Dari Filosofi Ninja ke Meja Makan, Urban Ninja dan Evolusi Rasa Jepang di Bandung

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Minggu 31 Agu 2025, 19:05 WIB
Urban Ninja, salah satu resto yang menggabungkan kecepatan layanan fast food dengan cita rasa autentik Jepang yang telah diadaptasi secara lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Urban Ninja, salah satu resto yang menggabungkan kecepatan layanan fast food dengan cita rasa autentik Jepang yang telah diadaptasi secara lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung, kota yang tak pernah kehabisan ide kuliner, kini tengah menyambut gelombang baru dari Negeri Sakura. Di tengah maraknya tren makanan Jepang yang semakin digandrungi, Urban Ninja hadir sebagai salah satu resto yang menggabungkan kecepatan layanan fast food dengan cita rasa autentik Jepang yang telah diadaptasi secara lokal.

Fenomena kuliner Jepang di Bandung bukanlah hal baru, namun dalam lima tahun terakhir, pertumbuhannya meningkat pesat. Bahkan jumlah restoran Jepang di Bandung melonjak signifikan sejak 2020, dengan dominasi menu seperti ramen, sushi, dan donburi. Urban Ninja memanfaatkan momentum ini dengan pendekatan Japanese fusion yang cepat, modern, dan penuh karakter.

Urban Ninja pun menjadi representasi dari gaya hidup urban yang dinamis, gesit, dan penuh semangat. Desain outletnya yang minimalis dengan dominasi warna hitam dan magenta mencerminkan filosofi “ninja” yang menjadi identitas merek ini.

"Kita tahu ninja itu gesit, pintar, cekatan. Filosofi itu yang ingin kita bawa ke Urban Ninja,” ujar Fahmi Ristianty, Marketing Manager Urban Ninja.

Fahmi menjelaskan bahwa pemilihan konsep Jepang bukanlah keputusan instan. Urban Ninja lahir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat urban Bandung yang menginginkan makanan cepat saji namun tetap berkualitas dan berkarakter.

“Pasar Japanese food untuk fast food itu cukup potensial. Kita lihat trennya terus naik, jadi kami pikir, kenapa kita nggak coba?” katanya.

Salah satu ciri khas Urban Ninja adalah keberanian dalam mengeksplorasi rasa pedas. Contohnya tiga level pedas yang ditawarkan seperti Kawaii (light spicy), Kakkoii (medium spicy), dan Banzai (super spicy) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kuliner yang gemar tantangan rasa.

"Benang merah kita itu level pedas. Jadi ketika bicara Urban Ninja, tetap ada level pedasnya,” jelas Fahmi.

Menu andalan seperti Urban Beef Bowl dan Urban Chicken Katsu Donburi bukan hanya soal daging dan nasi. Urban Ninja menghadirkan “urban sauce” yang menjadi pembeda utama, serta furikake sebagai topping khas Jepang yang memberikan sensasi gurih dan crunchy.

"Furikake itu kalau orang Indonesia bilangnya keremesan. Toping yang bikin gurih dan crunchy,” tambah Fahmi.

Salah satu menu di Urban Ninja. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Salah satu menu di Urban Ninja. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Tren kuliner Jepang di Bandung juga didorong oleh gaya hidup masyarakat yang semakin terbuka terhadap budaya luar. Generasi milenial dan Gen Z, yang gemar berbagi pengalaman makan di media sosial, menjadi target utama Urban Ninja.

“Desain outlet kami memang dibuat agar Instagramable, tapi tetap nyaman untuk makan bareng keluarga,” ujar Fahmi.

Bandung sendiri telah menjadi salah satu pusat kuliner yang subur. Dari ramen dengan konsep conveyor belt hingga sushi halal yang viral di Cihapit, kota ini terus melahirkan inovasi kuliner yang menarik perhatian nasional.

Urban Ninja pun tak ingin sekadar ikut-ikutan, melainkan menjadi bagian dari arus utama yang membentuk tren. Sebagai brand lokal, Urban Ninja memulai langkahnya dari Bandung dengan penuh keyakinan.

“Karena lokal brand dari Bandung, jadi segala projek kita akan dimulai dari sini, termasuk first outlet. Tapi pastinya kita akan ekspansi keluar Bandung,” kata Fahmi.

Keberhasilan Urban Ninja juga tak lepas dari kemampuannya membaca selera pasar. Dengan menyajikan menu yang familiar namun tetap memiliki twist khas, mereka berhasil menarik perhatian konsumen yang mencari sesuatu yang baru namun tetap nyaman di lidah.

"Konsep makanan favorit kita ada Urban Beef Bowl yang pakai level pedas, ada juga Urban Beef Teriyaki, ada chicken, ada fish katsu juga,” jelas Fahmi.

Selain menu utama, Urban Ninja juga menawarkan berbagai side dish seperti chicken gyoza, ebi fry, fish cake, crispy chicken, dan tamagoyaki. Semua disajikan dengan gaya yang modern namun tetap mempertahankan esensi Jepang.

“Menu juga cukup banyak, kalau combo ada tiga, lalu ada tiga yang komplet, ada menu donburi, side dish ada delapan pilihan,” tambahnya.

Di tengah persaingan kuliner yang semakin ketat, Urban Ninja memilih untuk tidak hanya menjual makanan, tetapi juga pengalaman. Dengan menggabungkan kecepatan, rasa, dan suasana, mereka menciptakan tempat makan yang bukan hanya mengenyangkan, tapi juga menyenangkan.

Urban Ninja adalah bukti bahwa inovasi dan keberanian mengambil risiko bisa melahirkan sesuatu yang segar di dunia kuliner. Di tengah tren makanan Jepang yang terus berkembang, mereka hadir sebagai wajah baru yang siap bersaing dan berkembang.

“Filosofi Urban Ninja bukan cuma soal makanan cepat saji, tapi juga soal gaya hidup. Kami ingin jadi bagian dari cerita kuliner Bandung yang terus bergerak,” ujar Fahmi.

Alternatif produk kuliner Bandung dan UMKM:

• https://s.shopee.co.id/6KuaHCpW22

• https://s.shopee.co.id/1BCU7oYOfE

• https://s.shopee.co.id/6VE0ThWlXt

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)