Rebo Nyunda di Cikapundung, Menjaga Napas Budaya Sunda di Tengah Deru Modernisasi

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 28 Okt 2025, 16:06 WIB
Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Di tengah gemerlap kota Bandung yang terus bergerak maju, ada satu sudut yang setiap Rabu malam berubah menjadi ruang sakral budaya. Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda.

Lampu warna-warni menari, memantulkan semangat anak-anak yang tengah bersiap menampilkan tari Jaipongan. Gerakan mereka lincah, genit, dan penuh percaya diri. Malam itu, lima penari cilik menjadi bintang utama, membawakan tari pergaulan khas Sunda dengan semangat yang tak kalah dari seniman profesional.

Di sisi lain panggung, sekelompok ksatria cilik menunjukkan kebolehan mereka dalam seni bela diri Pencak Silat. Gerakan mereka tegas, penuh makna, dan menjadi simbol bahwa budaya bukan sekadar masa lalu, melainkan kekuatan masa kini.

Rebo Nyunda bukan sekadar pertunjukan. Program ini adalah gerakan akar rumput yang lahir dari keresahan akan lunturnya identitas budaya Sunda. Sejak digagas pada 8 Februari 2017, program ini konsisten hadir setiap Rabu malam ba’da Maghrib, menjadi ruang edukasi dan ekspresi bagi generasi muda.

“Program Rebo Nyunda ini intinya kami ingin mengedukasi mental anak-anak untuk berani pentas dan bangga terhadap budaya Sunda yang menjadi identitas tanah kelahiran kita ini,” ujar Koordinator Program Rebo Nyunda, Rulli kepada Ayobandung.

Rulli dan tim relawan tak hanya mengorganisasi acara, mereka menjadi penjaga gerbang budaya. Mereka membuka ruang bagi siapa pun yang ingin tampil, belajar, atau sekadar menikmati kesenian Sunda.

“Kami dari tim relawan akan mewadahi dan memang menjadi kesediaan kami untuk memberikan ruang bagi pelaku seni budaya Sunda ini,” tambahnya.

Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Antusiasme masyarakat terus tumbuh. Jika dulu tim Rebo Nyunda harus mencari peserta, kini giliran masyarakat yang datang menawarkan diri. “Kalau dulu kita yang nyari. Kalau sekarang mereka yang nyari kita buat ikut partisipasi di sini,” kata Rulli.

Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, subsektor seni pertunjukan dan budaya tradisional menyumbang kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota.

Program seperti Rebo Nyunda membuka peluang bisnis berkelanjutan, mulai dari produksi kostum tari, alat musik tradisional, kuliner khas Sunda, hingga merchandise budaya.

Cikapundung Riverspot, sebagai ruang publik strategis, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya. Dengan dukungan pemerintah dan promosi digital, Rebo Nyunda bisa menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin merasakan denyut budaya Sunda secara langsung.

Namun, tantangan modernisasi dan budaya global terus merangsek masuk. Di sinilah Rebo Nyunda mengambil peran penting, di mana menjaga agar budaya Sunda tetap relevan, hidup, dan dicintai.

“Kami ingin bilang kalau pelestarian budaya Sunda tidak hanya terbatas melalui sebuah sanggar atau pasanggiri,” tegas Rulli.

Pendekatan komunitas yang inklusif dan berbasis partisipasi terbukti efektif. Anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan, identitas, dan kebanggaan lokal. Mereka tumbuh menjadi generasi yang tak hanya mengenal budaya, tetapi juga menjaganya.

Integrasi Rebo Nyunda dengan kurikulum pendidikan lokal bisa menjadi langkah strategis. Anak-anak tidak hanya belajar budaya di sekolah, tetapi juga mempraktikkannya di ruang publik. Cikapundung Riverspot pun bisa menjadi laboratorium budaya terbuka.

Dengan dukungan pemerintah, komunitas, dan masyarakat, Rebo Nyunda bisa menjadi blueprint pelestarian budaya berbasis komunitas. Program ini membuktikan bahwa budaya bukan barang museum, melainkan energi hidup yang bisa menggerakkan ekonomi dan memperkuat identitas.

“Budaya Sunda adalah identitas kita. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?” pungkas Rulli.

Alternatif produk kebutuhan sanggar atau pasanggiri atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/40YG7t1L0g
  2. https://s.shopee.co.id/8KhFHmLmeP
  3. https://s.shopee.co.id/4ArgK9fVqj

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

'Lintas Agama' ala Sunda

Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB
Lintas Agama ala Sunda

Studi Agama di Dunia Sunda

Ayo Netizen 08 Okt 2025, 16:15 WIB
Studi Agama di Dunia Sunda

News Update

Ayo Netizen 28 Okt 2025, 20:54 WIB

Menengok Penderitaan dalam Kacamata Agama-Agama

Benarkah agama-agama mengajarkan bahwa penderitaan adalah kesalahan pribadi atau bukti lemahnya iman?
Ilustrasi orang dengan gangguan kesehatan mental. (Sumber: Pexels/Nothing Ahead)
Ayo Jelajah 28 Okt 2025, 18:13 WIB

Sejarah Panjang ITB, Kampus Insinyur Impian Kolonial Tanah Tropis

Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tahun 1920 sebagai sekolah teknik pertama di Hindia Belanda, cikal bakal ITB dan lahirnya insinyur pribumi seperti Sukarno.
Peresmian Technische Hoogeschool te Bandung (THS) 3 Juli 1920. (Foto: KITLV)
Ayo Biz 28 Okt 2025, 17:52 WIB

Langkah Kecil, Dampak Besar: Gaya Hidup Sehat Menjadi Gerakan Sosial di Bandung

Gaya hidup sehat di Bandung tidak hanya dipicu oleh kesadaran individu, tetapi juga oleh ekosistem kota yang mendukung.
Gaya hidup sehat di Bandung tidak hanya dipicu oleh kesadaran individu, tetapi juga oleh ekosistem kota yang mendukung. (Sumber: Ist)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 17:13 WIB

Mahasiswa Boleh Sibuk, tetapi Jangan Lupa Bahagia

Di balik jadwal padat, tugas menumpuk, dan tuntutan produktivitas, banyak mahasiswa yang diam-diam berjuang melawan stres dan kelelahan mental.
Ilustrasi mahasiswa di Indonesia. (Sumber: Pexels/Dio Hasbi Saniskoro)
Ayo Biz 28 Okt 2025, 16:06 WIB

Rebo Nyunda di Cikapundung, Menjaga Napas Budaya Sunda di Tengah Deru Modernisasi

Rebo Nyunda bukan sekadar pertunjukan, program ini adalah gerakan akar rumput yang lahir dari keresahan akan lunturnya identitas budaya Sunda.
Cikapundung Riverspot, yang biasanya dipadati wisatawan dan pejalan kaki, menjelma menjadi panggung terbuka bagi warisan leluhur yakni Rebo Nyunda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 28 Okt 2025, 16:05 WIB

Hikayat Cipaganti Group, Raksasa Transportasi Bandung yang Tumbang Diguncang Skandal

Dari garasi kecil di Jalan Cipaganti, lahir raksasa transportasi yang pernah kuasai Jawa Barat. Tapi skandal finansial membuatnya tumbang tragis.
Travel Cipaganti
Ayo Biz 28 Okt 2025, 14:41 WIB

Meluncur di Meja Makan: Sushi Konveyor dan Dinamika Kuliner Bandung

Jika dulu makanan Jepang identik dengan restoran eksklusif dan sajian formal, kini hadir cara baru yang lebih dinamis dan interaktif yakni sushi konveyor.
Jika dulu makanan Jepang identik dengan restoran eksklusif dan sajian formal, kini hadir cara baru yang lebih dinamis dan interaktif yakni sushi konveyor. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 13:59 WIB

Dari Mimbar Kecil di Tasikmalaya sampai ke TVRI Bandung

Di era digital yang serba cepat, Ustaz Atus hadir sebagai sosok pendakwah yang mampu menyentuh hati lewat layar.
Dakwah di program TVRI Bandung "Cahaya Qolbu" (Foto: Tim TVRI Bandung)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 12:25 WIB

Perkawinan (Cinta) Beda Agama: Mangu, Peri Cintaku, Realitas Sosial, SEMA 2/2023, dan Bhinneka Tunggal Ika

Di lagu-lagu itu, cinta beda agama hampir selalu digambarkan seperti relasi yang seru tapi mustahil, so far selalu romantis tapi terlarang.
Ilustrasi pasangan menikah. (Sumber: Pexels/Danu Hidayatur Rahman)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 11:24 WIB

Maskulinitas dan Isu Pelecehan Seksual terhadap Laki-Laki

Ada yang luput dari perhatian yaitu pelecehan seksual terhadap laki-laki.
Isu pelecehan seksual umumnya terjadi kepada perempuan. Namun ada satu hal yang luput dari perhatian serta pengakuan masyarakat bahwa laki-laki pun berpotensi mengalami pelecehan seksual. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 10:16 WIB

'The Way Home' dan Keberanian Melawan Penyesalan

Sebuah drama keluarga Tiongkok tentang penyesalan, tradisi, dan keberanian untuk pulang.
Poster film "The Way Home". (Sumber: IMDB)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 09:04 WIB

Secuil tentang Psikologi Agama

Psikologi agama selalu berhasil bikin kangen menyelam ke dunianya lagi.
Anak-anak beragama Islam sedang mengaji di masjid. (Sumber: Pexels/Hera hendrayana)
Ayo Netizen 28 Okt 2025, 06:13 WIB

Seperti Kita, Gie Juga Manusia Biasa

Soe Hok-gie, seorang aktivis keturunan Tionghoa yang hidupnya terasing seiring dirinya semakin berani dalam menyampaikan kritiknya kepada pemerintah.
Poster film GIE (2005). (Sumber: IMDB)
Ayo Biz 27 Okt 2025, 20:13 WIB

Dari Pohon Keramat ke Camilan Kekinian, Nurhaeti Menyulap Daun Kelor Jadi Pangan Bernutrisi

Dikenal sebagai tanaman mistis, Nurhaeti mengolah daun kelor menjadi aneka panganan bernutrisi mulai dari cheese stick, bolu, keripik pisang, hingga cookies.
Nurhaeti, warga Cinunuk, yang sejak 2015 mengolah daun kelor menjadi aneka panganan bernutrisi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Ayo Biz 27 Okt 2025, 19:36 WIB

Bandung Menuju Transportasi Publik Berkelas: Menelisik Potensi Metro Jabar Trans dan Feeder MJT

Kemacetan yang kian parah, dominasi kendaraan pribadi, serta keterbatasan infrastruktur menjadi momok yang menggerus kualitas hidup warga Bandung.
Kehadiran Metro Jabar Trans (MJT) dan feeder MJT, sebuah inisiatif ambisius yang digadang-gadang mampu merevolusi sistem transportasi publik Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 27 Okt 2025, 18:03 WIB

Memulangkan Bandung pada Purwadaksina Setelah Absen dalam Daftar 'Kota Hijau'

Kawasan yang kehilangan akar ekologisnya. Terjebak citra kolonial dan ilusi kemajuan, ia lupa pada asalnya. Kini saatnya kembali ke martabat sendiri.
Proses pengerukan sedimentasi Sungai Cikapundung oleh petugas menggunakan alat berat di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 27 Okt 2025, 17:40 WIB

Air Isi Ulang Tanpa Sertifikasi, Celah Regulasi yang Mengancam Kesehatan Publik

SLHS seharusnya menjadi bukti bahwa air yang dijual telah melalui proses yang memenuhi standar kebersihan dan sanitasi.
Ilustrasi air minum. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 27 Okt 2025, 17:04 WIB

Indisipliner, Hukuman, dan Perlawanan: Mengurai Benang Kusut Disiplin Sekolah

Sebuah analisis tentang pergeseran makna kenakalan remaja, solidaritas buta, dan tantangan yang dihadapi guru.
 (Sumber: Gemini AI Generates)
Ayo Jelajah 27 Okt 2025, 16:32 WIB

Sejarah Lapas Sukamiskin Bandung, Penjara Intelektual Pembangkang Hindia Belanda

Lapas Sukamiskin di Bandung dulu dibangun untuk kaum intelektual pembangkang Hindia Belanda. Kini, ia jadi rumah mewah bagi koruptor.
Lapas Sukamiskin.
Ayo Netizen 27 Okt 2025, 16:29 WIB

Problem Deforestasi Mikro Kota Bandung

Deforestasi mikro di Kota Bandung makin sering terjadi. Ujungnya, suhu kota merangkak naik. Malam terasa lebih hangat.
Hutan Kota Babakan Siliwangi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)