Kaida Bawang Goreng: Dari Krisis Keluarga Menuju Cita Rasa Unggulan ala Ida Nuraida

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 27 Agu 2025, 18:04 WIB
Ida Nuraida, owner UMKM Kaida Bawang Goreng. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ida Nuraida, owner UMKM Kaida Bawang Goreng. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Langkah pertama Ida Nuraida dalam dunia usaha bukanlah hasil perencanaan matang, melainkan dorongan hati seorang ibu yang ingin membantu suami di tengah masa sulit.

Ketika sang suami jatuh sakit, Ida tak tinggal diam. Ia mulai mencari cara untuk menopang ekonomi keluarga, bermodal keterampilan membuat kue dan semangat yang tak pernah padam.

"“Saya senang bikin kue, dulu jualan di pinggir jalan. Tapi kalau jualan kue di pinggir jalan itu kan risiko ya kadang nggak laku,” kenang Ida saat berbincang dengan Ayobandung.

Kondisi itu membuat Ida berpikir ulang tentang arah usahanya. Inspirasi datang dari kebiasaan anaknya yang tak bisa makan tanpa bawang goreng. Dari situ, lahirlah ide sederhana namun penuh makna yakni membuat bawang goreng sendiri.

Awalnya Ida hanya membuat untuk konsumsi pribadi. Namun, ketika anaknya mulai menawarkan ke teman-teman sekolah, pesanan pun berdatangan.

“Anak saya waktu itu masih SMP. Saya coba tawarkan ke teman-teman, ternyata banyak yang mau, banyak pesanan. Jadilah jualan bawang goreng, ngurusin legalitas segala macam, semua Alhamdulillah udah lengkap,” ujarnya.

Dari dapur rumah, Kaida Bawang Goreng mulai dikenal. Nama Kaida diambil dari nama Ida sendiri, sebagai simbol personal dan komitmen terhadap kualitas.

Produk dari UMKM Kaida Bawang Goreng. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Produk dari UMKM Kaida Bawang Goreng. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Produk pertamanya adalah bawang goreng original, dibuat dengan bahan yang biasa digunakan ibu-ibu di rumah. Namun, Ida tak berhenti di situ. Ia mulai memperhatikan kompetitor dan mencari celah untuk berinovasi.

“Saya lihat banyak yang punya variasi. Akhirnya saya coba bikin bawang goreng teri pedas, dan itu jadi unggulan,” katanya.

Varian tersebut kini menjadi best seller, bersanding dengan versi original yang tetap digemari pelanggan setia.

Kaida tak hanya menawarkan rasa, tapi juga ketahanan produk. Ida telah melakukan uji mutu untuk memastikan bawang gorengnya tetap renyah dan awet.

“Saya pengen bikin yang tahan lama, sudah diuji mutunya. Sekarang lagi cari inovasi baru,” tuturnya.

Eksperimen terbaru selanjutnya dari Ida melibatkan bahan rempah yakni sereh. Ia ingin menciptakan varian yang memiliki aroma khas dan rempah yang kuat.

“Kemarin ada yang saranin pakai sereh. Saya lagi coba eksperimen, siapa tahu bisa jadi ciri khas Kaida,” ujarnya penuh harap.

Meski usaha ini bukan sumber penghasilan utama, Ida menjadikannya ruang untuk berkarya dan menyalurkan kreativitas. Ia aktif mengikuti bazar dan memperluas jaringan pelanggan.

“Alhamdulillah sekarang banyak yang tahu merek Kaida. Kalau ada yang pesan, tinggal telpon aja,” katanya.

Pengiriman produk pun dilakukan secara personal. Jika lokasi pelanggan masih terjangkau, Ida tak segan mengantarkan sendiri.

“Kadang saya kirim sendiri. Kalau dekat, saya anterin,” ujarnya, menunjukkan komitmen terhadap pelayanan.

Produksi Kaida masih dilakukan di rumah Ida yang berlokasi di Cigadung, Kota Bandung. Ia dibantu oleh orang tua, anak, dan suaminya, menjadikan usaha ini sebagai proyek keluarga yang penuh kehangatan.

“Yang bantu cuma keluarga. Harapan saya pengen punya rumah produksi sendiri,” ungkapnya.

Semangat Ida tak hanya terletak pada produk, tapi juga pada proses membangun sesuatu dari nol. Ia percaya bahwa keberhasilan bukan soal besar kecilnya usaha, tapi tentang ketulusan dan konsistensi. “Saya pengen bikin sesuatu yang beda, yang khas Kaida,” katanya.

Perjalanan Kaida Bawang Goreng adalah cerminan dari keteguhan hati seorang perempuan yang tak menyerah pada keadaan. Dari dapur rumah, Ida membuktikan bahwa usaha kecil bisa tumbuh besar jika dijalankan dengan cinta dan ketekunan.

“Yang penting jangan takut mencoba. Kalau gagal, ya coba lagi. Saya percaya, kalau kita niatnya baik, pasti ada jalannya,” tutup Ida Nuraida.

Informasi pemesanan Kaida Bawang Goreng

WhatsApp: 085861662708

Instagram: https://www.instagram.com/kaidabawanggoreng

Altenatif produk kuliner dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/5VLT9mWETh
  2. https://s.shopee.co.id/3qDFAjus8o
  3. https://s.shopee.co.id/4L9VlgzrPI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 13:45 WIB

Jejak Panjang Perjalanan Bisnis Opey: Membangun Dua Brand Lokal Ikonik Skaters dan Mahameru

Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru.
Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 19:28 WIB

Program Makan Bergizi Gratis dan Ujian Tata Kelola Birokrasi

Insiden keracunan massal pelajar di Jawa Barat mengguncang kepercayaan publik terhadap program makan bergizi gratis.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 18:38 WIB

Bandung dalam Fiksi Sejarah

Boleh saja apabila tulisan ini diterima dengan rasa skeptis atau curiga. Karena pandangan dan pembacaan saya sangat mungkin terhalang bias selera.
Buku Melukis Jalan Astana. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yogi Esa Sukma Nugraha)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 16:04 WIB

Mengamankan Momentum Akselerasi Manajemen Talenta ASN

Momentum akselerasi manajemen talenta ASN menjadi tonggak penting transformasi birokrasi Indonesia.
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai roda penggerak jalannya pemerintahan diharuskan untuk memiliki kompetensi dan kinerja yang optimal. (Sumber: babelprov.go.id)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:56 WIB

Energi Hijau dan Oligarki: Dilema Transisi di Negeri Kaya Sumber Daya

Banyak daerah di Indonesia memiliki potensi energi terbarukan seperti air, angin, dan biomassa, namun terhambat oleh birokrasi dan minimnya insentif fiskal.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi menyoroti lanskap kebijakan energi nasional. (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:36 WIB

Membongkar Potensi Energi Terbarukan di Jawa Barat: Antara Regulasi dan Kesadaran Sosial

Dengan lanskap bergunung-gunung, aliran sungai yang deras, dan sumber daya biomassa melimpah, Jawa Barat memiliki peluang untuk menjadi pionir dalam kemandirian energi bersih.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri Mengupas potensi Jawa Barat sebagai provinsi dengan potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:21 WIB

Setahun Pemerintahan Baru: Mampukah Indonesia Mandiri Energi?

Setahun setelah pemerintahan baru berjalan, isu kemandirian energi nasional kembali menjadi sorotan.
Diskusi bertajuk “Setahun Pemerintahan Baru, Bagaimana Kemandirian Energi Nasional?” yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung, Jumat (10/10/2025). (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 14:51 WIB

Islam Pemerintah: Menggeliat Berpotensi Mencederai Keragaman Umat

Inilah Islam Pemerintah selalu menjadi bahasa pengakuan tentang simbol muslim “sah” yang tidak radikal-teroris, tapi juga tidak liberal.
Berbagai Pakaian Muslimah, Pakaian Warga yang Jadi Penumpang Angkot (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 13:45 WIB

Stop Membandingkan karena Setiap Anak Punya Keunikan

Film Taare Zameen Par menjadi kritikan pedas bagi dunia pendidikan dan guru yang sering mengistimewakan dan memprioritaskan anak tertentu.
Setiap anak itu istimewa dan memiliki bakat unik (Sumber: Wikipedia)
Ayo Jelajah 10 Okt 2025, 11:44 WIB

Jejak Pembunuhan Sadis Sisca Yofie, Tragedi Brutal yang Gegerkan Bandung

Kasus pembunuhan Sisca Yofie pada 2013 mengguncang publik karena kekejamannya. Dua pelaku menyeret dan membacok korban hingga tewas di Bandung.
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 11:30 WIB

Sapoe Sarebu ala Dedi Mulyadi, Gotong-royong atau Kebijakan Publik yang Perlu Pengawasan?

Gerakan Sapoe Sarebu mengajak warga menyisihkan seribu rupiah sehari untuk membantu sesama.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 10:12 WIB

Jamet Tetaplah Menyala!

Lebay, tapi manusiawi. Eksplorasi dunia rakyat pinggiran sebagai ekspresi identitas dan kreativitas.
Pemandangan Rumah Rakyat dari Balik Jendela Kereta Lokal Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 09:26 WIB

Buku dan Segala Kebermanfaatannya

Membaca adalah jendela dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya.
Membaca adalah Jendela Dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya. Dan Bangsa yang rendah dalam literasi akan selalu rendah dalam peradaban. Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Freepik)
Beranda 10 Okt 2025, 08:17 WIB

Gerakan Warga Kota Bandung Mengubah Kebiasaan Buang Jelantah Sembarangan

Minyak yang telah berubah warna menjadi pekat itu dikenal sebagai jelantah. Banyak orang membuangnya begitu saja, tanpa menyadari dampaknya bagi tanah dan air.
Warga membuang minyak goreng bekas atau jelantah ke dalam tabung UCOllet di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Buahbatu, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 18:55 WIB

Menjaga Napas Bisnis Wisata Alam Lewat Inovasi dan Strategi Berkelanjutan

Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi.
Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 18:31 WIB

Belajar dari Nurhayati & Subakat, Bisnis bukan Tentang Viral tapi Sustainable

Bisnis bukan sekedar viral. Apalagi jika tidak memedulikan aspek keamanan pada konsumen demi kapitalisme semata.
Belajar Bisnis dari Nurhayati & Subakat (Sumber: Screenshoot | Youtube Wardah)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 17:19 WIB

UMKM Bangkit, Ekonomi Bergerak: Festival sebagai Motor Perubahan

Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif.
Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 17:18 WIB

Jejak Sejarah Cimahi jadi Pusat Tentara Hindia Belanda Sejak 1896

Cimahi dikenal sebagai kota tentara sejak masa kolonial Belanda. Sejak 1896, kota ini jadi pusat militer Hindia Belanda yang strategis.
Garinsun KNIL di Cimahi tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)