Cikopi Mang Eko: Dari Bandung ke Asia Tenggara, Menyulut Semangat Kopi Lokal

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 02 Sep 2025, 15:58 WIB
Muchtar Koswara akrab dipanggil Mang Eko, pemilik dari brand UMKM Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Muchtar Koswara akrab dipanggil Mang Eko, pemilik dari brand UMKM Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah geliat industri kopi Indonesia yang terus tumbuh, nama Cikopi Mang Eko muncul sebagai salah satu pelaku UMKM yang tak hanya bertahan, tapi juga berkembang dengan pendekatan unik dan penuh visi.

Di balik brand ini berdiri sosok Muchtar Koswara, atau yang lebih akrab disapa Mang Eko, seorang pengusaha kopi asal Bandung yang telah menekuni dunia kopi sejak 2016.

Namun, perjalanan Mang Eko jauh lebih panjang dari sekadar sembilan tahun membangun brand. Ia memulai kariernya di industri kopi sejak 2003 sebagai karyawan di salah satu perusahaan kopi terbesar di Indonesia.

“Saya kerja dari 2003 sampai 2011. Delapan tahun itu cukup untuk belajar banyak hal. Akhirnya saya putuskan untuk jalan sendiri,” kenangnya saat berbincang dengan Ayobandung.

Keputusan Mang Eko untuk terjun ke bisnis kopi bukan sekadar mengikuti tren. Ia melihat kopi sebagai komoditas yang tak lekang oleh waktu. “Kopi itu candu, tapi candu yang sehat. Dan karena kopi adalah komoditas, bisnisnya pasti aman. Mau diterjang pandemi pun tetap jalan,” ungkapnya.

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia memiliki luas areal perkebunan kopi sebesar 1,2 juta hektare dengan produksi mencapai 789,6 ribu ton pada 2023. Meski produksi cenderung stagnan, ekspor kopi Indonesia justru meningkat, mencapai 417 ribu ton pada tahun yang sama.

Berbeda dari banyak pelaku UMKM kopi yang fokus pada penjualan langsung ke konsumen, Cikopi Mang Eko memilih jalur B2B. Ia menjadi supplier biji kopi untuk berbagai kafe di Bandung, beberapa kota lain di Indonesia, bahkan hingga Malaysia. “Alhamdulillah, buyer saya sudah lumayan banyak. Sepinya saja bisa satu ton sampai 1,5 ton per bulan,” ungkap Mang Eko.

Sejumlah varian kopi dari produk Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Sejumlah varian kopi dari produk Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Meski mayoritas pasarnya masih domestik, Mang Eko telah mulai merambah pasar internasional. Ia menyuplai biji kopi ke dua kafe di Kuala Lumpur dan Malaka dengan volume sekitar 30–40 kilogram per bulan. “Saya fokus dulu ke Asia Tenggara karena pengirimannya lebih mudah,” katanya.

Cikopi Mang Eko menawarkan dua jenis kopi utama yakni jenis Arabika dan Robusta. Keunggulan brand ini terletak pada kelengkapan koleksi biji kopi single origin dari Aceh hingga Papua.

“Kami punya beans lengkap dari seluruh Indonesia. Tapi yang paling laris tetap kopi Jawa Barat seperti Malabar, Halu, Manglayang, dan Palasari,” jelas Mang Eko.

Tak hanya menjual kopi reguler, Mang Eko juga menghadirkan produk eksklusif yang hanya tersedia saat event tertentu. Salah satunya adalah Nano Lot, kopi Arabika terbaik Indonesia tahun 2025. “Beans-nya sangat terbatas, jadi hanya dijual saat event. Kalau enggak ada event, enggak kita jual,” ujarnya.

Selain Nano Lot, Cikopi Mang Eko juga mengangkat kopi dari Gunung Sumbing, Wonoboyo, dan Robustanya dari Ismanggarai. Ia percaya bahwa kopi Jawa Barat memiliki kualitas yang tak kalah dari Gayo atau Toraja. “Dulu nama Jabar kalah pamor, tapi sekarang karena sering ikut event, nama Jabar mulai naik,” katanya optimis.

Harga kopi yang ditawarkan cukup bersaing. Untuk produk reguler, dibanderol antara Rp45.000 hingga Rp90.000 per 200 gram. Sedangkan kopi spesial event seperti Nano Lot dijual seharga Rp150.000 per 200 gram. “Kami tetap jaga kualitas, meski harganya masih terjangkau,” tambahnya.

Dalam hal suplai, Mang Eko menjalin kerja sama langsung dengan kelompok tani di Jawa Barat seperti Puntang, Papandayan, dan Cikurai. Untuk biji kopi dari luar Jawa Barat, ia mengambil dari supplier besar di Jakarta. “Kami pastikan kualitasnya tetap terjaga, baik dari petani langsung maupun supplier,” jelasnya.

Produk Nano Lot dari Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Produk Nano Lot dari Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Menariknya, Cikopi Mang Eko tidak mengandalkan iklan untuk promosi. Mang Eko memilih pendekatan edukatif sebagai strategi branding. “Saya membranding Cikopi Mang Eko sebagai tempat edukasi kopi gratis. Siapa pun bisa datang belajar manual brew, espresso, semua gratis,” tuturnya.

Dengan tiga mesin roasting dan kapasitas produksi hingga enam ton per bulan, Mang Eko masih memiliki ruang besar untuk ekspansi. Ia kini tengah belajar menembus pasar ekspor yang lebih luas. “Saya sempat ke Taiwan dan Singapura, bahkan ikut event di Texas, AS. Sekarang masih follow up buyer dari sana,” katanya.

Menurut data Kadin dan Kementerian Pertanian, konsumsi kopi domestik Indonesia diproyeksikan menurun dari 379 ribu ton pada 2022 menjadi 361 ribu ton pada 2026. Sebaliknya, ekspor kopi diprediksi meningkat hingga 427 ribu ton pada 2026, menunjukkan peluang besar bagi pelaku usaha seperti Mang Eko untuk menembus pasar global.

Meski 95 persen konsumennya adalah B2B, Mang Eko tetap membuka peluang untuk B2C meski porsinya kecil. Ia percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk memperluas pasar dan meningkatkan apresiasi terhadap kopi lokal. “Masih banyak orang belum teredukasi tentang kopi. Itu yang ingin saya ubah,” ujarnya.

Ia juga aktif mengikuti berbagai event kopi, baik lokal maupun internasional, sebagai strategi untuk memperkenalkan kopi Jawa Barat ke dunia. “Saya ingin kopi Jabar dikenal lebih luas. Sekarang sudah mulai naik, tapi masih perlu dorongan,” katanya.

Perjalanan Mang Eko bersama Cikopi Mang Eko adalah bukti bahwa bisnis kopi bukan sekadar soal rasa, tapi juga tentang visi, edukasi, dan keberlanjutan. Ia berharap brand-nya bisa terus tumbuh dan memberi dampak positif bagi komunitas kopi di Indonesia.

“Harapannya, saya bisa lebih besar lagi dan bisa lebih mengedukasi lebih banyak orang tentang kopi,” pungkas Mang Eko.

Informasi Cikopi Mang Eko

Alamat Jalan Golf Dalam No.2 Blok G, Cisaranten Bina Harapan, Kec. Arcamanik, Kota Bandung

Instagram: https://www.instagram.com/cikopimangeko

Alternatif produk kopi dan UMKM Serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/9pUbilzjR3
  2. https://s.shopee.co.id/3LH7ytZvGb
  3. https://s.shopee.co.id/50PLy1j507
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Sep 2025, 20:08 WIB

Kesadaran Kesehatan Meningkat, Obat Cacing makin Langka di Lapangan

Kesadaran kesehatan di masyarakat sering kali muncul ketika ditemukannya sebuah studi kasus.
Ilustrasi obat cacing. (Sumber: Pexels/Miguel Á. Padriñán)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 18:26 WIB

Bukan Sekadar Nostalgia: Elizabeth Menjawab Tren Fesyen Generasi Baru

Elizabeth memasuki babak baru, untuk menjaga relevansi brand di tengah perubahan gaya hidup dan selera konsumen yang semakin dinamis.
Koleksi tas dari brand lokal Elizabeth. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 16:58 WIB

Menemukan Keindahan dan Rasa di Emmy’s Kitchen, Oase Kuliner Estetik di Tengah Tren Kafe Bandung

Bernuansa shabby chic vintage, Konsep Emmy’s Kitchen menggabungkan elemen klasik Eropa dan taman bunga, magnet bagi pencinta estetika.
Area indoor Emmy’s Kitchen bertema European classic. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 16:00 WIB

AYO NETIZEN September 2025 Usung Tema HUT Kota Bandung, Total Hadiah Rp1,5 Juta!

Program AYO NETIZEN dari Ayobandung.id mengangkat tema besar HUT Kota Bandung 2025.
Program AYO NETIZEN dari Ayobandung.id mengangkat tema besar HUT Kota Bandung 2025. (Sumber: Pexels/Anna Nekrashevich)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 15:58 WIB

Cikopi Mang Eko: Dari Bandung ke Asia Tenggara, Menyulut Semangat Kopi Lokal

Keputusan Mang Eko untuk terjun ke bisnis kopi bukan sekadar mengikuti tren. Ia melihat kopi sebagai komoditas yang tak lekang oleh waktu.
Muchtar Koswara akrab dipanggil Mang Eko, pemilik dari brand UMKM Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 14:38 WIB

Musisi Flamboyan yang Peduli Budaya Sunda Itu Telah Pergi

Kang Acil Bimbo alias Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah meninggal dunia.
Jaka, Samsudin, Acil dari grup Trio Bimbo di Majalah Varianada Edisi 86 Tahun 1972. (Sumber: Wikimedia Commons)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 13:40 WIB

Mie Kocok Bandung dalam Cerita Negeri Wakanda

Sekecil apapun itu, semembahayakan itu, suara keadilan harus terus digaungkan. Sekali pun lewat makanan yang kamu sedang nikmati saat ini.
Mie Kocok Bandung Buatan di Rumah (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 12:18 WIB

Mengungkap Rahasia di Balik Cita Rasa Kopi Otentik

Owner BJR Coffee, Dinda Gemilang mengungkapkan bahwa kunci pengolahan kopi berkualitas terletak pada proses roasting. Menurutnya, tahap ini sangat menentukan cita rasa yang akan muncul dari secangkir
Biji Kopi di Kedai Kopi Banjaran (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 02 Sep 2025, 11:08 WIB

Sejarah Bandung dari Paradise in Exile Sampai jadi Kota Impian Daendels

Bandung dulu dijuluki surga dalam pembuangan, tempat buangan pegawai VOC di pedalaman Priangan. Jadi kota besar berkat kopi dan sejarah kolonialisme.
Keramaian Jalan Raya Pos bagian timur di Bandung di era kolonial. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 11:07 WIB

Mengenal Dapros, Kerupuk Tradisional dengan Bentuk Unik dan Citarasa Khas

Di meja makan orang Indonesia, kerupuk hampir selalu hadir sebagai pelengkap. Di antara ragam jenisnya, ada satu yang masih bertahan hingga kini meski dibuat dengan cara tradisional, yaitu kerupuk dap
Ilustrasi Foto Dapros. (Foto: Dok. Shopee)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 09:38 WIB

Lomie Imam Bonjol, Kuliner Legendaris Favorit BJ Habibie

Lomie sudah melekat menjadi identitas kuliner Bandung. Hidangan mie berkuah kental ini kerap disajikan hangat bersama kangkung, menciptakan rasa gurih yang cocok dinikmati saat cuaca dingin.
Foto Lomie Imam Bonjol, Kuliner Favorit BJ Habibie. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 09:16 WIB

Sejarah Rugbi di Indonesia, Bandung Dianggap Kota Pelopor

Rugbi, "olahraga kasar untuk pria terhormat" ini, sudah denyut sejak dulu khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi dua tim rugbi yang tengah bertanding. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: PierreSelim)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 20:26 WIB

Screamous: Ketika Streetwear Menjadi Kanvas Kolaborasi Dunia

Didirikan awal tahun 2000-an, Screamous lahir dari semangat anak muda Bandung yang ingin menyuarakan identitas melalui fashion.
Koleksi kolaborasi Screamous x Usugrow. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 20:14 WIB

Kota Bandung, Tren, dan Ironi Kolonialisme

Kota penuh perhatian. Ada budaya pop juga sejarah melawan penjajahan. Indah tapi juga penuh masalah.
Tukang becak di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Try Sukma Wijaya)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 19:35 WIB

Dari Kandang ke Kedai, Spill&Bites dan Rasa yang Meresap

Spill&Bites dan ide bisnis mereka mengolah peluang dari hulu ke hilir, dari peternakan hingga meja makan.
Spill&Bites, hasil evolusi dari industri peternakan ayam yang melihat peluang lebih besar di dunia makanan cepat saji. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 18:01 WIB

Dari Bank ke Dapur: Andri dan Daimata yang Meracik Peluang dari Pedasnya Sambal Lokal

Daimata adalah misi Andri untuk mengangkat kuliner lokal, sambal khas Indonesia agar bisa dinikmati siapa saja, kapan saja, tanpa kehilangan cita rasa aslinya.
Andri Ganamurti selaku Owner dari brand Daimata, produk UMKM sambal dalam kemasan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 17:41 WIB

Bursa Digital, Pajak Karbon, dan Agenda Keberlanjutan dalam APBN

Pajak karbon dan bursa digital dapat menjadi alat penting dalam agenda keberlanjutan dalam APBN.
Ilustrasi Lingkungan (Sumber: Pixabay.com | Foto: Pixabay)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 15:52 WIB

Sejarah Hari Jadi Kota Bandung, Kenapa 25 September?

Bandung pernah rayakan ulang tahun 1 April, tapi kini 25 September jadi tanggal resmi berdirinya kota. Penetapan 25 September 1810 lahir dari riset sejarah panjang.
Alun-alun Bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 15:19 WIB

Apakah Damkar Representasi Pahlawan Sesungguhnya Negeri Ini?

Fenomena "minta tolong ke damkar" sedang ramai di masyarakat.
Nyatanya Damkar Lebih Dipercaya Masyarakat (Sumber: Pexels/Muallim Nur).
Ayo Biz 01 Sep 2025, 14:05 WIB

Sajikan Biji Kopi Kabupaten Bandung, BJR Coffee Tawarkan Kualitas Citarasa yang Konsisten

Berawal dari hobi, Dinda Gemilang sukses membangun bisnis kopi dengan brand Kopi BJR. Bahkan konsumen Dinda berasal dari berbagai daerah di luar Bandung.
Kopi BJR (Foto: Rizma Riyandi)