Sambal Daimata, Pedas Berlevel Dijamin Bikin Ketagihan

Rizma Riyandi
Ditulis oleh Rizma Riyandi diterbitkan Rabu 27 Agu 2025, 10:00 WIB
3 Varian Level Sambal Daimata. (Foto: Dok. Sambal Daimata)

3 Varian Level Sambal Daimata. (Foto: Dok. Sambal Daimata)

AYOBANDUNG.ID -- Andri Ganamurti bersama istrinya mulai membangun bisnis sambal sejak 2017. Sambal dengan brand Daimata ini dikenal dengan level-level yang unik yang memiliki cita rasa khas.

Andri menuturkan, ide usaha sambal berawal dari kebiasaan mereka makan sambal goang. Kala itu mereka baru menikah dan tinggal di Tasikmalaya.

“Dulu pas dinas di Tasik, kami sering makan di rumah makan yang ada tutug oncom dan sambal goang. Akhirnya istri coba bikin sendiri di rumah. Kalau ada tamu datang, biasanya disajikan sambal goang, dan ternyata banyak yang suka,” ungkap Andri pada Ayobandung.id.

Keputusan serius menekuni bisnis kuliner datang setelah Andri berhenti bekerja pada 2016. Ia mulai meracik sambal bawang sebagai produk perdana. Menurutnya, pemilihan sambal bawang bukan tanpa alasan.

“Awalnya kami buat sambal bawang karena lebih aman untuk kedaluwarsa. Kalau ada tambahan bahan lain, khawatir mengurangi masa simpannya. Dari uji mutu, sambal kami bisa bertahan enam bulan,” jelasnya.

Namun, setelah mengikuti sejumlah pameran, Andri banyak menerima masukan dari pengunjung. Ada yang menilai sambalnya terlalu pedas, ada pula yang menganggap kurang menantang.

Dari situ ia kemudian memutuskan membuat sambal dengan tingkat kepedasan berbeda. Ia dan istri memberikan tingkat kepedasan berdasarkan level.

“Akhirnya kami bikin sambal dengan level. Ada yang level satu untuk yang tidak tahan pedas, lalu level dua sambal goang dengan sentuhan cita rasa Padang karena istri memang ada keturunan Minang, dan level tiga sambal ngoprot dengan cabai domba,” terangnya.

Saat ini Sambal Daimata dipasarkan dengan harga Rp35 ribu per botol kaca berisi 160 gram. Andri mengaku penggunaan botol kaca dipilih karena lebih tahan lama.

“Kami sempat coba pakai plastik, tapi cepat basi. Kalau botol kaca, setelah ditutup ada proses penguapan yang membuat bakteri mati, jadi lebih awet,” katanya.

Meski begitu, perjalanan bisnis ini tidak lepas dari tantangan, terutama fluktuasi harga cabai. Andri bahkan pernah merasakan dampak ketika harga cabai melonjak hingga Rp150 ribu per kilogram.

Sambal Daimata. (Foto: Dok. Sambal Daimata)
Sambal Daimata. (Foto: Dok. Sambal Daimata)

“Kalau harga cabai naik, kami ambil harga pokok produksi di tengah-tengah saja, supaya konsumen tetap bisa beli dan kami juga tidak rugi,” jelasnya.

Sistem pemasaran yang diterapkan Sambal Daimata saat ini berbasis pre-order. Sistem ini dipilih karena dinilai lebih aman.

“Kalau titip produk ke orang lain ada risikonya. Kalau tidak laku harus ditarik lagi, jadi agak repot. Makanya kami pilih produksi sesuai pesanan,” tutur Andri.

Produksi sambal dilakukan sepenuhnya oleh Andri dan sang istri, mulai dari pengolahan bahan, memasak, hingga pengemasan. Untuk pemasaran, mereka mengandalkan media sosial serta platform e-commerce.

“Kami berdua yang mengurus semua. Walaupun skala usaha masih rumahan, tapi kami ingin menjaga kualitas supaya pelanggan tetap puas,” pungkas Andri.

Informasi Umum Sambal Daimata

Alamat: Pinus Regency blok andes no 56, Babakan Penghulu, Kec. Cinambo, Kota Bandung, Jawa Barat 40294

Jam Operasional: 09.00 - 22.00 WIB

Telepon: 0878-2522-2838

Instagram: @daimata.sambal

Link Pembelian Produk Serupa

1. https://s.shopee.co.id/6Ab9PfONPm

2. https://s.shopee.co.id/40Weph61r9

3. https://s.shopee.co.id/10t3GBhmNV

4. https://s.shopee.co.id/9pURmQjDBr

5. https://s.shopee.co.id/7V6X09RuXh

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 27 Agu 2025, 14:59 WIB

Sinyal Bahaya dari Sesar Lembang, Minimnya Early Warning System Jadi PR Mendesak

Kepala BPBD Bandung Barat bahkan menyebut kebutuhan anggaran pengadaan EWS di seluruh kecamatan mencapai Rp4,5 hingga Rp5 miliar.
Warga melintas di dekat rambu zona Sesar Lembang di kawasan Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat 22 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 27 Agu 2025, 14:50 WIB

Ada Pandan Jaksi di Cijaksi

Nama pandan jaksi abadi dalam nama geografis, seperti: Cijaksi, yang berada di Desa Licin, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Contoh samak atau tikar dari daun pandan. Tikar kecil dan tikar mayat (kanan). Foto dari berbagai sumber. (Sumber: Istimewa)
Mayantara 27 Agu 2025, 13:59 WIB

Risiko Jebakan Citra pada Medsos Pejabat Publik-Politisi Tanah Air

Apa yang terjadi pada panggung politik ini sejatinya sudah tertera sejak lama (dan termasuk kontemporer) oleh para cendekia humaniora.
Gubernur Jabar KDM (Kang Dedi Mulyadi). (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Biz 27 Agu 2025, 12:28 WIB

Botol Minum Ramah Lingkungan, Tren Gaya Hidup Kekinian

Botol minum bukan lagi sekadar wadah air, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Banyak orang kini menjadikan membawa botol minum sebagai kebiasaan harian, baik saat bekerja, kuliah, olah
Botol Minum Ramah Lingkungan. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 27 Agu 2025, 11:07 WIB

Kuliner Unik Bandung, Nikmati Batagor dan Mie Kocok Sekaligus

Kota Bandung dikenal sebagai surga kuliner dengan ragam makanan tradisional yang menggugah selera. Bahkan, pada 2021, Taste Atlas menobatkan Bandung sebagai salah satu kota dengan makanan tradisional
Batagor dan Mie Kocok Sinar Kencana (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 27 Agu 2025, 10:00 WIB

Sambal Daimata, Pedas Berlevel Dijamin Bikin Ketagihan

Andri Ganamurti bersama istrinya mulai membangun bisnis sambal sejak 2017. Sambal dengan brand Daimata ini dikenal dengan level-level yang unik yang memiliki cita rasa khas.
3 Varian Level Sambal Daimata. (Foto: Dok. Sambal Daimata)
Ayo Netizen 27 Agu 2025, 08:06 WIB

Raden Ayu Maria Ulfah, Perombak Undang-Undang Perkawinan dan Tenaga Kerja Perempuan

Maria Ulfah adalah salah satu toko nasional perempuan yang berani memperjuangkan hak-hak perempuan melalui rancangan undang-undang pernikahan.
Maria Ulfah Soebadio, kadang pula namanya ditulis Maria Ulfah Santoso atau Raden Ayu Maria Ulfah. (Sumber: Wikimedia Commons)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 20:06 WIB

Blunder Pratikno sambil Cengengesan: Saya Agak Ngantuk

Gaya Bahasa Para Pemangku Kebijakan seringkali menjadi sorotan masyarakat.
Menteri Kemenko PMK, Pratikno. (Sumber: Kemenko PMK)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 18:16 WIB

Dari Tradisi ke Prestasi, Long Qing dan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas. (Sumber: dok. kelompok barongsai Long Qing)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 18:01 WIB

Raya, Bukti Nyata Potret Buram Penanganan Kesehatan di Negeri Ini

Raya seorang balita berusia 4 tahun asal Kabupaten Sukabumi menjadi bukti nyata potret buram bagaimana penanganan kesehatan di negeri ini
Raya, balita di Sukabumi yang meninggal akibat cacingat akut. (Sumber: Screenshoot Video Rumah Teduh)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 17:07 WIB

Bayar Seikhlasnya Tak Selalu Mulus, Pelajaran dari Me Time Cafe

Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner.
Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 16:00 WIB

Jati Kasilih ku Junti: Nasib Kebudayaan Sunda dari Krisis Pangan

Sebuah refleksi tentang kebudayaan Sunda yang lahir dari ladang kini tergerus.
Ilustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Mahmur Marganti)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 15:30 WIB

Batik Tulis Kaki dan Ayu Tri Handayani, Menenun Harapan Lewat Canting di Ujung Kaki

Ayu membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan mampu menembus batas fisik, bahkan melahirkan karya seni yang memikat hati banyak orang.
Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 14:13 WIB

Bolu Pisang Bu Wita, Oleh-Oleh Legendaris yang Jadi Buruan Pelancong di Bandung

Bandung punya banyak oleh-oleh yang selalu jadi buruan pelancong. Salah satunya adalah Bolu Pisang Bu Wita, kue berbahan dasar pisang yang kini menjadi ikon oleh-oleh khas kota kembang.
Bolu Pisang Bu Wita (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 12:11 WIB

Demi Keamanan, Jangan Asal Pilih Sepatu Gunung

Sepatu gunung berfungsi melindungi kaki sekaligus menunjang keselamatan saat mendaki atau berjalan di medan berat. Dibuat dengan material yang lebih tebal dan kuat, sepatu ini mampu melindungi kaki da
Ilustrasi Foto Sepatu Gunung. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 10:46 WIB

Mamata, Tas Handmade Cantik dari Limbah Kain

Bermula dari hobi merajut, Ondang Dahlia mendirikan Mamata, sebuah UMKM yang memproduksi tas ramah lingkungan berbahan kain sisa. Nama Mamata sendiri diambil dari singkatan 'mamahnya Ata', putri semat
Tas Mamata. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 10:21 WIB

63 Tahun TVRI: Antara Nostalgia dan Tantangan Relevansi

Dulu sekali, saat satu-satunya tontonan adalah TVRI, maka setiap rumah memutarnya.
Televisi Republik Indonesia (TVRI). (Sumber: TVRI)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 08:38 WIB

Politik Minta Maaf Berhasil Melegalkan Kesalahan para Pemangku Kebijakan

Kata maaf seolah menjadi mantra sakti bagi para pejabat yang salah berucap atau membuat kebijakan secara asal-asalan.
Bupati Pati, Sudewo (tengah). (Sumber: Humas Kabupaten Pati)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 20:20 WIB

Menyikapi Rasa Sepi yang Berujung Haus Validasi lewat Film 'Tinggal Meninggal'

Film Tinggal Meninggal menjadi repesentasi dari fenomena manusia di zaman ini.
Film Tinggal Meninggal (Sumber: Imajinari Pictures)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 18:15 WIB

Menanam Bisnis dari Tanah Kosong: Komunitas 1.000 Kebun dan Ekonomi Hijau di Bandung

Dari hasil panen, komunitas ini membangun Warung 1.000 Kebun, ruang transaksi yang menjual produk organik langsung dari tangan petani kota kepada konsumen.
Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)