AYOBANDUNG.ID -- Ketika banyak bisnis kreatif lahir dari ide digital dan teknologi, Long Qing memilih bertahan dengan seni tradisional. Berbasis di Kota Bandung, kelompok barongsai ini telah membuktikan bahwa budaya bisa menjadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Long Qing bukan hanya komunitas seni, melainkan yayasan yang mengelola pertunjukan barongsai sebagai jasa profesional. Mereka tampil di berbagai acara mulai dari festival budaya, pembukaan bisnis, hingga event korporat, dengan sistem kerja yang terstruktur dan nilai jual yang jelas.
“Kalau ada panggilan manggung dan ikut bergabung, kami yang akan berikan bayaran,” ungkap pelatih sekaligus manajer Long Qing, Ibrahim Sopanji kepada Ayobandung.
Dengan jadwal latihan empat kali seminggu, Long Qing menjaga kualitas pertunjukan mereka agar tetap kompetitif. Konsistensi ini menjadi bagian dari standar operasional mereka.
“Untuk pertunjukan hiburan tidak ada latihan khusus karena setiap minggu, kami selalu latihan empat kali,” jelas Panji.
Hal yang menarik, Long Qing tidak mengenakan biaya iuran atau seleksi ketat. Siapa pun yang tertarik bisa bergabung, belajar, dan tampil. Model ini menciptakan inklusivitas sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam industri seni pertunjukan.
“Untuk perekrutan khusus, kami tidak ada bahkan tidak perlu bayar. Jadi misal seperti bubar pertunjukan kalau ada masyarakat umum yang mau gabung, silakan,” kata Panji.

Pendekatan ini sedianya memperluas akses terhadap pelatihan seni sekaligus membuka jalur pendapatan baru. Long Qing juga aktif membangun reputasi melalui kompetisi. Prestasi mereka di tingkat nasional dan internasional, termasuk juara tiga dunia di Padang tahun 2003, menjadi modal branding yang kuat.
“Saat itu Malaysia juara satu, tapi kami bangga bisa masuk tiga besar dunia,” kenang Panji.
Reputasi ini menjadikan Long Qing sebagai mitra terpercaya bagi berbagai klien. Mereka tidak hanya menjual pertunjukan, tetapi juga pengalaman budaya yang autentik dan profesional. Hal ini membuka peluang kerja sama lintas sektor, dari pariwisata hingga pendidikan.
Sebagai yayasan, Long Qing juga berinvestasi dalam pengembangan talenta. Mereka merekrut atlet Wushu sebagai dasar kemampuan fisik dan teknik. “Basic-nya anggota barongsai di sini adalah atlet Wushu. Jadi memang kami ngambilnya yang sudah jadi,” ujar Panji.
Dengan pendekatan ini, Long Qing memastikan bahwa setiap pertunjukan bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga aman dan berkualitas tinggi. Mereka membangun tim yang disiplin, terlatih, dan siap tampil di berbagai medan.
Di tengah tren ekonomi kreatif yang terus berkembang, Long Qing menjadi contoh bagaimana seni tradisional bisa diolah menjadi model bisnis yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak sosial. Mereka membuktikan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga aset ekonomi.
Saat Imlek tiba, Long Qing menurunkan hingga 45 personel untuk mengisi panggung-panggung di seluruh Kota Bandung. Mereka membawa semangat budaya sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal melalui jasa pertunjukan.
Kisah Long Qing adalah bukti bahwa bisnis kreatif tidak harus dimulai dari teknologi tinggi. Dengan manajemen yang tepat, seni tradisional pun bisa menjadi sumber penghidupan, prestasi, dan kebanggaan komunitas, menegaskan visi Long Qing sebagai salah satu penjaga ekonomi kreatif berbasis budaya.
“Kami ingin barongsai dari Bandung bisa terus dikenal, bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai prestasi. Kami percaya, dengan latihan dan semangat, semua bisa tercapai,” pungkas Panji.
Informasi Long Qing Indonesia
Beralamat di Jalan Maleber Utara No.53 Gang Bhakti VII, Kota Bandung
Instagram: https://www.instagram.com/longqingindonesia
Alternatif produk kebutuhan serupa dan UMKM: