Menanam Bisnis dari Tanah Kosong: Komunitas 1.000 Kebun dan Ekonomi Hijau di Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 25 Agu 2025, 18:15 WIB
Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Sri Putrianti tidak sedang merancang bisnis ketika ia mulai menggemburkan tanah tandus di depan rumahnya. Ia hanya ingin melihat sesuatu tumbuh.

Tapi dari tanah itu, tumbuh lebih dari sekadar bayam dan pakcoy. Rupanya tumbuh pula sebuah gerakan, sebuah komunitas, dan sebuah model bisnis yang bersifat sirkular.

Komunitas 1.000 Kebun lahir pada Juni 2015 dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. Di tengah dominasi makanan instan dan lahan beton, komunitas ini menawarkan alternatif lewar cara berkebun organik di kota, tanpa pestisida, tanpa limbah, dan penuh makna.

“Komunitas ini ingin mengedukasi masyarakat untuk bergaya hidup sehat melalui makanan. Caranya dengan menanam sendiri di rumah,” ujar Sri Putrianti, Koordinator Komunitas 1.000 Kebun kepada Ayobandung.

Namun, yang membuat komunitas ini berbeda bukan hanya semangat berkebunnya, melainkan bagaimana mereka mengemasnya menjadi peluang bisnis yang inklusif.

Dari hasil panen, mereka membangun Warung 1.000 Kebun, sebuah ruang transaksi yang menjual produk organik langsung dari tangan petani kota kepada konsumen.

Hadir pula Pasar Sehat, event bulanan yang mereka gelar, yang bukan sekadar bazar. Di sana, warga bisa membeli sayur segar, mengikuti workshop menanam, dan bertemu langsung dengan para pelaku urban farming.

“Bukan hanya stand-stand berjualan saja, tetapi kita ada workshopnya juga. Jadi masyarakat mendapatkan ilmu yang bisa diterapkan di rumah,” kata Sri.

Model bisnis komunitas ini bersifat sirkular. Anggota menanam, memanen, menjual, dan mengedukasi. Tidak ada limbah, tidak ada perantara. Semua hasil kebun bisa dikonsumsi sendiri atau dijual melalui jaringan komunitas. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi soal kemandirian.

Jenis tanaman yang dibudidayakan pun beragam. Untuk buah-buahan, ada anggur, mangga, dan nanas. Sayuran seperti bayam, pakcoy, selada, terong, dan wortel menjadi andalan. “Pakcoy bisa dipanen dalam 40 hari, sementara bayam sekitar tiga bulan,” jelas Sri.

Dengan lebih dari 250 anggota, komunitas ini menjadi ruang kolaborasi lintas usia dan profesi. Ada ibu rumah tangga, pensiunan, mahasiswa, bahkan anak-anak yang ikut belajar menanam. “Anggota yang datang tak hanya dari warga Kota Bandung saja, tetapi juga berasal dari seluruh Indonesia,” tambah Sri.

Setiap minggu, mereka berkumpul untuk berkebun bersama, berbagi cerita, dan merancang program. Setiap bulan, mereka mengundang narasumber dari dunia pertanian untuk memperkaya wawasan anggota. Ini adalah inkubator sosial yang menyuburkan lebih dari sekadar tanaman.

Kepedulian terhadap lingkungan menjadi fondasi utama. Komunitas ini menolak penggunaan pestisida dan bahan kimia. “Kami konsen untuk tidak merusak struktur tanah. Kita ingin berkebun, kemudian makan makanan sehat juga,” tegas Sri.

Media sosial menjadi kanal penting untuk menyebarkan semangat. Akun Facebook hingga Instagram mereka, Komunitas 1000Kebun, aktif membagikan tips menanam, jadwal kegiatan, dan cerita inspiratif dari anggota. Cara ini memperluas jangkauan komunitas sekaligus memperkuat branding bisnis mereka.

Lokasi utama komunitas berada di Arcamanik, Kota Bandung. Di sana, siapa pun bisa datang, belajar, dan ikut menanam. Tidak ada syarat, hanya niat.

Dari tanah kosong menjadi pasar sehat, dari hobi menjadi bisnis, dari individu menjadi gerakan, Komunitas 1.000 Kebun membuktikan bahwa pertanian kota bukan utopia namun sebuah peluang nyata yang bisa digarap bersama.

“Berkebun itu bukan tren sesaat. Ini tentang masa depan, tentang bagaimana kita bisa mandiri dan sehat dari rumah sendiri,” tutup Sri.

Informasi Komunitas 1.000 Kebun

Instagram: https://www.instagram.com/komunitas1000kebun

Alternatif produk kuliner sehat dan UMKM Serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/6Ab6kpYaGq
  2. https://s.shopee.co.id/8AMB8eSu3H
  3. https://s.shopee.co.id/8Uz1XIiHtT
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Agu 2025, 20:20 WIB

Menyikapi Rasa Sepi yang Berujung Haus Validasi lewat Film 'Tinggal Meninggal'

Film Tinggal Meninggal menjadi repesentasi dari fenomena manusia di zaman ini.
Film Tinggal Meninggal (Sumber: Imajinari Pictures)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 18:15 WIB

Menanam Bisnis dari Tanah Kosong: Komunitas 1.000 Kebun dan Ekonomi Hijau di Bandung

Dari hasil panen, komunitas ini membangun Warung 1.000 Kebun, ruang transaksi yang menjual produk organik langsung dari tangan petani kota kepada konsumen.
Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 17:17 WIB

Myloc Coffee & Cafe: Ketika Warna, Musik, dan Rasa Menyatu di Jantung Braga

Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia.
Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 15:30 WIB

Dari Serum ke Klinik, Adeeva dan Gelombang Baru Bisnis Kecantikan di Bandung

Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia.
Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia. (Sumber: dok. Adeeva Aesthetic Clinic)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 15:29 WIB

Diajar Biantara, Ngarasa Reueus Bahasa Sunda

Sabtu Lalu perlombaan Biantara Putra (Pidato Bahasa Sunda) dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kecamatan Cileunyi kelar digelar.
Poster Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang berlangsung di berbagai daerah. (Sumber: Youtube/Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 14:34 WIB

Menilik Kasus Pernikahan Anak KDM: Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas?

Kasus hajatan Gubernur KDM yang memakan korban menggantung. Tak jelas seperti apa penyidikannya. Situasi akan beda jika rakyat biasa yang alaminya.
Tangkapan layar kekacauan pesta pernikahan anak KDM di Garut. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 13:02 WIB

Lumpia Basah Bandung, Kuliner yang Sulit Ditemukan di Kota Lain

Bandung terkenal dengan jajanan tradisional yang selalu dirindukan. Salah satunya adalah lumpia basah, kudapan sederhana dengan isian bengkuang, tauge, dan telur, dibalut kulit lembut lalu disiram sau
Ilustrasi Foto Lumpia Basah (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 11:44 WIB

Ngopi Sambil Menikmati Suasana Vintage di Roemah Sangrai Tua

Di tengah ramainya Dago, Bandung, ada sebuah kedai kopi baru yang sedang jadi perbincangan. Bukan semata karena racikan kopinya, melainkan suasana yang membuat siapa pun serasa melangkah mundur ke mas
Kopi di Rumah Sangrai Tua (Foto: Dok. Rumah Sangrai tua)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 09:48 WIB

Kritik Sosial Pram terhadap Kondisi Indonesia Era 50-an

Keterbatasan di balik jeruji dan pengasingan justru membuat Pram banyak melahirkan karya luar biasa yang bisa dinikmati.
Midah Si Gadis Bergigi Emas (Sumber: Dinas Arsip dan Perpustakaan Bandung)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 07:58 WIB

Swipe, Match, Ghosting: Cerita Mahasiswa Bandung Mencari Cinta di Aplikasi Kencan

Mahasiswa Bandung berbagi pengalamannya dalam menggunakan aplikasi kencan.
Anak muda sedang menggunakan aplikasi kencan (Sumber: pexels.com | Foto: cottonbro studio)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 07:58 WIB

Perjuangan Raidha Bergelut Jadi Pelopor Fashion Kimono Akhirnya Berbuah Manis

Menjadi produktif saat menyelesaikan tesis menjadi titik awal lahirnya Raikeni, brand lokal yang kini dikenal sebagai salah satu pelopor kimono batik di Indonesia
Owner Raikeni, Raidha Nur Afifah (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 19:41 WIB

Perempuan, Adat Yappa Maradda, dan Ekspektasi Sosial

Perempuan sering kali menjadi korban dari adat yang masih dipegang teguh bagi lingkungan sekitarnya.
Perempuan Yang Menangis Kepada Bulan Hitam, Karya Dian Purnomo (312 Halaman) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 15:13 WIB

Peran Strategis Bobotoh dalam Ekosistem Sepak Bola Bandung

Bobotoh bukan sekadar penonton, tapi identitas dan energi Persib.
Ribuan Bobotoh memenuhi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat laga Persib, menegaskan peran mereka sebagai identitas dan energi klub kebanggaan Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Kelvin Nopian Zakaria)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 12:13 WIB

Sewa Rahim dalam Perspektif Hukum dan Etika

Sewa rahim adalah wacana lama yang tak habis dibahas. Bagaimana hukum Indonesia mutakhir memandangnya?
Buku Sewa Rahim (Sumber: PT Refika Aditama | Foto: PT Refika Aditama)
Ayo Netizen 24 Agu 2025, 08:43 WIB

Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan

Kemerdekaan bagi perempuan bukan soal melampaui batasan hak laki-laki, tapi kemerdekaan adalah hak bagi setiap manusia.
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)
Ayo Biz 24 Agu 2025, 08:40 WIB

Bakso di Bandung dengan Ulasan Terbaik dari Netizen

Bakso selalu punya tempat istimewa di hati pecinta kuliner Indonesia. Hidangan berkuah ini cocok disantap kapan saja.
Ilustrasi Foto Bakso lezat dan nikmat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 21:46 WIB

Bisnis Kecantikan Tak Pernah Tidur: Strategi Beauty World Menaklukkan Pasar Bandung

Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup jadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika tinggi.
Bisnis kecantikan tumbuh dari sekadar gaya hidup menjadi kebutuhan, dan Bandung kini bukan hanya kota kreatif, tetapi kota dengan daya beli dan selera estetika yang tinggi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:48 WIB

Semangat Aditya Warman Menyajikan Rasa Nusantara Lewat Bakmitopia

Lewat semangkuk bakmi, Aditya menjadikan kuliner sebagai cara untuk merayakan warisan rasa dan medium pelestarian budaya.
Sejumlah menu bakmi di Bakmitopia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 20:16 WIB

Di Balik Segelas Bajigur: Cerita Rasa, Cuaca, dan Cinta pada Tradisi

Kini, bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini.
Kini bajigur tak lagi hadir dalam bentuk klasik semata. Inovasi demi inovasi bermunculan, menjadikannya lebih relevan dengan selera masa kini. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 12:15 WIB

Kimono Raikeni, Outer Kekinian dengan Nuansa Etnik yang Otentik

Berawal dari ide sederhana saat menunggu penyusunan tesis di MBA ITB, Raidha Nur Afifah mendirikan Raikeni pada Mei 2019. Brand lokal ini lahir dari pemikiran tentang produk yang dibutuhkan orang
Owner Raikeni, Raidha Nur Afifah (Foto: Rizma Riyandi)