Batik Tulis Kaki dan Ayu Tri Handayani, Menenun Harapan Lewat Canting di Ujung Kaki

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 26 Agu 2025, 15:30 WIB
Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya.

Perempuan muda ini membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan mampu menembus batas fisik, bahkan melahirkan karya seni yang memikat hati banyak orang.

Ayu membatik bukan dengan tangan, melainkan dengan kaki kanannya. Canting ia jepit di antara jari-jari mungilnya, lalu menggoreskan malam mengikuti pola batik yang telah ia rancang sendiri. Gerakannya tenang, presisi, dan penuh dedikasi.

“Awalnya dulu nggak kepikiran, tapi setelah dipelajari dan bisa, baru mau membatik,” ungkapnya saat ditemui Ayobandung.

Ketertarikan Ayu terhadap batik muncul saat ia duduk di bangku SMP di bawah naungan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC). Di sana, ia mengenal batik sebagai medium ekspresi, bukan sekadar keterampilan. Tantangan membatik dengan kaki justru membuatnya semakin tertarik.

“Saya senang dan saat mencoba membatik dengan kaki yang sulit, saya justru merasa tertantang,” katanya.

Proses belajar membatik dengan kaki bukanlah hal yang instan. Ayu membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk menguasai teknik menjepit canting dan mengontrol aliran malam. Ia pernah mengalami luka karena terkena malam panas, namun tak membuatnya menyerah.

“Cuman tantangannya kalau udah kena malamnya. Sedikit hati-hati juga karena dulu sempat kena malam,” tuturnya.

Semangat Ayu tak pernah padam. Ia terus berlatih, menyempurnakan teknik, dan mulai menghasilkan karya batik tulis kaki yang unik. Motif-motif yang ia hasilkan sebagian besar adalah motif batik Solo, yang kaya akan filosofi dan nilai budaya. Untuk satu lembar kain ukuran dua meter, ia bisa menghabiskan waktu hingga tiga bulan.

Karya Ayu tak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga para pejabat. Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika Sri Hastuti Bibit Waluyo, istri mantan Gubernur Jawa Tengah, membeli batik karyanya seharga Rp15 juta.

“Saya nggak nyangka, senang banget waktu itu,” kenangnya.

Dari karya seni, Ayu membangun bisnis dengan nama Batik Tulis Kaki. Ia mulai menerima pesanan batik dari berbagai daerah. Harga kain batiknya bervariasi, tergantung motif dan tingkat kerumitan.

“Kalau sekarang banyak yang beli dan minta pesen. Sering juga ikut dalam beberapa pameran batik,” ujarnya.

Bisnis Batik Tulis Kaki Ayu berkembang secara organik. Ia tak hanya menjual kain, tetapi juga memperkenalkan teknik membatik dengan kaki sebagai bentuk edukasi dan inspirasi. Pelanggannya bukan hanya pembeli, tetapi juga orang-orang yang ingin belajar dan memahami proses kreatif di balik setiap goresan malam.

Selain membatik, Ayu juga menekuni seni lukis dengan kaki. Ia bereksperimen dengan warna dan bentuk, menciptakan lukisan yang tak hanya indah tetapi juga penuh makna. Kreativitasnya terus berkembang, menjelajahi medium baru untuk mengekspresikan diri.

Tak berhenti di situ, Ayu juga membuat berbagai cendera mata seperti tempat tisu dan manik-manik. Produk-produk ini ia jual secara mandiri maupun melalui pameran UMKM. Ia merancang desain yang menggabungkan unsur tradisional dan modern, menjadikan setiap produk memiliki karakter khas.

Konsistensi Ayu dalam menjaga kualitas dan orisinalitas karyanya menjadi kunci keberhasilan bisnisnya. Ia menolak untuk menyerah pada keterbatasan, dan justru menjadikannya sebagai kekuatan utama.

“Saya senang kalau orang bisa lihat bahwa saya bisa berkarya meski dengan kaki,” ucapnya.

Kisah Ayu bukan sekadar tentang teknik membatik yang unik, melainkan tentang keberanian untuk melawan stigma dan membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkarya. Ia menjadi simbol harapan bagi banyak orang, terutama penyandang disabilitas yang ingin mandiri dan berdaya secara ekonomi.

Setiap lembar kain batik yang dihasilkan Ayu adalah bukti bahwa seni bisa menjadi jalan untuk menyuarakan keberanian, ketekunan, dan cinta pada budaya. Ia bukan hanya pembatik, tetapi juga pejuang yang menorehkan asa lewat canting di ujung kaki.

“Kalau saya boleh berharap, semoga makin banyak orang yang percaya bahwa keterbatasan bukan akhir dari segalanya. Justru bisa jadi awal dari sesuatu yang luar biasa,” ujar Ayu.

Dengan semangat yang tak pernah padam, Ayu terus melangkah, satu goresan malam demi satu, menuliskan kisahnya di atas kain batik. “Saya ingin batik akan langgeng terus dan saya bisa terus berkarya,” pungkas Ayu.

Alternatif batik tulis dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/6KuYNIz1sI
  2. https://s.shopee.co.id/5AiazC2Wcz
  3. https://s.shopee.co.id/7ATfMulWFL
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 26 Agu 2025, 20:06 WIB

Blunder Pratikno sambil Cengengesan: Saya Agak Ngantuk

Gaya Bahasa Para Pemangku Kebijakan seringkali menjadi sorotan masyarakat.
Menteri Kemenko PMK, Pratikno. (Sumber: Kemenko PMK)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 18:16 WIB

Dari Tradisi ke Prestasi, Long Qing dan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Bertahan dengan seni tradisional, kelompok barongsai Long Qing membuktikan bahwa budaya bisa jadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas. (Sumber: dok. kelompok barongsai Long Qing)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 18:01 WIB

Raya, Bukti Nyata Potret Buram Penanganan Kesehatan di Negeri Ini

Raya seorang balita berusia 4 tahun asal Kabupaten Sukabumi menjadi bukti nyata potret buram bagaimana penanganan kesehatan di negeri ini
Raya, balita di Sukabumi yang meninggal akibat cacingat akut. (Sumber: Screenshoot Video Rumah Teduh)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 17:07 WIB

Bayar Seikhlasnya Tak Selalu Mulus, Pelajaran dari Me Time Cafe

Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner.
Membawa semangat inklusif, eksperimen berani Me Time Cafe untuk menerapkan sistem “bayar seikhlasnya” jadi batu sandungan dalam merintis bisnis kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 16:00 WIB

Jati Kasilih ku Junti: Nasib Kebudayaan Sunda dari Krisis Pangan

Sebuah refleksi tentang kebudayaan Sunda yang lahir dari ladang kini tergerus.
Ilustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Mahmur Marganti)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 15:30 WIB

Batik Tulis Kaki dan Ayu Tri Handayani, Menenun Harapan Lewat Canting di Ujung Kaki

Ayu membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan mampu menembus batas fisik, bahkan melahirkan karya seni yang memikat hati banyak orang.
Ketika sebagian orang melihat keterbatasan sebagai penghalang, Ayu Tri Handayani menjadikannya sebagai titik awal untuk berkarya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 14:13 WIB

Bolu Pisang Bu Wita, Oleh-Oleh Legendaris yang Jadi Buruan Pelancong di Bandung

Bandung punya banyak oleh-oleh yang selalu jadi buruan pelancong. Salah satunya adalah Bolu Pisang Bu Wita, kue berbahan dasar pisang yang kini menjadi ikon oleh-oleh khas kota kembang.
Bolu Pisang Bu Wita (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 12:11 WIB

Demi Keamanan, Jangan Asal Pilih Sepatu Gunung

Sepatu gunung berfungsi melindungi kaki sekaligus menunjang keselamatan saat mendaki atau berjalan di medan berat. Dibuat dengan material yang lebih tebal dan kuat, sepatu ini mampu melindungi kaki da
Ilustrasi Foto Sepatu Gunung. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 26 Agu 2025, 10:46 WIB

Mamata, Tas Handmade Cantik dari Limbah Kain

Bermula dari hobi merajut, Ondang Dahlia mendirikan Mamata, sebuah UMKM yang memproduksi tas ramah lingkungan berbahan kain sisa. Nama Mamata sendiri diambil dari singkatan 'mamahnya Ata', putri semat
Tas Mamata. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 10:21 WIB

63 Tahun TVRI: Antara Nostalgia dan Tantangan Relevansi

Dulu sekali, saat satu-satunya tontonan adalah TVRI, maka setiap rumah memutarnya.
Televisi Republik Indonesia (TVRI). (Sumber: TVRI)
Ayo Netizen 26 Agu 2025, 08:38 WIB

Politik Minta Maaf Berhasil Melegalkan Kesalahan para Pemangku Kebijakan

Kata maaf seolah menjadi mantra sakti bagi para pejabat yang salah berucap atau membuat kebijakan secara asal-asalan.
Bupati Pati, Sudewo (tengah). (Sumber: Humas Kabupaten Pati)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 20:20 WIB

Menyikapi Rasa Sepi yang Berujung Haus Validasi lewat Film 'Tinggal Meninggal'

Film Tinggal Meninggal menjadi repesentasi dari fenomena manusia di zaman ini.
Film Tinggal Meninggal (Sumber: Imajinari Pictures)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 18:15 WIB

Menanam Bisnis dari Tanah Kosong: Komunitas 1.000 Kebun dan Ekonomi Hijau di Bandung

Dari hasil panen, komunitas ini membangun Warung 1.000 Kebun, ruang transaksi yang menjual produk organik langsung dari tangan petani kota kepada konsumen.
Komunitas 1.000 Kebun lahir dari keresahan akan gaya hidup urban yang semakin jauh dari alam. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 17:17 WIB

Myloc Coffee & Cafe: Ketika Warna, Musik, dan Rasa Menyatu di Jantung Braga

Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia.
Bandung memang kota kuliner tapi Myloc menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa tapi juga medium ekspresi hingga ruang nostalgia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 15:30 WIB

Dari Serum ke Klinik, Adeeva dan Gelombang Baru Bisnis Kecantikan di Bandung

Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia.
Di tengah geliat industri kecantikan yang terus berkembang, Kota Bandung menjelma menjadi salah satu pusat tren perawatan kulit di Indonesia. (Sumber: dok. Adeeva Aesthetic Clinic)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 15:29 WIB

Diajar Biantara, Ngarasa Reueus Bahasa Sunda

Sabtu Lalu perlombaan Biantara Putra (Pidato Bahasa Sunda) dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kecamatan Cileunyi kelar digelar.
Poster Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang berlangsung di berbagai daerah. (Sumber: Youtube/Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 14:34 WIB

Menilik Kasus Pernikahan Anak KDM: Hukum Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas?

Kasus hajatan Gubernur KDM yang memakan korban menggantung. Tak jelas seperti apa penyidikannya. Situasi akan beda jika rakyat biasa yang alaminya.
Tangkapan layar kekacauan pesta pernikahan anak KDM di Garut. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 13:02 WIB

Lumpia Basah Bandung, Kuliner yang Sulit Ditemukan di Kota Lain

Bandung terkenal dengan jajanan tradisional yang selalu dirindukan. Salah satunya adalah lumpia basah, kudapan sederhana dengan isian bengkuang, tauge, dan telur, dibalut kulit lembut lalu disiram sau
Ilustrasi Foto Lumpia Basah (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 25 Agu 2025, 11:44 WIB

Ngopi Sambil Menikmati Suasana Vintage di Roemah Sangrai Tua

Di tengah ramainya Dago, Bandung, ada sebuah kedai kopi baru yang sedang jadi perbincangan. Bukan semata karena racikan kopinya, melainkan suasana yang membuat siapa pun serasa melangkah mundur ke mas
Kopi di Rumah Sangrai Tua (Foto: Dok. Rumah Sangrai tua)
Ayo Netizen 25 Agu 2025, 09:48 WIB

Kritik Sosial Pram terhadap Kondisi Indonesia Era 50-an

Keterbatasan di balik jeruji dan pengasingan justru membuat Pram banyak melahirkan karya luar biasa yang bisa dinikmati.
Midah Si Gadis Bergigi Emas (Sumber: Dinas Arsip dan Perpustakaan Bandung)