Pagi di SMP QLP Rabbani Kota Bandung selalu dimulai dengan rutinitas yang sudah akrab bagi Balqis Rumaisha. Duduk di lingkaran kelompok kecil bersama teman-temannya, mushaf terbuka di depannya, matanya menelusuri setiap huruf demi huruf, setiap ayat demi ayat Al-Qur’an. Setiap lantunan ayat-ayat yang dibaca seakan menenangkan hati dan pikirannya sebelum hari yang padat dimulai.
Sejak kelas satu SD, Balqis mulai menghafal Al-Qur’an. Ketertarikannya mulai muncul setelah ia menonton program acara Hafidz Indonesia, melihat anak-anak lain yang mampu menghafal meski menghadapi berbagai tantangan. Semangat itu mendorongnya menargetkan hafalan per juz. Kini, hampir 28 juz sudah dihafalnya, perjalanan yang penuh kerja keras dan konsistensi.
Perjalanan itu tak selalu mudah. Saat memasuki juz pertengahan, ayat-ayat yang akan dihafalnya menjadi lebih rumit. Kadang ia lupa, lelah, bahkan sempat berhenti selama dua bulan. Namun setiap membuka mushaf, Balqis menemukan ketenangan yang dapat mendorongnya kembali melanjutkan hafalannya. Bagi Balqis, Al-Qur’an bukan sekadar hafalan, tetapi teman sehari-hari yang menuntunnya untuk selalu sabar dan konsisten.
Bagi Balqis, dukungan dari guru dan keluarganya sangatlah berarti baginya. Guru pembimbing hafalannya selalu membimbingnya dengan sabar, menyesuaikan target agar Balqis tetap semangat. Di rumah juga, suasana yang mendukung dan dorongan orang tuanya membuat Balqis tetap fokus menghafal Al-Qur’an dan muraja’ah hafalannya di tengah jadwal sekolah dan ujian cukup padat.
Selain menghafal Al-Qur’an dan muraja’ah, Balqis aktif mengikuti lomba. Ia pernah meraih juara dua dalam lomba MHQ dalam Festival Ramadhan 2023 yang diuji langsung syeikh dari Arab, dan juga berpartisipasi dalam lomba petualangan bahasa Global Mission Penthathlon 2025 sebagai tim yang mewakili SMP QLP Rabbani Kota Bandung.
Perlombaan yang diikutinya saat pertama kali menjadikannya pengalaman yang paling berkesan bagi Balqis. Meski saat pertama kali ia mengikuti lomba sempat merasa tegang karena pertama kalinya ia mengikuti perlombaan, namun rasa puas dan syukur pun muncul ketika usaha yang ia lakukan terbayar dengan prestasi.
Di sela kesibukan sekolah dan hafalan, Balqis juga menyeimbangkan hidup dengan kegiatan lain. Dulu ia aktif bermain badminton bersama teman-temannya. Namun ketika ia mulai menginjak di bangku kelas 9, fokusnya lebih ke ujian dan pelajaran di kelas karena jadwalnya pun padat. Walau di tengah jadwalnya yang padat, ia tetap menyisakan waktu untuk hobi, yakni membuat desain grafis dan video cinematic. Aktivitas ini menjadi napas ringan di tengah padatnya jadwal.
Menjadi hafidzah bagi Balqis lebih dari sekadar hafalan. Karena dengan menghafal Al-Qur’an, ia belajar menjaga makna, akhlak, disiplin, kesabaran, dan rasa syukur. Rutinitas muraja’ahnya cukup disiplin. Setelah salat Subuh dan Ashar, ia duduk dengan mushaf terbuka. Teman-temannya kagum dengan ketekunannya, tapi Balqis tetap rendah hati, menekuni hari demi hari dengan tekad yang kuat.
Di sela kegiatan sekolah, Balqis juga menikmati waktu dengan teman-temannya. Jalan-jalan ringan, bercanda, dan saling mendukung menjadi bagian dari keseharian yang membuat hidupnya tetap seimbang. Meski sibuk dengan berbagai kegiatan, ia selalu menyempatkan waktu untuk muraja’ah agar hafalannya tetap terjaga.
Sore hari, Balqis menutup mushafnya dan menatap halaman terakhir yang baru saja diulang. Senyum tipis muncul, rasa lelah hilang diganti kepuasan dan ketenangan. Setiap ayat yang ia jaga membentuk dirinya menjadi pribadi lebih sabar, fokus, dan bersyukur. Perjalanan Balqis membuktikan bahwa cinta dan konsistensi terhadap Al-Qur’an mampu membimbing seorang anak menjadi inspirasi bagi sekitarnya.
Di balik prestasi dan hafalan, Balqis tetap sederhana. Menghafal Al-Qur’an membentuk Balqis menjadi remaja yang tekun, rendah hati, dan inspiratif. Ia percaya bahwa setiap ayat demi ayat yang dibaca dan dihafal akan menjadi bekal bukan hanya di dunia, tapi juga bekalnya di akhirat kelak, yang sudah menjadi sebuah prinsip yang ia pegang teguh sejak pertama kali memutuskan untuk berjuang bersama Al-Qur’an. (*)

 
  
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  