Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Ghumaida Tsuraya
Ditulis oleh Ghumaida Tsuraya diterbitkan Jumat 19 Des 2025, 12:57 WIB
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di tengah kebisingan kota dan rutinitas yang seolah tak pernah memberi jeda, ada satu tempat di kawasan Lembang yang selalu berhasil mengembalikan napas panjang banyak orang: Twig Café, sebuah restoran cantik yang berada di area Maribaya Resort, tepat di tepi air terjun yang menghadirkan suara alam sebagai musik latarnya.

Setiap kali pengunjung melangkah masuk, atmosfernya langsung terasa berbeda. Lebih damai, lebih hangat, dan seperti membawa seseorang menjauh dari segala hiruk pikuk.

Twig Café dikenal bukan hanya karena makanannya, tetapi juga karena lokasinya yang begitu memanjakan mata. Café ini berdiri di titik yang membuat air terjun Maribaya terlihat jelas dari sisi manapun.

Dinding kaca besar yang mengelilingi area makan membuat suasana seolah menyatu dengan alam. Cahaya matahari yang masuk melalui celah pepohonan, kabut tipis yang turun di tengah air terjun, hingga suara gemericik air, semuanya menciptakan pengalaman bersantap yang terasa seperti terapi singkat.

Banyak wisatawan datang ke Lembang untuk mengejar udara sejuk, tetapi Twig Café memberi sesuatu yang lebih, yaitu rasa tenang. Para pengunjung sering bercerita bahwa begitu duduk, mereka langsung ingin berlama-lama sambil menyeruput minuman hangat dan menikmati pemandangan. Tidak sedikit pula yang menghabiskan waktu hanya untuk berbincang santai, membaca buku, atau sekadar menonton air jatuh dari ketinggian sambil membiarkan pikiran berkelana.

Desain interiornya mengedepankan elemen kayu, warna-warna tenang, dan dekorasi bernuansa natural. Semua itu menciptakan harmoni visual yang membuat café ini terasa “healing” bahkan sebelum makanan tersaji. Setiap sudutnya dirancang untuk membuat pengunjung betah, baik mereka yang datang bersama keluarga, pasangan, maupun sendirian dalam perjalanan refleksi diri.

Menu di Twig Café juga tidak kalah menarik. Banyak hidangan khas Barat dan Asia yang disajikan dengan tampilan cantik, namun tetap mencerminkan kesederhanaan rasa yang mudah diterima semua lidah. Salah satu favorit pengunjung adalah signature coffee mereka. Minuman ini jadi pilihan banyak orang karena mampu menghangatkan tubuh di tengah udara Lembang yang dingin. Beberapa makanan ringan seperti roti panggang, sup krim, hingga dessert lembut kerap menjadi pendamping ideal sambil menikmati pemandangan.

Twig Cafè yang terletak di Maribaya Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Twig Cafè yang terletak di Maribaya Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Namun, bukan semata rasa makanan yang membuat orang kembali lagi. Ada sensasi lain yang jauh lebih sulit dijelaskan dengan kata-kata, yaitu pengalaman makan yang dilengkapi dengan keindahan visual dan suara alam yang menenangkan. Duduk di dekat jendela besar sambil melihat air terjun jatuh tepat di depan mata memberi rasa seolah dunia berhenti sebentar. Banyak pengunjung mengaku momen ini seperti meditasi spontan yang tanpa direncanakan, hanya terjadi begitu saja.

Bagi para content creator, Twig Café juga menjadi spot favorit. Setiap sisi café ini seperti sudah disiapkan untuk foto yang estetik. Pemandangan air terjun yang megah, interior bernuansa alam, dan cahaya natural yang lembut membuat hasil foto terlihat elegan tanpa perlu banyak editan. Tidak heran jika café ini sering lalu-lalang di Instagram dan TikTok dengan label “hidden gem” atau “healing spot” di Lembang.

Yang menarik, meskipun popularitasnya semakin meningkat, Twig Café mampu menjaga suasana tetap tenang. Tidak ada musik keras, tidak ada dekorasi berlebihan, dan tidak ada keramaian yang membuat pengunjung merasa terganggu. Semua berjalan dengan ritme pelan yang seolah mengatakan: “Kamu aman. Kamu bisa istirahat.”

Twig Café Maribaya menjadi tempat yang begitu berkesan, bukan hanya lokasinya yang strategis atau makanannya yang enak, tetapi karena ia menawarkan sesuatu yang kini rasa-rasanya sangat dibutuhkan yaitu ketenangan. Di tengah dunia yang serba cepat, tempat ini mengajak pengunjung untuk memperlambat langkah, menikmati momen, dan mengingat bahwa ada keindahan yang tidak perlu dikejar, cukup dilihat dan dirasakan.

Jika Lembang selalu punya cara untuk bikin orang jatuh cinta, Twig Café adalah salah satu alasannya. Sebuah tempat sederhana yang menyuguhkan keindahan maksimal, tempat singgah yang membuat orang ingin kembali lagi begitu meninggalkan kursinya. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ghumaida Tsuraya
find me on instagram @ghumaidaay
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ‘Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng “Mas Iput”? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya “Mas Iput”. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 13:31 WIB

Kebijakan Kenaikan Pajak: Kebutuhan Negara Vs Beban Masyarakat

Mengulas kebijakan kenaikan pajak di Indonesia dari sudut pandang pemerintah dan sudut pandang masyarakat Indonesianya sendiri.
Ilustrasi kebutuhan negara vs beban rakyat (Sumber: gemini.ai)