Saat duduk di sekolah dasar, saya memandang perpustakaan tidak lebih dari sebuah ruangan dengan buku-buku usang dan berdebu dan jarang didatangi sejumlah siswa di jam istirahat.
Kini perpustakaan mulai bertransformasi menjadi tempat nongkrong yang nyaman untuk anak muda. Bukan lagi sejumlah tumpukan literatur buku pelajaran zaman dulu tapi begitu banyak ragam buku mulai dari lokal hingga internasional. Mulai dari buku non fiksi hingga fiksi.
Tak hanya itu beberapa perpustakaan dibuat semenarik dan senyaman mungkin untuk didatangi bagi generasi muda yang mencintai buku-buku. Pengaturan desain ruangan yang kekinian, warna lampu hangat seperti sedang berada di caffe vibes vintage dan spot-spot foto yang dibuat instagramable.

Kota Depok memiliki Perpustakaan Jusuf Kalla yang berada dalam kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia. Menuju perpustakaan kamu harus melewati jalan yang cukup megah dengan jarak waktu 7-10 menit. Memasuki gedung kamu bisa menuju front office untuk mengisi buku pengunjung lewat komputer.
Kemudian kamu bisa membayar sejumlah Rp.10.000 dengan pembayaran cash atau cashless. Kemudian kamu akan dapat kartu visitor yang digunakan selama menjelajah perpustakaan Jusuf Kalla.

Setelah itu kamu akan mendapatkan satu kunci untuk loker yang bisa digunakan menyimpan barang yang kamu bawa. Disclaimer pengunjung tidak boleh membawa makanan atau minuman berwarna dari luar kecuali air mineral. Namun jangan khawatir kamu bisa membeli minuman melalui vending machine yang disediakan dengan pembayaran elektronik.
Setelah itu kamu bisa langsung menyimpan barang bawaan dan akan mendapatkan tas transparan untuk membawa barang-barang penting.

Perpustakaan Jusuf Kalla memiliki fasilitas sebanyak 8 lantai. Petunjuk yang disediakan setiap lantai sangat jelas dengan detail jenis buku apa saja yang tersaji. Setiap lantai punya desain kursi yang unik dan berbeda. Ada fasilitas Working Space dengan berbagai sofa dengan warna biru dengan beberapa fasilitas untuk mengisi daya laptop atau handpone.
Ada beberapa ruangan dengan setting kursi empuk saling berhadapan dengan warna lampu kuning temaram. Ada beberapa tempat duduk dengan bean bag di atas undakan tangga seperti perpustakaan Korea yang sempat ramai dibicarakan. Dan yang paling menarik adalah ruangan di belakang lift yang bisa digunakan untuk aktivitas makan para pengunjung.
Meski terdapat di ujung ruangan tapi tempatnya cukup estetik dengan meja kayu panjang dan kursi kayu. Kondisi akan semakin syahdu ketika hujan datang yang bisa dinikmati dari kaca bening sambil menikmati indahnya bunga yang bermekaran di taman.
Perpustakaan Jusuf Kalla memiliki jam operasional yang cukup panjang yaitu Senin-Jumat di jam 09.00-21.00 dan Sabtu 09.00-16.00. Cocok bagi siapa saja yang memiliki waktu luang hanya di weekend saja. Semoga kedepannya Bandung pun memiliki perpustakaan yang bisa diakses dengan jam operasional lebih panjang karena sejauh ini beberapa perpustakaan milik pemerintah di Kota Bandung hanya buka hingga maksimal pukul 16.00-17.00.
Menurut saya dengan memperpanjang jam operasional pada fasilitas perpustakaan umum daerah-- tentu akan membuat generasi muda lebih banyak memiliki kesempatan untuk bersinggungan dengan dunia literasi. Sejauh ini mayoritas anak muda punya waktu luang setelah jam sore-- berhubung fasilitas perpustakaan tutup maka banyak anak muda yang memilih nongkrong atau mencari hiburan dengan berkunjung ke cafe. (*)
