Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

RanggaRep
Ditulis oleh RanggaRep diterbitkan Jumat 19 Des 2025, 09:13 WIB
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)

Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)

Kota Bandung tidak dapat dipisahkan oleh kemacetan yang sudah menjadi permasalahan utama selama kota ini berdiri di Indonesia. Dari Cihampelas sampai Cibaduyut, tidak satupun daerah di kota ini terlewat oleh kemacetan yang sangat membuat hati panas setiap pulang beraktivitas.

Berbicara mengenai kemacetan, daerah Cibaduyut menjadi jalanan yang selalu dilalui banyak orang setelah berkegiatan panjang. Setiap sore jalanan ini dapat dibilang sebagai lautan kendaraan yang harus dihadapai selama kurang lebih 50 menit lamanya.

Kemacetan ini disebabkan oleh volume kendaraan yang padat melintasi jalur ini serta tergolong jalanan yang kecil untuk dilalui. Tidak heran dikarenakan jalanan ini langsung menghubungkan antara daerah Cibaduyut mengarah ke daerah Kopo-Soreang.

Titik utama kemacetan ini berada di pertigaan antara Jalan Cibaduyut dengan Jalan Indrayasa yang mengarah ke Jalan Moch Toha. 

Di sisi lain, parkir dipinggir jalan juga menjadi salah satu faktor pendukung kemacetan yang terjadi di Jalanan ini. Tidaklah heran, Cibaduyut sendiri merupakan salah satu dari banyaknya kawasan yang menjual beragam jenis sepatu di Kota Bandung.

Salah satu bentuk ketidaknyamanan melewati jalanan ini juga adalah aspal yang retak, mengakibatkan pengendara motor rawan mengalami kecelakaan. Hal-hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian khusus Walikota Bandung yang menjadi pihak utama promotor pergerakan Kota Bandung.

Situasi Kemacetan dibawah Flyover Leuwi Panjang di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025) (Sumber: Yudhistira Rangga Eka Putra | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Situasi Kemacetan dibawah Flyover Leuwi Panjang di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025) (Sumber: Yudhistira Rangga Eka Putra | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)

Walikota Bandung M. Farhan sudah sepatutnya paham mengenai situasi ini yang seharusnya menjadi perhatian khusus untuk bisa ditindaklanjuti. Kemacetan sudah menjadi keresahan utama masyarakat sebagai bukti nyata buruknya tata kelola Kota Bandung yang masih jauh dari kata baik.

Farhan perlu membuka mata selebar-lebarnya bahwa Cibaduyut jauh dari kawasan yang nyaman untuk dilalui. Perlu adanya perubahan pengelolaan tata jalan yang baik supaya Jalanan Cibaduyut bisa nyaman serta jauh dari kata kemacetan

Pria berambut putih tersebut seharusnya sadar kendaraan yang melalui Cibaduyut sudah melebihi kapasitas yang dapat dilalui. Perlu adanya pelebaran jalan ataupun opsi jalan lain untuk masyarakat bisa dengan mudah berpergian dengan nyaman.

Baca Juga: Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Pria yang lahir di Bogor itu juga seharusnya melalui pihak terkait perlu menetapkan kebijakan dengan tidak boleh parkir menggunakan bahu jalan yang berakibat kemacetan yang tidak kunjung selesai. Penegasan perlu dilakukan jangan hanya berbentuk teguran, tapi harus adanya bukti nyata sanksi yang ditetapkan.

Pimpinan tertinggi Kota Bandung itu juga perlu sadar bahwasannya jalanan di Cibaduyut masih jauh dari kata aman. Retaknya aspal jalanan menjadi bukti ketidakseriusan Farhan untuk paham kenyamanan serta keamanan berkendara bagi masyarakat di Kota Bandung.

Pada akhirnya Walikota Bandung M. Farhan masih memiliki banyak PR yang perlu diselesaikan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang pemimpin di kota ini. Harapan besar akan selalu muncul bagi para pemimpin-pemimpin yang selalu semangat dan terus maju untuk tetap berproses bagi daerahnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

RanggaRep
Tentang RanggaRep
Mahasiswa Telkom University Fakultas Komunikasi & Ilmu Sosial Program Studi S1 Digital Public Relations
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 13:31 WIB

Kebijakan Kenaikan Pajak: Kebutuhan Negara Vs Beban Masyarakat

Mengulas kebijakan kenaikan pajak di Indonesia dari sudut pandang pemerintah dan sudut pandang masyarakat Indonesianya sendiri.
Ilustrasi kebutuhan negara vs beban rakyat (Sumber: gemini.ai)
Beranda 18 Des 2025, 12:57 WIB

Upaya Kreator Lokal Menjaga Alam Lewat Garis Animasi

Ketiga film animasi tersebut membangun kesadaran kolektif penonton terhadap isu eksploitasi alam serta gambaran budaya, yang dikemas melalui pendekatan visual dan narasi yang berbeda dari kebiasaan.
Screening Film Animasi dan Diskusi Bersama di ITB Press (17/12/2025). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:53 WIB

Dari Ciwidey Menembus India; Menaman dan Menjaga Kualitas Kopi Robusta

Seorang petani kopi asal Ciwidey berhasil menghasilkan kopi robusta berkualitas yang mampu menembus pasar India.
Mang Yaya, petani kopi tangguh dari Desa Lebak Muncang, Ciwidey—penjaga kualitas dan tradisi kopi terbaik yang menembus hingga mancanegara. (Sumber: Cantika Putri S.)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:12 WIB

Merawat Kampung Toleransi tanpa Basa-basi

Kehadiran Kampung Toleransi bukan sekadar retorika, basa-basi, melainkan wujud aksi nyata dan berkelanjutan untuk merawat (merayakan) keberagaman.
Seorang warga saat akan menjalankan ibadah salat di Masjid Al Amanah, Gang Ruhana, Jalan Lengkong Kecil, Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Ramdhani)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 11:04 WIB

Manusia dan Tebing Citatah Bandung

Mari kita bicarakan tentang Citatah.
Salah satu tebing di wilayah Citatah. (Sumber: Dokumentasi Penulis)