Anak Muda dan Investasi: Antara Antusiasme Digital dan Tantangan Literasi Finansial

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 03 Sep 2025, 16:50 WIB
Generasi muda menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar modal nasional. Namun, di balik fenomen itu, tersimpan tantangan besar. (Sumber: Pexels)

Generasi muda menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar modal nasional. Namun, di balik fenomen itu, tersimpan tantangan besar. (Sumber: Pexels)

AYOBANDUNG.ID -- Di era digital yang serba cepat, anak muda Indonesia semakin akrab dengan dunia investasi. Dari saham hingga kripto, mereka tak segan mencoba berbagai instrumen demi meraih keuntungan. Namun, di balik semangat itu, tersimpan tantangan besar, yakni minimnya literasi keuangan, jebakan investasi bodong, dan keputusan impulsif yang berisiko tinggi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Agustus 2025, jumlah investor pasar modal telah mencapai lebih dari 18 juta orang. Menariknya, lebih dari separuhnya yakni 54,23% berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa generasi muda menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar modal nasional.

Raymond Iriantho, seorang Financial and Investment Content Creator yang aktif mengedukasi publik melalui media sosial, menyoroti fenomena ini dengan penuh keprihatinan. “Risiko terbesar anak muda saat terjun ke investasi high risk seperti kripto adalah trauma jangka panjang. Ketika rugi besar, mereka bisa kapok seumur hidup dan enggan berinvestasi lagi,” ungkap Raymond saat ditemui Ayobandung.

Ia menjelaskan bahwa kerugian modal bisa berdampak psikologis, terutama jika dialami di usia muda. “Kalau masih SMP atau SMA, mungkin uangnya dari orang tua, jadi nggak terlalu berasa. Tapi kalau sudah kerja dan ingat pernah rugi besar, mereka jadi takut untuk mulai lagi,” tambahnya.

Minimnya literasi keuangan menjadi akar dari banyak kesalahan investasi. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 oleh OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68%. Meski terus meningkat, angka ini menunjukkan masih banyak ruang untuk edukasi, terutama di kalangan muda.

“Kalau di-googling, kerugian akibat investasi bodong itu udah ratusan triliun. Korbannya kebanyakan orang awam yang tergiur return fantastis. Misalnya, ditawarin 20% sebulan, padahal deposito aja cuma 3–5% setahun,” jelas Raymond.

OJK mencatat bahwa dari 2017 hingga 2025, total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal telah menembus Rp142,13 triliun. Angka ini menjadi alarm bagi pentingnya edukasi keuangan sejak dini.

Raymond juga mengungkap fenomena ekstrem, salah satunya berinvestasi dengan dana pinjaman atau pinjol. “Pasti ada juga yang nekat pinjam uang demi investasi karena tergiur return tinggi. Padahal dari sisi financial planner, itu jelas-jelas big no,” tegasnya.

Untuk pemula, Raymond menyarankan memulai dari instrumen paling rendah risiko. “Mulai dari tabungan biasa, lalu deposito. Setelah itu baru ke reksadana, saham, obligasi, dan terakhir crypto. Jangan langsung loncat ke yang high risk,” katanya.

Ia menekankan pentingnya membentuk karakter investasi secara bertahap. “Low risk memang return-nya kecil, tapi itu penting buat membentuk mindset dan kebiasaan investasi yang sehat,” tambahnya.

Salah satu instrumen yang menarik perhatian adalah emas. Apalagi sejak Indonesia memiliki Bank Emas yang memungkinkan masyarakat menyimpan dan memperdagangkan emas secara formal dan aman.

“Emas itu stabil walaupun lambat naik. Cocok buat jaga nilai uang dari inflasi, tapi bukan buat cari untung cepat. Harus pegang jangka panjang. Saran diversifikasi, taruh di emas, deposito, reksadana. Jangan di satu tempat,” ujar Raymond.

Namun, Raymond mengakui, semangat anak muda sering kali tergelincir dalam jebakan Fear of Missing Out alias FOMO. “Bahaya FOMO itu kita jadi ikut-ikutan tanpa riset. Lihat orang lain untung, langsung masuk. Padahal nggak tahu risikonya. Ujung-ujungnya uang hilang,” katanya.

Di sisi lain, Raymond melihat perkembangan positif di Jawa Barat. Dia menilai, Jawa Barat punya literasi finansial paling baik setelah Jakarta. "Secara pemerataan juga lebih oke. Jadi harusnya kesadaran investasi di sini cukup berkembang,” ujarnya.

Meski begitu, ia tetap menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan. Raymond juga mengapresiasi kampanye literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK dan lembaga lain. Ia berharap generasi muda bisa lebih bijak dan kritis dalam mengambil keputusan finansial.

“Investasi itu bukan soal cepat kaya, tapi soal membangun masa depan. Kalau kita paham, kita bisa jadi investor yang tangguh dan berdaya,” ujar Raymond.

Alternatik produk investasi emas atau serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/70AS1n9JKs
  2. https://s.shopee.co.id/1BCf57PhT8
  3. https://s.shopee.co.id/gGOUDzz7o
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 20 Okt 2025, 20:21 WIB

Gowes di Kota Kembang, Sepeda Menjadi Simbol Gaya Hidup Sehat dan Peluang Bisnis Berkelanjutan

Hiruk pikuk lalu lintas di Kota Bandung tak lagi hanya didominasi oleh deru mesin mobil dan motor. Kini, sepeda turut meramaikan jalanan, menjadi simbol baru gaya hidup sehat.
Hiruk pikuk lalu lintas di Kota Bandung tak lagi hanya didominasi oleh deru mesin mobil dan motor. Kini, sepeda turut meramaikan jalanan, menjadi simbol baru gaya hidup sehat. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 19:46 WIB

Semangat Berkarya sebagai Anak Muda

Berkarya adalah bagian dari perjalanan hidup manusia untuk mengekspresikan dirinya.
Ilustrasi anak muda yang semangat berkarya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 18:39 WIB

Pentingkah Green City Metric bagi Clean Government?

UI Green City Metric adalah pemeringkatan oleh Universitas Indonesia yang menilai keberlanjutan kota/kabupaten di Indonesia.
Masjid Al-Jabar di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Andry Sasongko)
Ayo Biz 20 Okt 2025, 17:26 WIB

Pariwisata Berbasis Media Sosial, Gen Z sebagai Penentu Tren dan Narasi Wisata

Gen Z menawarkan pendekatan baru dalam menikmati perjalanan. Tak sekadar melancong, tapi juga membangun identitas digital melalui setiap langkah kaki dan jepretan kamera.
Gen Z menawarkan pendekatan baru dalam menikmati perjalanan. Tak sekadar melancong, tapi juga membangun identitas digital melalui setiap langkah kaki dan jepretan kamera. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 20 Okt 2025, 15:52 WIB

Gerakan Komunitas Ibu Profesional, Ketika Permainan Menyatukan Keluarga dan Menghidupkan Ketahanan Sosial

Komunitas Ibu Profesional menanamkan keyakinan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep, melainkan perjuangan nyata yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti bermain bersama.
Komunitas Ibu Profesional menanamkan keyakinan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep, melainkan perjuangan nyata yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti bermain bersama. (Sumber: Ist)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 15:09 WIB

Dari Kekacauan Menjadi Dunia Penuh Emosional, Review Film Everything Everywhere All at Once

Film Everything Everywhere All At Once menghadirkan kekacauan visual yang indah.
Adegan film Everything Everywhere All at Once. (Sumber: primevideo.com/-/id/detail/Everything-Everywhere-All-At-Once)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 13:02 WIB

Bandung dan Paradoks Keberlanjutan: Antara Data, Fakta, dan Kesadaran Warga

Keberlanjutan sejati tidak selalu tercatat dalam data, terkadang ia tumbuh dari kesadaran warga yang terus berbenah.
Jembatan ikonik Jalan Asia Afrika. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Magang Foto/Ilham Ahmad Nazar)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 12:00 WIB

Lalapan dan Spirit Keugaharian

Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan.
Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan. (Sumber: Unsplash/Keriliwi)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 11:20 WIB

Permasalahan Sampah Styrofoam di Kota Bandung

Bandung yang pernah dinobatkan sebagai pionir di Indonesia dalam pelarangan penggunaan styrofoam, justru fakta berkata lain saat ini.
Ilustrasi Lautan Sampah Styrofoam (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 10:13 WIB

Ayah yang Hilang, Sistem yang Salah: Menelisik Fenomena Fatherless

Ketidakhadiran ayah bukan semata masalah rumah tangga, tapi cermin dari tatanan ekonomi dan budaya yang salah arah.
fatherless, ketiadaan figur ayah, baik secara fisik maupun psikis, dan kini menjadi masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia. (Sumber: Pexels/Duy Nguyen)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 09:43 WIB

Seiji Takaiwa, Sosok di Balik Kostum Legendaris Kamen Rider dan Super Sentai

Membahas perjalanan aktor dan stuntman bernama Seiji Takaiwa yang sudah menjadi stuntman dalam serial Kamen Rider dan Super Sentai.
Seiji Takaiwa. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 07:40 WIB

Mengapa Tidak Satu pun dari Bandung Raya Masuk 10 Besar UI GreenCity Metrics 2025?

Bandung Raya gagal menembus 10 besar UI GreenCity Metrics 2025 karena lemahnya berbagai faktor penting.
Dago, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 19:51 WIB

Bandung dan Gagalnya Imajinasi Kota Hijau

Menjadi kota hijau bukan sekadar soal taman dan sampah, tapi krisis cara berpikir dan budaya ekologis yang tak berakar.
Taman Film di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 18:34 WIB

Ketika Layar Mengaburkan Hati Nurani: Belajar dari Filsuf Hume di Era Society 5.0

Mengekpresikan bagaimana tantangan prinsip moral David Hume di tengah-tengah perkembangan tekonologi yang pesat.
Pengguna telepon pintar. (Sumber: Pexels/Gioele Gatto)
Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)