Pasar Caringin Kota Bandung kembali menjadi sorotan akibat penumpukan sampah yang semakin parah setiap harinya, kondisi pasar yang memprihatinkan dengan adanya tumpukan sampah plastik yang memenuhi jalanan, lorong pasar, serta saluran air. Situasi ini menyebabkan bau yang tidak sedap, jalanan becek, dan juga licin. Mengakibatkan udara yang tidak sehat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat dan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), mengatakan bahwa persoalan sampah di Pasar Induk Caringin Kota Bandung semakin parah pada awal Desember ini. Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saaidiyah Dwidaningsih, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait sampah yang menumpuk di kawasan Pasar Induk Caringin.
Sampah yang tidak terangkut menyebabkan drainese tersumbat dan memperburuk kualitas lingkungan sekitar pasar. Hal ini menunjukan sistem pengelola sampah yang belum berjalan dengan baik.Kasus ini terjadi di seluruh lingkungan Pasar Induk Caringin, salah satu pusat distribusi pangan terbesar yang ada di Jawa Barat.
Dengan banyaknya aktivitas bongkar muat yang padat setiap hari menghasilkan volume sampah yang tinggi. Ketertiban pengelolaan sampah yang tidak sebanding dengan jumlah aktivitas yang terjadi, membuat situasi semakin sulit dikendalikan.
Masalah sampah ini mencuat tinggi karena tingginya volume sampah yang tidak diimbangi dengan frekuensi pengangkutan yang memadai. Drainese yang tertutup sampah juga pemicu utama terjadinya genangan, hal ini mengganggu estetika pasar, dan membahayakan pedagang, pengunjung, dan pekerja pasar yang beraktivitas setiap hari.
Selain persoalan penumpukan sampah, fasilitas kebersihan di Pasar Induk Caringin dinilai belum memadai. Banyak masyarakat yang mengeluh, baik di media sosial maupun langsung mengenai tempat penampungan yang tidak mampu menampung volume sampah.
Di sisi lain, kooordinasi antara pengelola sampah dan petugas kebersihan, juga dinas terkait belum berjalan efektif. Jadwal pengangkutan yang tidak konsisten membuat tumpukan sampah menetap lebih lama di ruang publik. Sebagai warga yang perduli terhadap kondisi lingkungan kota, saya menyampaikan komplain dan keluhan kepada Wali Kota Bandung, M. Farhan, agar permasalahan ini bisa di tindak lebih lanjut dan tidak terus berulang.

Pemerintah perlu mengambil langkah yang lebih tegas melalui perbaikan sistem pengelolaan, penambahan armada pengangkut, serta peningkatan pengawasan kebersihan di seluruh area pasar.
Selain itu juga, penataan ulang drainese harus menjadi prioritas yang sangat utama, karena saluran yang tersumbat tidak hanya menimbulkan bau busuk, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit dan kecelakaan bagi masyarakat. Perbaikan drainese dan pemeliharaan rutin sangat diperlukan agar lingkungan pasar bisa kembali bersih, kering, dan aman untuk dikunjungi.
Saya juga berharap Wali Kota Bandung maupun pemerintah menghadirkan solusi inovatif, seperti program bank sampah di pasar untuk mengelola limbah organik dan anorganik. Dengan konsep daur ulang terstruktur, agar sampah dapat berguna sebagai karya sehingga sampah dapat berkurang dan dapat dikelola dengan baik.
Baca Juga: 100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?
Dengan turun langsung melihat sampah yang sangat tidak tertata oleh pengelola sampah, rasanya sangat butuh sekali pengelola sampah yang benar. Karena itu, lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan keluhan sekaligus harapan kepada Wali Kota Bandung, M. Farhan, agar menyampaikan pesan tulisan ini kepada Pemerintah, untuk mencoba mengelola sampah pasar ini dengan baik.
Saya percaya, dengan pesan tulisan ini dapat tersampaikan kepada Wali Kota Bandung, M. Farhan, agar Pasar Induk Caringin dapat menjadi tempat yang tertata sampahnya, sehingga menjadi tempat perbelanjaan masyarakat yang lebih nyaman dan bersih. (*)
