Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Taqiyya Tamrin Tamam
Ditulis oleh Taqiyya Tamrin Tamam diterbitkan Jumat 19 Des 2025, 09:24 WIB
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)

Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)

Bandung merupakan kota yang dikenal dengan banyaknya kuliner beragam yang sering kali menarik perhatian masyarakat di luar bandung untuk datang dan mencicipi kuliner yang ada. Banyak juga yang mengunjungi Bandung untuk singgah ke pedagang kaki lima yang dinilai memiliki daya jual yang sangat menarik karena memang dagangannya enak.

Suasana Bandung yang harmonis dan ramah membuat masyarakat atau pengunjung rela untuk berjalan kaki menyusuri surga kuliner yang menggugah selera. Namun terkadang antara pejalan kaki dan pedagang kaki lima terdapat masalah yaitu hak untuk berjalan dengan aman dan hak ekonomi.

Bagi pedagang kaki lima, mereka memiliki hak ekonomi dengan menjajakan jualannya di manapun, tapi karena banyak juga penjualnya tidak jarang juga terjadi masalah. Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan bisa membuat penumpukan yang terjadi di lokasi mereka, sehingga ruang yang ada menjadi semakin sempit.

Pemerintah kota Bandung memiliki aturan bagi para pejalan kaki yang harus bisa dirasakan haknya ketika berjalan seperti di trotoar dengan aman dan nyaman. Untuk PKL juga diatur supaya mereka yang berjualan memiliki hak ekonomi dan berjualan dengan kondusif yang tidak mengganggu pengguna jalan khususnya pejalan kaki.

Terjadinya penumpukan pedagang di trotoar menyebabkan kerusakan pada trotoar yang membuat timbulnya ketidaknyamanan bagi pejalan kaki ataupun pelanggan PKL. Jika para pembeli atau pejalan kaki harus memakai jalan tentu ada faktor keamanan yang harus diperhatikan dan jalan akan semakin sempit.

Pilihan untuk berjualan di trotoar disebabkan karena biaya sewa kios yang mahal, kemudahan akses pembeli, dan ruang relokasi yang terbatas. Selain itu juga para pedagang kaki lima harus bertahan dengan kondisi ekonomi, jika mereka harus relokasi maka akan berdampak pada penjualannya.

Mereka yang merupakan PKL mengeluhkan kondisi yang dialami karena relokasi dan embel-embel pembinaan yang dirasa kurang sekali dampaknya. Penjualan mereka harus mengalami penurunan karena kebijakan relokasi yang dibuat, hasilnya turun sangat drastis bahkan sampai kehilangan pelanggan setianya.

Relokasi seharusnya mendatangkan manfaat, bukan menurunkan penjualan dan membuat kehilangan pelanggan, artinya harus diatur agar relokasinya efektif. Sehingga PKL merasa bahagia dengan penjualan yang terjaga, akses pelanggan yang ramai dan tempat yang nyaman.

Tegallega merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk relokasi PKL yang di dalamnya memuat ratusan pedagang dan tempatnya besar. Tempat seperti Tegallega cocok digunakan untuk relokasi dengan daya tampung pedagang yang besar, dan dapat menghindari penumpukan pedagang yang mengakibatkan resiko yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Namun dalam implementasi relokasi terdapat hal yang harus diperhatikan oleh sesama, baik oleh pembeli, pedagang maupun pemerintah harus menjaga sampah untuk kebersihan setempat. Lalu aparat juga harus mengatur koordinasi dan mobilisasi di area berjualan agar situasi di tempat selalu terjaga dengan kondusif.

Dengan itu pemerintah kota Bandung harus meninjau kembali dan mengefektifkan kebijakan bagi PKL tanpa menyebabkan kerugian serta tidak menghilangkan kenyamanan pejalan kaki. Kebijakan yang dibuat juga harus tegas agar dapat meminimalisir penumpukan pedagang di manapun dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Para pedagang kaki lima ingin penjualan mereka selalu terjaga, kondusif dan ramai pengunjung tanpa ada hal buruk yang datang kepada mereka. Dan pejalan kaki juga berharap agar haknya selalu bisa digunakan agar berjalan dengan aman nyaman dengan tidak harus turun ke bahu jalan. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Taqiyya Tamrin Tamam
Mahasiswa Digital Public Relation Telkom University
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 13:31 WIB

Kebijakan Kenaikan Pajak: Kebutuhan Negara Vs Beban Masyarakat

Mengulas kebijakan kenaikan pajak di Indonesia dari sudut pandang pemerintah dan sudut pandang masyarakat Indonesianya sendiri.
Ilustrasi kebutuhan negara vs beban rakyat (Sumber: gemini.ai)
Beranda 18 Des 2025, 12:57 WIB

Upaya Kreator Lokal Menjaga Alam Lewat Garis Animasi

Ketiga film animasi tersebut membangun kesadaran kolektif penonton terhadap isu eksploitasi alam serta gambaran budaya, yang dikemas melalui pendekatan visual dan narasi yang berbeda dari kebiasaan.
Screening Film Animasi dan Diskusi Bersama di ITB Press (17/12/2025). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:53 WIB

Dari Ciwidey Menembus India; Menaman dan Menjaga Kualitas Kopi Robusta

Seorang petani kopi asal Ciwidey berhasil menghasilkan kopi robusta berkualitas yang mampu menembus pasar India.
Mang Yaya, petani kopi tangguh dari Desa Lebak Muncang, Ciwidey—penjaga kualitas dan tradisi kopi terbaik yang menembus hingga mancanegara. (Sumber: Cantika Putri S.)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:12 WIB

Merawat Kampung Toleransi tanpa Basa-basi

Kehadiran Kampung Toleransi bukan sekadar retorika, basa-basi, melainkan wujud aksi nyata dan berkelanjutan untuk merawat (merayakan) keberagaman.
Seorang warga saat akan menjalankan ibadah salat di Masjid Al Amanah, Gang Ruhana, Jalan Lengkong Kecil, Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Ramdhani)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 11:04 WIB

Manusia dan Tebing Citatah Bandung

Mari kita bicarakan tentang Citatah.
Salah satu tebing di wilayah Citatah. (Sumber: Dokumentasi Penulis)