi mereka tuh tidak ada manajemennya. Modal 100 juta tapi nggak tahu pengeluarannya berapa,” katanya.

Sensus Pertanian 2023 mencatat penurunan jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebesar 7,45% dibandingkan 2013, meski Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) meningkat 8,74%. Ini menunjukkan pergeseran pola usaha yang perlu diimbangi dengan edukasi ekonomi dan teknologi.

Habibi Garden juga membuktikan bahwa stigma modal besar dan lahan luas bisa dipatahkan. “Banyak stigma yang modal harus besar, terus lahan harus luas. Nah itu tuh semuanya bisa dipatahkan,” ujar Mustika.

Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi, petani muda bisa membangun bisnis yang berkelanjutan. Habibi Garden bukan hanya menjual alat, tapi membangun ekosistem edukasi, manajemen, dan regenerasi. Mustika menekankan bahwa menjadi petani butuh ketahanan dan kesabaran.

“Biasanya 2-3 kali musim itu baru yang profit banget. Jadi usaha pertanian nggak ada lagi yang bilangnya itu usaha yang sia-sia,” katanya.

Habibi Garden juga mendorong petani muda untuk magang terlebih dahulu agar memahami analisa usaha tani. “Kamu mau banting profesi seperti itu harus ikut magang di suatu perusahaan pertanian dulu,” ujar Mustika.

Dengan pendekatan yang tepat, anak muda bisa membangun bisnis pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan. “Hitungan menjadi dia profit atau enggak itu terukur sehingga mereka tahu pas mereka bikin kebun sendiri, itu nggak langsung baru nanam sekarang besok tuh panen,” ujarnya.

Kisah Mustika Arsri dan Habibi Garden adalah bukti bahwa pertanian bisa menjadi profesi masa depan yang modern, berbasis teknologi, dan menjanjikan. Dengan pendekatan edukatif, kolaboratif, dan berbasis data, mereka membangun semangat baru bagi generasi muda untuk kembali ke tanah, bukan sebagai warisan, tapi sebagai pilihan strategis.

“Mudah-mudahan bangun nih generasi sekarang balik ke pertanian karena kan sekarang isu Indonesia itu regenerasi petani muda,” pungkas Mustika.

Alternatif produk UMKM serupa atau kebutuhan pertanian:

  1. https://s.shopee.co.id/9AGSRzQ4kr
  2. https://s.shopee.co.id/6fZ7TQlqYm
  3. https://s.shopee.co.id/5fgaHVITYZ
  4. https://s.shopee.co.id/9zpZRRtn2c
  5. https://s.shopee.co.id/AKSPq6hxYH
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 11:12 WIB

Self-Care ala Korea: dari Rutinitas Skincare ke Gaya Hidup Positif

Glowing bukan cuma dari skincare, tapi juga dari hati yang tenang.
Penggunaan skincare rutin sebagai bentuk mencintai diri sendiri. (Sumber: Pexels/Rheza Aulia)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 09:46 WIB

Hikayat Pembubaran Diskusi Ultimus, Jejak Paranoia Kiri di Bandung

Kilas balik pembubaran diskusi buku di Toko Buku Ultimus Bandung tahun 2006, simbol ketegangan antara kebebasan berpikir dan paranoia anti-komunis.
Ilustrasi pembubaran diskusi di Ultimus Bandung.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 09:39 WIB

Kala Cinta Tak Secepat Jadwal Keluarga, Realita Film 'Jodoh 3 Bujang'

Kisah tiga bersaudara yang harus menikah bersamaan demi tradisi.
Salah satu adegan di film 'Jodoh 3 Bujang'. (Sumber: Instagram/Jodoh 3 Bujang)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 08:38 WIB

Hikayat Janggal Pembunuhan Brutal Wanita Jepang Istri Pengacara di Bandung

Polisi menemukan jasadnya dengan pisau masih menancap. Tapi siapa pembunuhnya? Dua dekade berlalu, jawabannya hilang.
Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)