AYOBANDUNG.ID -- Di balik kilau emas dan berlian yang menghiasi etalase Goldmart Jewelry, tersimpan kisah keluarga yang telah bertahan lebih dari tiga dekade. Sejak berdiri pada tahun 1991, Goldmart menjadi simbol dari ikatan, warisan, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.
Melsiana, sang pendiri, memulai Goldmart dengan mimpi sederhana, menghadirkan perhiasan berkualitas tinggi yang bisa menjadi bagian dari momen-momen berharga dalam hidup.
Berawal dari satu toko kecil, Goldmart tumbuh menjadi brand nasional yang dikenal karena konsistensinya dalam menghadirkan emas 18 karat dan berlian alami. Namun, di balik kesuksesan itu, ada nilai-nilai keluarga yang menjadi fondasi utama.
Kini, tongkat estafet diteruskan oleh Yolana Limman, generasi kedua dari keluarga pendiri. “Goldmart adalah bisnis keluarga. Ibu saya adalah pendirinya. Saya merasa terhormat bisa meneruskan warisan ini,” ujar Yolana di Bandung.
Dalam perayaan ulang tahun ke-34, Goldmart mengusung tema “Unbreakable Bond”, sebuah penghormatan terhadap hubungan yang kuat dan abadi. “Kami ingin merayakan ikatan istimewa dengan orang-orang tercinta. Emas dan berlian adalah simbol dari hubungan yang bertahan puluhan tahun,” jelas Yolana.

Bagi Yolana, tema ini bukan sekadar kampanye, melainkan refleksi dari perjalanan Goldmart sendiri. “Kami ingin mengedukasi pelanggan bahwa perhiasan Goldmart bisa menjadi family heirloom, warisan keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi,” tambahnya.
Meski Melsiana kini tidak lagi aktif secara penuh, perannya tetap terasa. “Saya masih sering bertanya pendapat beliau kalau saya bingung. Karena ada kebijaksanaan yang hanya bisa datang dari pengalaman panjang,” kata Yolana.
Sebagai generasi penerus, Yolana membawa semangat baru ke dalam desain dan strategi bisnis. Ia mengembangkan koleksi lama menjadi lebih relevan dengan tren masa kini.
“Contohnya koleksi Polaris. Dulu desainnya simpel, sekarang kami hadirkan versi yang lebih kekinian agar disukai anak muda,” ungkapnya.
Koleksi Starleaf juga lahir dari semangat inovasi. “Awalnya hanya satu cincin Clover dari tahun 1991. Saya kembangkan lagi agar sesuai dengan selera generasi sekarang. Kami ingin Goldmart tetap relevan,” jelas Yolana.

Transformasi ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga filosofi. “Kami ingin anak muda mulai mengoleksi emas. Apalagi sekarang tren investasi emas sedang naik. Goldmart harus bisa menjangkau mereka,” katanya.
Strategi digital pun diperkuat. Goldmart kini aktif di media sosial dan platform e-commerce, menjangkau konsumen yang lebih muda dan dinamis. “Kami ingin hadir di tempat di mana generasi baru mencari inspirasi dan gaya,” ujar Yolana.
Namun, di tengah semua inovasi, nilai keluarga tetap menjadi pusat. “Saya merasa bangga bisa bekerja bersama ibu saya. Ini bukan hanya bisnis, tapi juga perjalanan hidup kami,” ucap Yolana dengan mata berbinar.
Goldmart, lanjut Yolana, bukan sekadar brand, melainkan cerminan dari cinta, kerja keras, dan komitmen lintas generasi. Dari satu toko di tahun 1991 hingga menjadi ikon perhiasan nasional, kisahnya adalah bukti bahwa ikatan keluarga bisa menjadi fondasi bisnis yang kokoh.
“Melalui Goldmart, saya tidak hanya meneruskan bisnis, tapi juga meneruskan nilai-nilai yang ibu saya tanamkan. Dan itu adalah warisan paling berharga,” pungkas Yolana.
Informasi Goldmart Jewelry
Instagram: https://www.instagram.com/goldmartjewelry
Link pembelian produk dan UMKM serupa:
1. https://s.shopee.co.id/60HRgjEnSL