Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 22 Okt 2025, 18:44 WIB
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)

AYOBANDUNG.ID -- Investasi berbasis syariah kini menjadi sorotan dalam lanskap keuangan nasional. Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. Namun, realisasi potensi tersebut masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan kultural.

Masyarakat urban dan digital-savvy semakin akrab dengan pengelolaan aset dan diversifikasi portofolio. Produk pasar modal seperti saham dan reksa dana menjadi pilihan populer karena menawarkan imbal hasil yang kompetitif. Namun, pilihan investasi syariah belum sepenuhnya menjadi arus utama, meski menawarkan nilai tambah berupa kepatuhan terhadap prinsip Islam.

Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia bukan sekadar tren, melainkan refleksi dari kebutuhan akan sistem keuangan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Sejak 1990-an, Indonesia mulai mengenal perbankan syariah, diikuti dengan peluncuran produk pasar modal syariah seperti reksa dana syariah dan sukuk.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, pangsa pasar industri keuangan syariah nasional baru mencapai 11,47% dari total aset industri keuangan, dengan nilai aset sebesar Rp2.972,94 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan, namun belum mencerminkan potensi demografis umat Islam Indonesia yang mencapai 87% dari total populasi.

Di Bandung, geliat investasi syariah mulai terasa melalui berbagai forum dan inisiatif edukatif. Kota ini memiliki ekosistem pendidikan dan kewirausahaan yang mendukung pengembangan literasi keuangan syariah, termasuk melalui kampus-kampus seperti UIN Sunan Gunung Djati, ITB, dan Unpad.

Praktisi dan dosen pasar modal dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Yoyok Prasetyo, menyoroti ketimpangan antara potensi dan realisasi investasi syariah. “Instrumen berbasis syariah mestinya tinggi juga porsinya dibandingkan dengan non syariah. Artinya kan ini belum proporsional terhadap potensi jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas 87% muslim,” kata Yoyok kepada Ayobandung.

Yoyok menjelaskan bahwa secara umum, instrumen syariah seperti saham dan reksa dana memiliki risiko yang lebih tinggi namun imbal hasil yang lebih rendah dibandingkan instrumen konvensional. Hal ini membuat investor cenderung memilih instrumen non-syariah yang dianggap lebih menguntungkan.

“Mestinya kalau mereka mengikatkan diri kan pilihnya yang syariah kan? Apapun yang terjadi, apakah risikonya tinggi, atau lainnya. Nah ternyata kenyataannya demikian. Jadi memang belum mengikatkan diri,” ujarnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa aspek muamalah belum menjadi pertimbangan utama dalam keputusan investasi umat Islam Indonesia. Banyak yang masih memilih instrumen konvensional karena dianggap lebih praktis dan familiar, tanpa mempertimbangkan kesesuaian dengan prinsip syariah.

Yoyok menekankan pentingnya dakwah muamalah agar umat Islam tidak hanya mengikatkan diri dengan hukum Islam dalam aspek ibadah, tetapi juga dalam aktivitas ekonomi dan investasi. “Saat mereka berkecimpung dalam aspek muamalah serta saat berinvestasi pun mereka bisa tetap mengikatkan diri dengan hukum Islam,” jelasnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah rendahnya literasi keuangan syariah. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 oleh OJK, indeks literasi keuangan syariah nasional hanya mencapai 9,14%, jauh di bawah literasi keuangan umum yang berada di angka 49,68%.

“Idealnya, dengan tingkat literasi atau pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah yang tinggi, otomatis diikuti dengan tingkat inklusi atau penempatan dana ke keuangan syariah yang tinggi,” kata Yoyok.

Namun, survei menunjukkan sebaliknya yakni inklusi tinggi, literasi rendah. Artinya, masyarakat menempatkan dana ke instrumen syariah tanpa pemahaman yang memadai. “Bisa jadi mereka hanya ikut-ikutan saja, tren-tren saja,” tambah Yoyok.

Hal ini berisiko menciptakan ketidakstabilan dan ketidakefektifan dalam pengelolaan portofolio syariah. Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan edukasi yang masif dan berkelanjutan. Pemerintah, akademisi, dan pelaku industri harus bersinergi dalam membangun ekosistem investasi syariah yang inklusif dan berdaya saing.

Inovasi produk juga menjadi kunci. Wakaf saham, misalnya, mulai diperkenalkan sebagai instrumen yang menggabungkan nilai filantropi dan investasi. Produk ini memungkinkan masyarakat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi sambil tetap menjaga prinsip syariah.

Bandung memiliki potensi besar dalam pengembangan produk-produk inovatif berbasis syariah. Dengan dukungan komunitas bisnis, akademisi, dan pemerintah daerah, kota ini bisa menjadi model pengembangan ekonomi syariah yang berkelanjutan dan berbasis nilai.

Transformasi ekonomi syariah bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kesadaran dan komitmen. Dengan literasi yang kuat, masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga bermakna secara spiritual dan sosial.

“Jadi memang saat ini masyarakat belum mengikatkan diri, karena investasi syariah itu bergantung pada kesadaran mereka untuk menjadikan muamalah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi,” pungkas Yoyok.

Alternatik produk investasi (emas) atau serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/20n0chhShO
  2. https://s.shopee.co.id/4VULbL20HH
  3. https://s.shopee.co.id/9fCRksPWX2
  4. https://s.shopee.co.id/10uTQyDVPV
  5. https://s.shopee.co.id/LemdlyFu7
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 17:04 WIB

Review Anime 'Chainsaw Man The Movie: Reze Arc', Romantisme dan Aksi dalam Visual Memukau

Film animasi produksi studio MAPPA yaitu "Chainsaw Man The Movie: Reze Arc" mengguncang layar lebar dengan cerita dan visual yang bagus.
Poster film Chainsaw Man The Movie: Reze Arc (Sumber: imdb.com)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 16:31 WIB

Gowes Bukan Gaya-gayaan: Sepeda Bisa Jadi Solusi Urban Sustainability di Bandung

Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata.
Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 15:31 WIB

Bandung dan Paradoks Kota Hijau: Potensi Besar yang Belum Tergarap

Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau.
Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau. (Sumber: Unsplash/Ikhsan Assidiqie)
Beranda 22 Okt 2025, 15:10 WIB

Insinerator Digencarkan, Tapi Bukan Solusi Tuntas Atasi Krisis Sampah di Kota Bandung

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pun mengakui bahwa penggunaan insinerator tak bisa serampangan.
Salah satu insinerator di tempat pembuangan sampah di Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Jelajah 22 Okt 2025, 13:38 WIB

Saat Hacker Bjorka Bikin Polisi Kelimpungan Tiga Kali

Bjorka bikin polisi kelimpungan tiga kali. Dari Cirebon sampai Minahasa, negara sibuk memburu bayangan di layar komputer.
Ilustrasi hacker Bjorka.
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 12:48 WIB

Film Rangga & Cinta: Mengenang Kembali Kisah Romansa Masa Remaja

Film Rangga & Cinta dikemas dengan nuansa awal 2000-an yang autentik.
 Salah satu adegan film Rangga & Cinta (Sumber: X/@habisnontonfilm)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 11:51 WIB

Mengokohkan Sistem Manajemen Kinerja: Pilar Penggerak Profesionalitas ASN

Penguatan sistem manajemen kinerja ASN bukan sekadar urusan teknis, tetapi langkah strategis membangun birokrasi berdampak.
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 10:10 WIB

Menakar Ulang Feodalisme Pesantren

Esai ini ditulis dalam rangka memperingati hari santri.
Ilustrasi santri yang sedang belajar di pesantren. (Sumber: Pexels/Mufid Majnun)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 09:12 WIB

Selusin 'Fun Fact' buat Kita yang Sering Salah Kaprah Menyama-nyamakan Setiap Agama

Masalahnya, cara pandang itu sering banget dipakai buat bikin dunia agama terlihat rapi dan gampang dipahami.
Buku Pengantar tentang Agama-Agama (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 05:21 WIB

Khalifah di Era Konsumerisme: Menemukan Keseimbangan dengan Menjaga Lingkungan

Modernitas telah membawa manusia hidup dalam era konsumerisme.
Tugas kita hari ini adalah menanam benih peradaban bumi yang hijau. Sekecil apapun itu karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah seorang Hamba kepada Pencipta-Nya. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 20:51 WIB

Menjaga Etika Jurnalistik

Trans7 telah mempertontonkan ketidaktahuannya akan sebuah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan tanpa ada yang protes. 
media harus bekerja keras lagi mencari strategi untuk mendapat respons positif dari masyarakat. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 20:12 WIB

Angkat Tema ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, AMSI Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2025

IDC mengangkat tema “Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kemandirian industri media dalam menghadapi gelombang transformasi digital berbasis AI.
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menyelenggarakan ajang tahunan Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan. (Sumber: AMSI)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 18:39 WIB

Industri Pariwisata Jawa Barat, Lokomotif Ekonomi yang Menanti Lompatan Strategis

Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran.
Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 17:19 WIB

Rebel Ridge dan Beratnya Mengungkap Penyimpangan Aparat Penegak Hukum

Rebel Ridge menyingkap sisi gelap aparat penegak hukum dan menggambarkan beratnya perjuangan rakyat sipil melawan ketidakadilan.
Poster Rebel Ridge (Sumber: Foto: Netflix Media Center/Poster Rebel Ridge (2024))
Ayo Biz 21 Okt 2025, 16:55 WIB

Menanam Cuan Tanpa Riba: Jalan Panjang Investasi Syariah di Tengah Dinamika Pasar Modern

Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. (Sumber: Freepik)