Stereotipe 'si Kabayan' Masih Menempel Laki-Laki Keturunan Sunda

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 05 Sep 2025, 16:46 WIB
Iustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Zulfikar Arifuzzaki)

Iustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Zulfikar Arifuzzaki)

Kabayan adalah tokoh fiktif dalam cerita yang terkenal di Jawa Barat. Tokoh Kabayan bermula dari perbincangan mulut ke mulut yang kemudian mulai bertransformasi ke dalam bentuk lain seperti, sastra, cerita anak, drama dan film.

Si kabayan menjadi tokoh yang populer ketika mulai diadaptasi menjadi sebuah film diantaranya: Si Kabayan (1975) yang disutradarai oleh Sofyan Sharna, Si Kabayan Saba Kota & Kabayan dan Gadis Kota (1989) yang disutradarai oleh Eddy D. Iskandar, Si Kabayan & Anak Jin (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992) yang disutradarai oleh Maman Firmanjah, Si Kabayan Cari Jodoh (1994) dan Si Kabayan dari Milyuner (2010) yang disutradarai oleh Guntur Soeharjato.

Menurut sebuah penelitian yang ditulis oleh Iwan Muhammad Ridwan dengan judul Si Kabayan dalam Kehidupan Masyarakat Sunda, menyebutkan bahwa cerita Si Kabayan sudah begitu mengakar bagi masyarakat Jawa Barat khususnya suku Sunda, sehingga masyarakat secara luas mengenal Kabayan sebagai salah satu identitas dari laki-laki Sunda.

Karakter Kabayan dipresentasikan sebagai sosok yang pemalas, jenaka tapi sedikit cerdas yang begitu melekat pada laki-laki Sunda dengan latar belakang kehidupan di pedesaan.

Melalui film, tokoh Si Kabayan di simbolkan menjadi karakter masyarakat Sunda. Sejauh ini karakter Si Kabayan hanya hidup dalam imajinasi masyarakat yang menghidupkannya. Tapi apakah sebetulnya Si Kabayan hanya karangan fiksi semata ? atau justru kritik sosial terhadap laki-laki keturunan Sunda ?

Sepanjang hidup, saya seringkali melihat realitas kehidupan laki-laki Sunda di lingkungan terdekat yang saya tinggali. Mungkin saat kecil saya tidak bisa menjustifikasi sosok laki-laki yang pernah saya lihat sebagai bagian dari representasi " Kabayan". Namun seiring bertambahnya usia, informasi kian terbuka, terlebih di era yang masif dengan internet.

Jika saya mengulang lagi memori masa lalu rasanya saya melihat beberapa laki-laki memiliki karakter seperti Kabayan. Bahkan tak hanya masa lalu, laki-laki dengan karakter Si Kabayan masih sering saya temui di lapangan hingga hari ini.

Waktu kecil saya pernah melihat ada seorang pasangan suami istri, saya lihat setiap hari istrinya selalu pergi pagi-pagi ke pasar untuk membeli bahan jualan lotek dan karedok. Tak hanya itu mulai dari menyiapkan bahan hingga melayani pembeli dilakukannya seorang diri. Sementara suaminya hanya merokok, kadang terlihat berkumpul dan mengobrol dengan bapak-bapak yang lain.

Kemudian beranjak remaja menjelang dewasa, ketika saya baru mengenal dunia kerja. Di lingkungan sekitar saya bekerja, saya melihat mayoritas perempuan bekerja dan berjualan. Sementara suaminya hanya ayun-ayun kaki bak raja.

Biasanya di pagi hari sekitar jam 9 mereka berkumpul di depan toko, tempat saya bekerja. Kelihatannya belum mandi, dengan wajah yang berminyak dan rambut yang sedikit acak-acakan, juga pakaian yang kusut seolah menandakan bahwa mereka baru bangun tidur.

Menjelang makan siang, mereka pergi ke warteg lalu makan di depan toko sambil berbincang tipis-tipis dengan bapak-bapak lainnya. Tak berselang lama mereka merokok sambil tertawa terbahak-bahak bahkan tak jarang pandangannya tidak di jaga setiap ada wanita yang dianggap cantik lewat. Menjelang malam mereka berkumpul lagi sambil bermain kartu, merokok, berjudi bahkan hingga minum-minum.

Sementara saya lihat istrinya berjualan dari pagi menjelang sore bahkan beberapa hingga larut malam. Selain itu istrinya juga yang harus merawat dan memenuhi kebutuhan anaknya. Tak jarang ketika memandikan sang anak, warung di tutup sementara dan kembali lagi jika urusan dosmetik sudah selesai.

Berlanjut hingga hari ini, di lingkungan tempat kerja yang berbeda, saya juga menemukan laki-laki suku Sunda yang hampir serupa. Setiap hari kegiatannya hampir selalu sama, di mulai pagi hari berjemur di bawah sorot matahari, sambil sesekali memberi makan atau memandikan burung dalam sangkar.

Siang harinya berkumpul sambil mengobrol mirip ibu-ibu yang sedang bergosip. Menjelang sore mereka pulang dan malam hari berkumpul lagi sambil minum kopi dan merokok membicarakan hal-hal ngalor-ngidul. Adapun di hari libur panjang biasanya mereka pergi untuk memancing ikan di balong (kolam ikan) terdekat.

Sementara perempuannya beragam ada yang bekerja di pabrik, ada yang berjualan ada juga yang berdiam diri di rumah menjadi juragan kontrakan karena memiliki warisan dari kedua orang tuanya.

Sebagai keturunan Sunda saya juga ingin menyangkal bahwa laki-laki sunda di pandang menjadi representasi tokoh Si Kabayan tapi realitas yang ada mengatakan sebaliknya. Fakta bahwa mayoritas laki-laki Sunda memiliki karakter yang pemalas memang tak bisa ditutupi.

Bahkan sebagian dari perempuan yang menikah dengan laki-laki Sunda banyak mengambil peran ganda yaitu menjadi ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Data BPS Pengangguran di Jawa Barat (Feb/2025) (Sumber: Data BPS)
Data BPS Pengangguran di Jawa Barat (Feb/2025) (Sumber: Data BPS)

Berdasarkan data statistik (BSP) tingkat pengguran di Kota Bandung pada bulan Juni 2025 menunjukkan angka 7,4% dengan jumlah pengangguran sebanyak 100.300 orang.

Sementara tingkat pengangguran secara keseluruhan di Jawa Barat pada Februari 2025 diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki sebanyak 7,11% sementara pengangguran perempuan sebanyak 6,14%. Jumlah ini menyiratkan bahwa jumlah pengangguran di Jawa Barat masih didominasi oleh kaum laki-laki.

Dibandingkan dengan kota besar lainnya seperti Jakarta ternyata tingkat penganggurannya cenderung lebih kecil dari Jawa Barat yaitu 6,18%, sementara Surabaya 6,06%, Medan 5,05%, Semarang 5,82% dan Yogjakarta sebanyak 3,18%.

Sementara di media sosial x sedang ramai ketika cuitan Panji Pragiwaksono mengenai peran laki-laki dalam film yang berjudul "Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah" dikomentari oleh salah satu produser akun Instagram @bobotohid sekaligus owner dari @maungchicken bernama @ekomaung69.

Entah bermaksud serius, bercanda atau sarkas tapi komentar tersebut diwarnai dengan komentar pro dan kontra dari sudut pandang perempuan dan laki-laki. Dalam postingan instagramnya pemilik akun @ekomaung69 ini kembali menyusun screenshoot komentar para lelaki yang mengamini pernyataan tersebut.

"@irfannyAvin, standar dua bari udud magnum"

"@_iqbaaal69, pinjol, judol, michat"

"@3l_mubaraq, P info teteh teteh yg kerja di pabrik tekstil terkenal di Rancaekek pak Eko"

"@rayminami_ jadikanlah tulang rusukmu sebagai tulang punggungmu"

"@ilhamhm, kearipan lokal"

"@ketuapaguyubanmasyarakat, A man's dream"

"@fourtless1, justru itu letak asiknya"

"@jkt_ans, figur ayah modern"

Cuitan akun X Panji Pragiwaksono (Sumber: Instagram | ekomaung69)
Cuitan akun X Panji Pragiwaksono (Sumber: Instagram | ekomaung69)

Sementara di akun Instagram ada beberapa akun perempuan yang mengamini bahkan kesal dengan screenshoot yang dibagikan oleh eko.

"silvia_moch, Sebagai tth2 pabrik saya bilang ini 100 persen fakta bukan candaan, welcome dark world"

"noirmoria, Gatau, ga masuk di candaan gua ini. Bacanya malah sakit hati"

"ameldatriaguna, Apakah pepatah kolot : harga diri lelaki adalah bekerja sudah tidak lagi relevan ketua ?"

"rifamaghira, pas ayah udah meninggal, ibu beberin apa aja yang dia alami. Dulu aku kira yang kek gini tuh candaan doang, ternyata rill"

Meski fakta di lapangan di dominasi fenomena yang demikian, laki-laki Sunda juga ada yang memiliki karakter pekerja keras dan bertanggung jawab, meski jumlahnya lebih sedikit dari apa yang sudah pernah saya temui. Juga beberapa cerita yang teman sekitar saya lalui.

Ada satu hal yang selalu saya dengar selama tinggal di wilayah Sunda, beberapa masyarakatnya memiliki prinsip "kumaha engke" (gimana nanti). Prinsip tersebut dinilai mengacu pada sikap "santai saja", yang bisa diartikan tidak memiliki perencanaan atau pikiran jangka panjang dan cenderung malas memikirkan masa depan.

Kondisi tataran Sunda yang masih didominasi oleh lingkungan pedesaan yang asri dengan hamparan sawah yang hijau dan megahnya gunung-gunung, udara yang masih sejuk, melimpahnya hasil bumi seperti buah-buahan dan sayuran tentu akan berpengaruh kepada kehidupan dan karakter masyarakatnya. Bahkan Bandung dikenal dengan julukan kota "slowing living" karena adanya kolerasi gaya hidup konsumtif dan budaya "kumaha engke" tersebut.

Bila dibandingkan dengan Jakarta yang memiliki suhu yang panas justru membuat sebagian masyarakatnya lebih semangat dalam melakukan aktivitas. Kondisi lingkungan perkotaan yang dinamis membentuk karakter kuat dan tangguh serta mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Keterbatasan sumber daya juga memicu masyarakatnya untuk lebih inovatif demi bertahan dan berkembang di kota besar.

Kesimpulannya, menurut saya representasi sosok "Kabayan" masih melekat dengan laki-laki Sunda. Meski demikian ini tidak berlaku secara keseluruhan karena masih ada juga laki-laki Sunda yang memiliki rasa tanggung jawab dalam dirinya sebagai kepala keluarga.

Meski demikian kita juga tidak bisa menutup kenyataan bahwa sosok "Kabayan" yang disimbolkan dalam film telah mewujud sosok yang nyata. Ini menjadi bagian fakta dari Kota Bandung, ini adalah bagian dari sisi gelap Kota Bandung yang semoga kedepannya bisa diperbaiki dan menjadi perhatian bersama. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Bandung, Jaga Indung ‎

Ayo Netizen 04 Sep 2025, 11:35 WIB
Bandung, Jaga Indung  ‎

News Update

Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)