Fesyen Sunda dan Anak Muda Bandung: Warisan atau Wawasan yang Tergerus?

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 03 Nov 2025, 16:56 WIB
[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)

[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)

AYOBANDUNG.ID -- Ada suasana yang tak biasa di sudut-sudut Kota Bandung. Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka. Fenomena ini bukan sekadar gaya, tapi simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan.

Di balik geliat itu, nama Mohammad Rohman alias Man Jasad menjadi pemantik. Lewat musik death metal yang dikawinkan dengan karinding dan visual panggung bercorak Sunda, ia menghidupkan kembali semangat kesundaan di kalangan komunitas underground Bandung.

Tren ini mulai merebak sejak 2006, saat budaya Sunda mulai mencari ruang eksistensinya di tengah modernitas kota. Pemerintah Kota Bandung pun merespons lewat program Rebo Nyunda, mewajibkan pegawai mengenakan pakaian adat Sunda setiap Rabu sebagai bentuk pelestarian.

Salah satu puncak ekspresi budaya ini terlihat dalam gelaran Bandung Lautan Pangsi, di mana ribuan warga mengenakan atribut Sunda. Di tengah hiruk-pikuk urbanisasi, pemandangan ini menjadi oasis budaya yang mengingatkan pada akar lokal.

Namun, di balik semaraknya fesyen Sunda, muncul kekhawatiran. Budaya bukan sekadar tampilan luar, tapi harus dimaknai secara filosofis. Tanpa pemahaman, ekspresi budaya bisa berubah menjadi komodifikasi gaya hidup semata.

“Sekarang banyak yang back to nature dengan budaya Sunda dan mulai memahami ternyata budaya Sunda tidak terbatas,” ujar Kang Onet, pelaku pelestarian budaya Sunda kepada Ayobandung.

Dalam tradisi Sunda, tetekon alias aturan hidup nmenjadi fondasi penting. Meski zaman berubah, nilai-nilai ini tetap relevan. Namun, ketika budaya Sunda diadopsi oleh generasi muda, perlu ada pendampingan agar tidak sekadar menjadi tren musiman.

“Untuk menghindari paradigma kesundaan yang hanya dianggap sebagai budaya ‘black metal’, (merujuk pada gaya anak muda yang menggabungkan kesundaan dengan estetika musik cadas)," tegas Onet.

Kini, pelestarian budaya Sunda menghadapi dua kutub, di mana satu sisi menyambut gembira karena budaya mulai dikenal. Di sisi lain khawatir karena pemaknaannya dangkal. Budaya yang hanya jadi gaya hidup berisiko kehilangan ruhnya.

“Sisi ini yang rada riskan. Sebab ketika penerjemahan Sunda-nya betul itu tidak jadi masalah, tapi ketika Sundanya hanya menjadi fesyen itu yang agak sedikit kacau,” terang Onet.

Fenomena lain muncul lewat gaya eksentrik ala Abah Gopal, seniman pahat Bandung. Para pengikutnya mengenakan caping, aksesoris dari biji-bijian, dan bahkan tengkorak domba sebagai sabuk. Gaya ini disebut ‘Gopalisme’.

“Kalau Abah Gopal, saya sudah tahu betul bagaimana pemahamannya terhadap nilai filosofi Sunda tidak perlu diragukan. Tetapi yang menjadi masalah ketika orang yang mengikutinya itu, mengikuti gaya budaya seperti Abah Gopal tanpa tahu filosofi fesyen Sunda secara utuh,” papar Onet.

Menurut Onet, penggunaan atribut seperti cetok atau tengkorak domba tidak memiliki landasan dalam falsafah Sunda. Hal ini menunjukkan adanya penyimpangan dalam pemaknaan budaya.

Ibarat anak punk yang memaknai punk lewat dandanan urakan, generasi muda pengikut fesyen Sunda pun diharapkan bisa perlahan memahami nilai-nilai leluhur yang mereka kenakan.

Pemerintah pusat melalui Kemendikdasmen telah menginisiasi Revitalisasi Bahasa Daerah dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebagai upaya pelestarian budaya lokal, termasuk Sunda. Program ini melibatkan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat dan menjadi bukti komitmen negara menjaga warisan budaya.

Namun, pelestarian budaya tidak bisa hanya mengandalkan program pemerintah. Perlu kesadaran kolektif, terutama dari generasi muda, untuk memahami bahwa budaya bukan sekadar simbol, tapi cara hidup.

Nu penting ngamumule ti diri sorangan (yang penting menjaga dari diri sendiri), tapi jangan sampai dalam memaknai budaya kesundaannya tidak mencerminkan gaya dan tata krama Sunda yang sebenarnya," pungkas Onet.

Alternatif produk fesyen Sunda atau serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/40YG7t1L0g
  2. https://s.shopee.co.id/8KhFHmLmeP
  3. https://s.shopee.co.id/4ArgK9fVqj
  4. https://s.shopee.co.id/9pWCh1Zupk
  5. https://s.shopee.co.id/7pl8JOC07P
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

'Lintas Agama' ala Sunda

Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB
Lintas Agama ala Sunda

Studi Agama di Dunia Sunda

Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB
Studi Agama di Dunia Sunda

News Update

Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 13:31 WIB

Kebijakan Kenaikan Pajak: Kebutuhan Negara Vs Beban Masyarakat

Mengulas kebijakan kenaikan pajak di Indonesia dari sudut pandang pemerintah dan sudut pandang masyarakat Indonesianya sendiri.
Ilustrasi kebutuhan negara vs beban rakyat (Sumber: gemini.ai)
Beranda 18 Des 2025, 12:57 WIB

Upaya Kreator Lokal Menjaga Alam Lewat Garis Animasi

Ketiga film animasi tersebut membangun kesadaran kolektif penonton terhadap isu eksploitasi alam serta gambaran budaya, yang dikemas melalui pendekatan visual dan narasi yang berbeda dari kebiasaan.
Screening Film Animasi dan Diskusi Bersama di ITB Press (17/12/2025). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:53 WIB

Dari Ciwidey Menembus India; Menaman dan Menjaga Kualitas Kopi Robusta

Seorang petani kopi asal Ciwidey berhasil menghasilkan kopi robusta berkualitas yang mampu menembus pasar India.
Mang Yaya, petani kopi tangguh dari Desa Lebak Muncang, Ciwidey—penjaga kualitas dan tradisi kopi terbaik yang menembus hingga mancanegara. (Sumber: Cantika Putri S.)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 12:12 WIB

Merawat Kampung Toleransi tanpa Basa-basi

Kehadiran Kampung Toleransi bukan sekadar retorika, basa-basi, melainkan wujud aksi nyata dan berkelanjutan untuk merawat (merayakan) keberagaman.
Seorang warga saat akan menjalankan ibadah salat di Masjid Al Amanah, Gang Ruhana, Jalan Lengkong Kecil, Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Ramdhani)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 11:04 WIB

Manusia dan Tebing Citatah Bandung

Mari kita bicarakan tentang Citatah.
Salah satu tebing di wilayah Citatah. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 10:06 WIB

Satu Tangan Terakhir: Kisah Abah Alek, Pembuat Sikat Tradisional

Kampung Gudang Sikat tidak selalu identik dengan kerajinan sikat. Dahulu, kampung ini hanyalah hamparan kebun.
Abah Alek memotong papan kayu menggunakan gergaji tangan, proses awal pembuatan sikat. (Foto: Lamya Fatimatuzzahro)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 09:52 WIB

Wargi Bandung Sudah Tahu? Nomor Resmi Layanan Aduan 112

Nomor resmi aduan warga Bandung adalah 112. Layanan ini solusi cepat dan tepat hadapi situasi darurat.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 07:15 WIB

Akhir Tahun di Bandung: Saat Emas bagi Industri Resort dan Pariwisata Kreatif

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, lonjakan kunjungan ke Kota Bandung serta tren wisata tematik di resort membuat akhir tahun menjadi momentum emas bagi pertumbuhan industri resort dan pariwisata.
Salah satu faktor yang memperkuat posisi Bandung sebagai destinasi akhir tahun adalah kemunculan resort-resort dengan konsep menarik (Sumber: Instagram @chanaya.bandung)
Beranda 18 Des 2025, 07:09 WIB

Rumah Seni Ropiah: Bukan Hanya Tempat Memamerkan Karya Seni, tapi Ruang Hidup Nilai, Budaya, dan Sejarah Keluarga

Galeri seni lukis yang berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung ini menampilkan karya-karya seni yang seluruhnya merupakan hasil ciptaan keluarga besar Rumah Seni Ropih sendiri.
Puluhan lukisan yang dipamerkan dan untuk dijual di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)