Bobotoh Unyu-unyu, Komunitas Perempuan yang Menyimpan Peluang Ekonomi di Dunia Suporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 09 Okt 2025, 14:45 WIB
Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)

Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)

AYOBANDUNG.ID -- Sorak-sorai di tribun Persib Bandung tak hanya diisi oleh suara lantang dan kibaran bendera. Ada warna lain yang menyapa setiap laga di antaranya senyum, gaya, dan solidaritas perempuan yang tergabung dalam komunitas Bobotoh Unyu-unyu.

Mereka bukan sekadar pendukung, tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. Komunitas ini bermula dari tiga maung geulis --sapaan khas bobotoh perempuan-- yakni Poppy, Karlina, dan Putri. Ketiganya dikenal aktif di Stadion Siliwangi dan sering mendapat celetukan “ih unyu-unyu” karena gaya rambut berponi yang sedang tren.

“Pertamanya itu, dibikin 7 Desember 2010. Yang bikin ada Teh Poppy, Teh Karlina, sama Teh Putri. Awalnya mereka itu iseng doang sih bikinnya,” ungkap Trisnawati, anggota aktif yang menjadi salah satu penggerak komunitas kepada Ayobandung.

Dari sekadar panggilan yang berubah jadi identitas, Bobotoh Unyu-unyu tumbuh menjadi komunitas yang solid. Mereka menempati tribun utara Stadion Siliwangi, memasang banner, dan bahkan pernah memutari stadion dengan spanduk bertuliskan nama komunitas.

“Dulu tempat kita itu di tribun utara Siliwangi. Bahkan kita dulu pas lagi aktif-aktifnya sering pasang banner bobotoh unyu-unyu,” ujar Trisna.

Jumlah anggota pun berkembang. Dari tiga orang, komunitas ini memiliki puluhan anggota aktif yang berasal dari berbagai distrik. “Ciri khas kita itu dari distrik atau daerah manapun yang mau gabung silakan tapi jangan melupakan jati dirinya dulu dia di distrik mana. Kita welcome ke siapapun,” lanjutnya.

Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)
Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)

Kegiatan mereka tak hanya terbatas pada mendukung Persib di stadion. Nongkrong bareng, kopdar di Lembang, hingga perayaan ulang tahun komunitas menjadi momen penting untuk menjaga kekompakan. “Intinya misi berkomunikasi di mana dan kapapun dengan bersilaturahmi merangkul satu sama lain agar tetep kompak,” tutur Tewe, sapaan akrab Trisnawati.

Meski intensitas pertemuan menurun karena kesibukan masing-masing anggota, semangat mereka tetap menyala. Stadion menjadi ruang temu, ruang ekspresi, dan ruang untuk memperkuat identitas sebagai bobotoh perempuan yang tak gentar berdiri di tribun.

Di balik semangat itu, Bobotoh Unyu-unyu menyimpan potensi bisnis yang belum banyak digarap. Basis anggota perempuan yang loyal dan aktif di media sosial bisa menjadi kanal promosi produk fashion, kosmetik, hingga merchandise klub. Kolaborasi dengan UMKM lokal atau brand nasional dapat membuka peluang ekonomi baru yang berbasis komunitas.

Data resmi dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menunjukkan bahwa total penonton Liga 1 musim 2023/2024 yang hadir langsung ke stadion mencapai 1.569.123 orang. Persib Bandung menyumbang 196.985 penonton, menjadikannya salah satu klub dengan basis suporter terbesar di Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa komunitas seperti Bobotoh Unyu-unyu memiliki daya jangkau yang signifikan dalam ekosistem bisnis sepak bola.

Dengan narasi yang kuat dan identitas yang unik, Bobotoh Unyu-unyu bisa menjadi wajah kampanye inklusif dalam sepak bola. Mereka dapat mengedukasi publik bahwa perempuan bukan hanya penonton, tapi juga pelaku aktif dalam mendukung klub, membangun komunitas, dan menciptakan peluang ekonomi.

Persib Bandung pun bisa menjadikan komunitas ini sebagai mitra strategis dalam membangun loyalitas suporter perempuan. Program khusus, diskon tiket, atau merchandise edisi Unyu-unyu bisa menjadi langkah awal untuk memperkuat keterlibatan mereka. Bahkan, jika dikelola dengan baik, Bobotoh Unyu-unyu bisa menjadi brand ambassador yang membawa semangat Persib ke ranah lifestyle dan budaya populer.

Namun, semua itu membutuhkan dukungan dan pengakuan. Komunitas ini perlu ruang untuk berkembang, baik dari klub, sponsor, maupun media. Mereka bukan sekadar “unyu”, tapi representasi semangat perempuan yang tak gentar bersorak dan mencintai klubnya sepenuh hati.

Bobotoh Unyu-unyu tetap bertahan meski zaman berubah. Mereka mungkin tak lagi rutin kopdar di Lembang, tapi semangat mereka tetap menyatu di stadion. Mereka mungkin tak lagi memutari stadion dengan banner, tapi nama mereka tetap bergema di hati para bobotoh. Karena bagi mereka, mendukung Persib bukan soal tren, tapi soal cinta yang tak lekang oleh waktu.

“Sekadar makan-makan, foto bareng, atau nongkrong itu bukan cuma gaya-gayaan. Tapi cara kita menjaga silaturahmi dan tetap kompak,” tutup Tewe.

Alternatif produk jersey Persib atau produk UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/7KoDh7hW2U
  2. https://s.shopee.co.id/8Kgkt5wgLe
  3. https://s.shopee.co.id/5Ajj7Ns5kj
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Okt 2025, 10:12 WIB

Jamet Tetaplah Menyala!

Lebay, tapi manusiawi. Eksplorasi dunia rakyat pinggiran sebagai ekspresi identitas dan kreativitas.
Pemandangan Rumah Rakyat dari Balik Jendela Kereta Lokal Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 09:26 WIB

Buku dan Segala Kebermanfaatannya

Membaca adalah jendela dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya.
Membaca adalah Jendela Dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya. Dan Bangsa yang rendah dalam literasi akan selalu rendah dalam peradaban. Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Freepik)
Beranda 10 Okt 2025, 08:17 WIB

Gerakan Warga Kota Bandung Mengubah Kebiasaan Buang Jelantah Sembarangan

Minyak yang telah berubah warna menjadi pekat itu dikenal sebagai jelantah. Banyak orang membuangnya begitu saja, tanpa menyadari dampaknya bagi tanah dan air.
Warga membuang minyak goreng bekas atau jelantah ke dalam tabung UCOllet di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Buahbatu, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 18:55 WIB

Menjaga Napas Bisnis Wisata Alam Lewat Inovasi dan Strategi Berkelanjutan

Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi.
Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 18:31 WIB

Belajar dari Nurhayati & Subakat, Bisnis bukan Tentang Viral tapi Sustainable

Bisnis bukan sekedar viral. Apalagi jika tidak memedulikan aspek keamanan pada konsumen demi kapitalisme semata.
Belajar Bisnis dari Nurhayati & Subakat (Sumber: Screenshoot | Youtube Wardah)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 17:19 WIB

UMKM Bangkit, Ekonomi Bergerak: Festival sebagai Motor Perubahan

Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif.
Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 17:18 WIB

Jejak Sejarah Cimahi jadi Pusat Tentara Hindia Belanda Sejak 1896

Cimahi dikenal sebagai kota tentara sejak masa kolonial Belanda. Sejak 1896, kota ini jadi pusat militer Hindia Belanda yang strategis.
Garinsun KNIL di Cimahi tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 15:50 WIB

Betulkah Gunung Sunda Terlihat dari Pesisir Koromandel India?

Tentang Gunung Sunda yang ditutupi salju abadi dan terlihat dari Koromandel, India. Apa iya? 
Keadaan ronabumi seperti inilah yang dilihat oleh masyarakat, bukan Gunung Sunda yang menjulang  tinggi. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 14:45 WIB

Bobotoh Unyu-unyu, Komunitas Perempuan yang Menyimpan Peluang Ekonomi di Dunia Suporter

Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia.
Jadi warna lain yang menyapa di laga Persib, Bobotoh Unyu-unyu bukan sekadar pendukung tapi wajah baru dalam dinamika suporter sepak bola Indonesia. (Sumber: dok. Bobotoh Unyu-unyu)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 13:40 WIB

Gaduh Kisah Vina Garut, Skandal Video Syur yang Bikin Geger

Kasus Vina Garut bukan sekadar skandal video mesum. Ia adalah kisah kelam tentang eksploitasi, kemiskinan, dan nafsu yang dijadikan komoditas.
Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 13:32 WIB

Orang-Orang yang Beragama tapi Menyebalkan

Melihat praktik menjalankan agama di jalan yang merugikan orang lain.
Bayangan Orang-Orang Nongkrong di Kafe (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 11:58 WIB

MAMPUS (Malam Minggu Puisi)

Puisi bukan hanya menciptakan kata-kata untuk bisa dibaca, namun ia bisa menjadi deskripsi, lagu, bahkan bisa masuk ke ranah yang lebih universal.
MAMPUS (Malam Minggu Puisi) (Foto: Ayu Maimun)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 09:55 WIB

'Nebeng Hotspot' saat Pembayaran Digital

Nebeng hotspot saat kondisi darurat memang tidak masalah. Namun jika kamu melakukan secara terus-menerus, ya jadi ribet.
Nebeng hotspot disaat kondisi darurat memang tidak masalah. Namun jika kamu melakukan secara terus-menerus dengan berharap orang lain memaklumi dan terus membantu kamu itu namanya tidak tahu diri. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 08:43 WIB

Dialog Lintas Iman, Dialog Rakyat

Ia berpihak pada mereka yang selama ini dipinggirkan oleh negara dan institusi agama formal, pada mereka yang beragama tanpa nama.
Petani di Kebun (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 20:03 WIB

Kolaborasi Widyaiswara, Praktisi, dan Teknologi sebagai Resep Jitu Mencetak Birokrasi Kelas Dunia

Sinergi ini mengubah pelatihan konvensional menjadi ekosistem belajar dinamis menuju birokrasi kelas dunia
Pelantikan Jabatan Fungsional Widyaiswara Ahli Pertama. (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 18:33 WIB

Belajar Mengenal Obat Anti Nyeri yang Aman untuk Ibu Hamil

Ibu hamil adalah kelompok yang tidak boleh sembarang dalam memilih obat ketika terdapat keluhan.
Dalam beberapa kondisi, ibu hamil juga sering mengeluhkan sakit kepala, sakit gigi atau demam. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB

Studi Agama di Dunia Sunda

Sunda terbuka dan plural, tempat berbagai agama hidup berdampingan.
Pojok Barang-Barang Antik di Pasar Cikapundung, Kota Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 15:03 WIB

Oleh-Oleh dari Bengkel Rancage 'Ngarang Carita Pondok'

Acara ini merupakan rangkaian atau kelanjutan dari Pasanggiri Ngarang Carpon 2025 (Sayembara Menulis Cerpen 2025).
Pasanggiri Ngarang Carpon 2025. (Sumber: Youtube/SundaDigi)
Ayo Netizen 08 Okt 2025, 13:27 WIB

Memberikan Bantuan Cuma-Cuma malah Membentuk Mental 'Effortless'

Memberikan bantuan cuma-cuma akan membentuk mental effortless pada masyarakat.
Masyarakat mengunjungi KDM untuk meminta bantuan dan menyampaikan keluhan. (Sumber: Tiktok | Kang Dedi Mulyadi)
Ayo Jelajah 08 Okt 2025, 12:42 WIB

Sejarah Bandung Jadi Ibu Kota Hindia Belanda, Sebelum Jatuh ke Tangan Jepang

Di awal Maret 1942, Bandung berubah jadi ibu kota darurat Hindia Belanda. Tapi hanya empat hari, sebelum Jepang menutup kisah kolonial itu selamanya.
Jalan Raya Pos di Bandung tahun 1938 (Sumber: KITLV)