Di tengah ramainya suara kendaraan yang tak berhenti lampu kendaraan yang mulai mendominasi jalanan, para pedagang kaki lima tetap berjualan meski harus barbagi ruang sempit dan dengan fasilitas yang terbatas. Pemandangan ini bisa terlihat di sepanjang jalan trotar daerah Jln. Caringin, Kelurahan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Minggu (30/11/2025).
Junjun Junaedi, pedagang kaki lima, memulai usahanya sekitar empat tahun lalu yang dimana sudah berganti-ganti dagangan. Ia sudah berjualan berbagai jenis jajanan, seperti tahu sumedang, sate seafood, cireng, dan sekarang ia berjualan es teler. Ia selalu berjualan pada pukul 10 pagi hingga 5 sore, dan menurutnya hari minggu adalah hari yang biasanya ramai pengunjung.
“Biasanya hari minggu paling ramai pengunjung karena banyak orang yang berlibur,” ujarnya.
Junjun berharap Wali kota Bandung M. Farhan bisa menyediakan tempat untuk para PKL agar tidak terus berjualan di trotoar. Selain masalah tempat, kemacetan menjadi tantangan untuk para pedagang, karena banyak sekali pembeli yang tidak jadi menepi dikarenakan arus kendaraan yang padat.
Junjun mengaku bahwa gangguan yang ia rasakan hanya melalui hujan tidak dari gangguan lainnya seperti orang lain ataupun preman. Namun, terkadang kemacetan menjadi salah satu gangguan yang ia hadapi juga.
“Macet setiap sore, pembeli yang datang pun sering kesulitan untuk berhenti karena tidak ada tempat parkir. Jadi kadang malah menambah kemacetan,” ucapnya.
Dengan tempat yang seadanya Junjun selalu berusaha untuk berjualan dengan tidak menghalangi pejalan kaki. Menurutnya kerja sama antar penjual di area tersebut menjadi salah satu cara terbaik untuk menjaga ketertiban di antara ruang yang semakin padat.
Pria berpeci menyampaikan bahwa fasilitas untuk pedagang kaki lima di kawasan Caringin tidak memiliki tempat khusus untuk berjualan sehingga para pedagang harus menggunakan trotoar sebagai lapak mereka sehari-hari. Meski serba terbatas,para pedagang tetap berjualan karena Lokasi yang mereka tempati dianggap strategis dan mudah untuk dijangkau oleh pembeli.

Kondisi ini membuat para pembeli memilih untuk tidak menepi dan membeli karena khawatir menghambat lalu lintas. Menurutnya penataan lalu lintas yang lebih jelas dapat membantu para pedagang untuk lebih bisa berinteraksi dengan pembeli tanpa menggangu jalan umum.
Jika dapat menyampaikan pesan langsung terhadap Wali kota Bandung M. Farhan ia ingin kemacetan yang dibenahi, disediakan tempat untuk berjualan agar tidak menggunakan trotoar untuk berjualaan. Karena penataan PKL bukan hanya mengurangi kemacetan, para pedagang kecil bisa mempertahaankan pengahasilan mereka di tengah persaingan yang sulit.
“Menurut saya kemacetan yang harus dibenahi dan juga para pedagang yang ditata dengan rapih agar lebih tertib ketika berjualan,” ucap pria berkulit coklat.
Ia juga menyampaikan penataan kawasan Caringin masih bisa diperbaiki agar pedagang dan pembeli sama-sama nyaman. Dengan lapak para pedagang yang tertata rapi akan lebih baik bagi para pedagang dan pembeli, jika ada penempatan zona berdagang yang lebih jelas para PKL tidak perlu saling berebut di trotoar, dengan begitu kegiatan jual beli dapat berlangsung lebih tertib. (*)
