AYOBANDUNG.ID -- Penutupan fitur live TikTok akibat aksi demo beberapa waktu lalu dirasakan berat oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satunya dialami Owner Brand Hijab Safa Gallery, Bagus Susilo, yang menyebut penjualan usahanya sempat terhenti total.
“Kalau bagi kami sangat berdampak, karena penjualan utama dari live TikTok. Walaupun ada platform lain, branding kami dari awal memang dibangun di TikTok,” ujarnya pada Ayobandung.id, Kamis, 4 September 2025.
Bagus mengungkapkan, biasanya ia melakukan siaran langsung tiga kali sehari, dengan durasi total sekitar enam jam. Dalam satu sesi live, penjualan bisa tembus hingga 800 potong hijab.
Namun, saat live TikTok ditutup selama tiga hari, omzet Safa Gallery langsung turun menjadi nol. Ia mengaku sempat mencoba beralih ke Shopee Live, tetapi hasilnya tidak signifikan.
“Ada yang beli di akhir, itu juga cuma satu dua. Algoritmanya juga beda, views-nya tidak dapat. Jadi hasilnya tidak terasa,” kata Bagus.
Link Penjualan Produk: https://s.shopee.co.id/5L2F6GbmlD
Setelah TikTok kembali membuka fitur live, Safa Gallery mencoba berjualan lagi. Namun, capaian penjualan belum kembali normal.
“Biasanya satu sesi bisa 800 pieces. Kemarin (usai pembukaan TikTok kembali), untuk jual 300 pieces saja susah. TikTok itu susah ditebak, jadi harus lebih aktif lagi supaya kebaca algoritmanya,” jelasnya.
Menurut Bagus, kondisi ini menjadi pembelajaran bagi pelaku UMKM untuk semakin adaptif menghadapi perubahan kebijakan maupun algoritma platform digital.
Dampak penutupan sementara fitur live TikTok juga dirasakan Muhammad Abdul Rozak Mulia, pemilik brand jas Hoops. Selama tiga hari penutupan, ia mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp60 juta.
“Minggu ditutup langsung nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Biasanya omzet Rp20 juta sehari, ini langsung nol,” ujarnya.
Rozak menyebut, meski kerugian kali ini cukup besar, skalanya masih lebih ringan dibandingkan penutupan live TikTok tahun lalu yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan.
“Kalau dulu karena lama penutupannya, dampaknya jauh lebih terasa. Begitu dibuka lagi, algoritma TikTok juga berubah dan kami harus susah payah menyesuaikan lagi,” jelasnya.
Link Penjualan Produk: https://s.shopee.co.id/5L2F6GbmlD
Karena khawatir penutupan berlangsung lama, Rozak mengaku langsung mencari cara lain agar penjualan tetap berjalan.
“Saya tingkatkan siaran di e-commerce dan media sosial. Pokoknya saya cari lubang baru, walaupun memang tidak seefektif di TikTok,” tuturnya.
Beruntung, pada Selasa sore, 2 September 2025, fitur live TikTok kembali dibuka. Rozak dan tim pun bisa kembali berjualan. Kendati demikian, ia menilai efek penutupan terhadap performa algoritma TikTok belum sepenuhnya terlihat.