Kota Bandung tidak dapat dipisahkan oleh kemacetan yang sudah menjadi permasalahan utama selama kota ini berdiri di Indonesia. Dari Cihampelas sampai Cibaduyut, tidak satupun daerah di kota ini terlewat oleh kemacetan yang sangat membuat hati panas setiap pulang beraktivitas.
Berbicara mengenai kemacetan, daerah Cibaduyut menjadi jalanan yang selalu dilalui banyak orang setelah berkegiatan panjang. Setiap sore jalanan ini dapat dibilang sebagai lautan kendaraan yang harus dihadapai selama kurang lebih 50 menit lamanya.
Kemacetan ini disebabkan oleh volume kendaraan yang padat melintasi jalur ini serta tergolong jalanan yang kecil untuk dilalui. Tidak heran dikarenakan jalanan ini langsung menghubungkan antara daerah Cibaduyut mengarah ke daerah Kopo-Soreang.
Titik utama kemacetan ini berada di pertigaan antara Jalan Cibaduyut dengan Jalan Indrayasa yang mengarah ke Jalan Moch Toha.
Di sisi lain, parkir dipinggir jalan juga menjadi salah satu faktor pendukung kemacetan yang terjadi di Jalanan ini. Tidaklah heran, Cibaduyut sendiri merupakan salah satu dari banyaknya kawasan yang menjual beragam jenis sepatu di Kota Bandung.
Salah satu bentuk ketidaknyamanan melewati jalanan ini juga adalah aspal yang retak, mengakibatkan pengendara motor rawan mengalami kecelakaan. Hal-hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian khusus Walikota Bandung yang menjadi pihak utama promotor pergerakan Kota Bandung.

Walikota Bandung M. Farhan sudah sepatutnya paham mengenai situasi ini yang seharusnya menjadi perhatian khusus untuk bisa ditindaklanjuti. Kemacetan sudah menjadi keresahan utama masyarakat sebagai bukti nyata buruknya tata kelola Kota Bandung yang masih jauh dari kata baik.
Farhan perlu membuka mata selebar-lebarnya bahwa Cibaduyut jauh dari kawasan yang nyaman untuk dilalui. Perlu adanya perubahan pengelolaan tata jalan yang baik supaya Jalanan Cibaduyut bisa nyaman serta jauh dari kata kemacetan
Pria berambut putih tersebut seharusnya sadar kendaraan yang melalui Cibaduyut sudah melebihi kapasitas yang dapat dilalui. Perlu adanya pelebaran jalan ataupun opsi jalan lain untuk masyarakat bisa dengan mudah berpergian dengan nyaman.
Baca Juga: Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung
Pria yang lahir di Bogor itu juga seharusnya melalui pihak terkait perlu menetapkan kebijakan dengan tidak boleh parkir menggunakan bahu jalan yang berakibat kemacetan yang tidak kunjung selesai. Penegasan perlu dilakukan jangan hanya berbentuk teguran, tapi harus adanya bukti nyata sanksi yang ditetapkan.
Pimpinan tertinggi Kota Bandung itu juga perlu sadar bahwasannya jalanan di Cibaduyut masih jauh dari kata aman. Retaknya aspal jalanan menjadi bukti ketidakseriusan Farhan untuk paham kenyamanan serta keamanan berkendara bagi masyarakat di Kota Bandung.
Pada akhirnya Walikota Bandung M. Farhan masih memiliki banyak PR yang perlu diselesaikan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang pemimpin di kota ini. Harapan besar akan selalu muncul bagi para pemimpin-pemimpin yang selalu semangat dan terus maju untuk tetap berproses bagi daerahnya. (*)
