AYOBANDUNG.ID -- Ketika banyak pelaku bisnis kuliner berlomba membuka gerai di pusat keramaian, Wimam justru melangkah ke arah yang berbeda. Ia memilih kawasan Ciumbuleuit, Bandung Utara, sebuah wilayah yang masih menyimpan ketenangan dan kehijauan kota.
Di sanalah ia membangun Nara Park Bandung, bukan sekadar tempat makan, tapi sebuah destinasi wisata yang menyatukan alam, kuliner, dan kebersamaan.
“Nara Park lahir dari mimpi untuk menghadirkan ruang yang bisa dinikmati semua kalangan, dari anak-anak hingga komunitas. Kami ingin menciptakan tempat yang tidak hanya indah secara visual, tapi juga menyentuh secara emosional," ujar Wimam, owner Nara Park Bandung.
Berada di atas lahan seluas 6.000 meter persegi, Nara Park mengusung konsep one stop leisure. Tujuh restoran dan kafe ternama dikemas dalam satu kawasan terbuka yang menyatu dengan lanskap hijau perbukitan Ranca Bentang.
“Kami sengaja memadukan suasana alam dengan ragam kuliner agar pengunjung bisa merasakan pengalaman yang utuh,” jelasnya.

Ketujuh tenant yang bergabung di Nara Park adalah Pamor, Torigen, Porto Bistreau, Nanny’s Pavillon, Torigen Izakaya, Oval Bar & Lounge, dan Foresta Coffee. Masing-masing menyajikan karakter dan cita rasa yang berbeda, dari masakan nusantara hingga hidangan Jepang dan Eropa. “Kami kurasi brand-brand ini agar bisa saling melengkapi, bukan bersaing,” kata Wimam.
Foresta Coffee misalnya, menjadi tempat favorit bagi pencinta kopi yang ingin menyeruput minuman mereka di bawah naungan pepohonan rindang. Sementara Pamor menghadirkan kekayaan rasa nusantara dalam balutan arsitektur klasik yang menghangatkan suasana. “Kami ingin tamu merasa seperti pulang ke rumah,” ujarnya.
Porto Bistreau menawarkan hidangan Eropa dengan nuansa kasual dan modern, cocok untuk makan malam romantis atau pertemuan bisnis santai. Oval Bar & Lounge hadir sebagai ruang bersantai yang lebih dewasa, lengkap dengan pilihan minuman menyegarkan dan suasana yang intimate. “Kami rancang agar setiap sudut punya cerita,” kata Wimam.
Untuk keluarga muda, Nanny’s Pavillon menjadi pilihan utama. Dengan konsep playful dan menu pancake yang menggoda, tempat ini menjadi favorit anak-anak dan orang tua. Torigen Izakaya dan Torigen Teppanyaki Bar melengkapi pengalaman kuliner Jepang, dari sajian kasual hingga interaktif.

Namun Nara Park bukan hanya soal makanan. Wimam merancang Peek A Boo Playground sebagai taman bermain anak yang interaktif dan edukatif. Di sana, anak-anak bisa bermain di rumah jamur, rumah pohon berbentuk balon udara, dan berinteraksi dengan hewan seperti rusa, kuda poni, dan burung hantu. “Kami ingin anak-anak merasa bahwa ini juga tempat mereka,” katanya.
Untuk memperkuat segmen keluarga, Nara Park rutin menggelar festival tematik seperti Kids Festival, Kites Festival, dan Art Festival. Acara ini dirancang agar anak-anak bisa belajar sambil bermain, dan orang tua bisa menikmati waktu bersama tanpa harus berpindah tempat.
“Di berbagai festival ini, anak-anak bukan hanya bermain namun juga belajar hal-hal baru dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” tuturnya.
Selain keluarga, komunitas juga menjadi bagian penting dari strategi Nara Park. Halaman rumput berbukit dan function room tersedia untuk berbagai kegiatan seperti yoga bersama, piknik komunitas, rapat, hingga pernikahan. “Kami ingin jadi tempat berkumpul yang fleksibel dan inspiratif,” ujar Wimam.

Wimam menyadari bahwa Bandung adalah kota wisata yang terus berkembang. Ia melihat peluang untuk menyasar segmen wisatawan domestik dan mancanegara yang mencari pengalaman berbeda.
“Kami ingin Bandung juga dikenal lewat tempat ini. Nara Park adalah pintu masuk yang ramah dan menyenangkan,” katanya.
Strategi ini tidak lahir dalam semalam. Wimam dan timnya melakukan riset mendalam tentang tren wisata, perilaku konsumen, dan kebutuhan masyarakat urban.
“Kami belajar dari tempat-tempat di luar negeri, tapi tetap menjaga identitas lokal,” ujarnya.
Kini, Nara Park Bandung telah menjelma menjadi destinasi wisata yang menyatukan ragam selera dan gaya hidup. Tempat ini bukan hanya menjual makanan, tapi juga menghadirkan ruang untuk tumbuh, bermain, dan terhubung.
“Kami percaya bahwa wisata terbaik adalah yang menyentuh hati,” ujar Wimam.
Dengan pendekatan yang humanis, desain yang thoughtful, dan visi yang luas, Nara Park Bandung menjadi contoh bagaimana bisnis kuliner bisa berkembang menjadi destinasi wisata yang berdampak. Bagi Wimam, ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang.
“Kami tidak ingin jadi tempat yang hanya viral sesaat. Kami ingin jadi bagian dari cerita hidup orang-orang,” tutup Wimam.
Infromasi Nara Park
Alamat di Jalan Rancabentang no.28, Ciumbuleuit, Bandung
Instagram: https://www.instagram.com/narabandung
Alternatif produk kuliner Bandung dan UMKM: