Bandung, Jaga Indung ‎

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Kamis 04 Sep 2025, 11:35 WIB
Ratusan driver ojek online se Bandung Raya melakukan aksi simpatik bersih-bersih di depan gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu 3 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ratusan driver ojek online se Bandung Raya melakukan aksi simpatik bersih-bersih di depan gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu 3 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Siang yang terik itu, selepas pelantikan Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan, seorang kawan membagikan unggahan di Instagram bertajuk Jaga Bandung Jaga Indung.

‎Di tengah dinamika aksi demonstrasi di Kota Bandung, komunitas motor Reborn Indonesia memilih langkah berbeda dengan menginisiasi gerakan damai.

Warga bersama anggota komunitas motor Reborn For Humanity mengecat tiang beton jembatan layang Mochtar Kusumaatmadja akibat vandalisme saat aksi Jaga Bandung di kawasan Cikapayang, Ir H. Djuanda, Kota Bandung, Senin 1 September 2025 (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Warga bersama anggota komunitas motor Reborn For Humanity mengecat tiang beton jembatan layang Mochtar Kusumaatmadja akibat vandalisme saat aksi Jaga Bandung di kawasan Cikapayang, Ir H. Djuanda, Kota Bandung, Senin 1 September 2025 (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Aksi Damai Reborn Indonesia Bersihkan Kota dari Vandalisme

‎Sebelumnya, sekitar dua puluh anggota Reborn Indonesia berkumpul di Kawasan Cikapayang, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung. Mereka tidak datang untuk konvoi, melainkan membawa sapu, kain lap, dan berbagai alat pembersih. Aksi ini digerakkan oleh divisi sosial bernama Reborn for Humanity, yang selama ini kerap menginisiasi kegiatan sosial, kemanusiaan.

‎Para biker menggelar aksi bersih-bersih tiang penyangga Flyover Pasupati yang dipenuhi flyer, coretan provokatif, vandalisme, dan ujaran kebencian sisa unjuk rasa, Jumat (29/8/2025).

‎Dengan tagline “Jaga Bandung Jaga Indung”, mereka bergerak satu per satu menyingkirkan coretan yang merusak keindahan wajah kota. “Meski sederhana dan tidak memiliki eskalasi besar, kami berharap aksi ini bisa menjadi pemicu warga Bandung untuk terus berkomitmen menjaga kondusivitas kota,” ujar Fahmi, salah seorang peserta dari Reborn Indonesia.

Pihaknya tidak menolak aspirasi masyarakat yang disuarakan lewat unjuk rasa, namun mengingatkan agar setiap pihak menyampaikannya dengan cara yang baik.

‎“Kami mendukung penyampaian aspirasi. Tapi jangan sampai terprovokasi, apalagi dengan tindakan anarkis. Kota ini milik kita semua, mari kita jaga bersama,” jelasnya.

‎Founder Reborn Indonesia, Indra Kusuma Wardhana, menambahkan aksi damai ini merupakan bentuk cinta terhadap Kota Bandung. “Kami punya divisi bernama Reborn for Humanity yang bergerak di bidang sosial. Salah satunya mengecat ulang fasilitas kota dan menghapus vandalisme.

Ini bukan kali pertama, bahkan setiap 17 Agustus sudah menjadi agenda tahunan untuk melakukan cet rotol dan membersihkan coretan liar,” ujar Indra yang akrab disapa Baba Sang Legenda, Selasa (2/9/2025).

‎Biasanya, aktivitas serupa dilakukan di kawasan ikonik Kota Bandung, mulai dari Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, hingga Braga. Kali ini, beberapa tokoh masyarakat dan figur publik pun ikut bergabung, termasuk musisi sekaligus penggiat komunitas, Edy Brokoli.

‎Aksi bersih-bersih bukan hanya memperbaiki estetika kota, tetapi mengandung pesan moral. “Suara boleh disuarakan, tapi kalau anarkis dan perusakan itu tindakan kriminal. Itu bukan cerminan orang yang peduli terhadap negara. Justru dengan merusak, yang dirugikan adalah warga sendiri,” katanya.

‎Bagi Reborn for Humanity, semangat kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi fondasi utama. Mereka ingin membuktikan bahwa komunitas motor tidak melulu identik dengan stigma negatif, justru bisa ikut terlibat menjadi bagian dari solusi sosial di masyarakat.

‎“Karena kita cinta kota kita. Bandung adalah kota kita. Bandung juara, Bandung cinta damai. Jadi, kita akan terus gaungkan kampanye Jaga Bandung, Jaga Indung, Warga Jaga Warga. Harapannya, warga Bandung merasa punya tanggung jawab bersama menjaga kotanya tetap indah dan damai,” ujar Indra.

‎Ke depan, Reborn Indonesia berkomitmen untuk terus konsisten melakukan aksi damai, kegiatan sosial serupa, baik pada momentum peringatan nasional maupun dalam situasi darurat, seperti pasca-demonstrasi kali ini. (www.inspira.tv dan bandung.go.id)

Kondisi Rumah makan Sajian Sambara pada Sabtu 30 Agustus 2025 di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung atau tepatnya di depan gedung DPRD Jawa Barat, hangus tak bersisa usai ikut terbakar hebat dalam aksi unjuk rasa yang digelar Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Kondisi Rumah makan Sajian Sambara pada Sabtu 30 Agustus 2025 di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung atau tepatnya di depan gedung DPRD Jawa Barat, hangus tak bersisa usai ikut terbakar hebat dalam aksi unjuk rasa yang digelar Jumat, 29 Agustus 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Angka Kerusakan Fasilitas Umum Capai Rp10 Miliar

‎Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memperkirakan total kerusakan akibat aksi demonstrasi yang berlangsung ricuh pada 29–30 Agustus 2025 di Kota Bandung bisa mencapai angka Rp10 miliar. Estimasi ini mencakup perbaikan gedung dan fasilitas umum yang terdampak selama unjuk rasa.

‎Meski begitu, KDM menegaskan angka itu masih bersifat sementara. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan pendataan dan penghitungan lebih rinci untuk mengetahui total kerugian yang sebenarnya.

‎Salah satu fasilitas yang menjadi perhatian utama adalah bangunan mess MPR RI di Jalan Diponegoro, yang hangus terbakar saat aksi berlangsung di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jumat (29/8/2025).  

‎Bangunan lain yang turut terdampak, termasuk warung dan rumah makan yang dijarah, rumah warga, hingga sejumlah kantor yang mengalami kerusakan.

‎Demo yang berlangsung selama dua hari sejak tanggal 29-30 Agustus 2025 itu justru meninggalkan jejak kerusakan di sejumlah titik di Kota Bandung. 

‎Data sementara mencatat, sejumlah fasilitas rusak parah, di antaranya: aset milik MPR RI, rumah makan Sambara, satu rumah warga di Jalan Gempol, dua kantor bank di Jalan Ir. H. Djuanda, Gedung DPRD Jawa Barat, sepuluh unit sepeda motor, beberapa warung makan lainnya, serta infrastruktur di bawah jembatan layang Pasupati. (Inilah Senin, 1 September 2025 - 20:43 WIB) 

Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ibu Kota Asia Afrika, Lahirkan Dasasila Bandung 

‎Padahal Bandung pernah jadi Ibu Kota Asia Afrika. Ya ‎Konferensi Bandung 1955 adalah momen penting dalam kerja sama internasional, membawa bangsa-bangsa Asia Afrika mendorong kerja sama ekonomi dan kebudayaan serta menentang Sugiharton. 

‎Di Konferensi Bandung, Perdana Menteri China Zhou Enlai melontarkan kalimat terkenal. Sembari mengakui ada perbedaan, bangsa-bangsa Asia Afrika perlu mencari kesamaan di antara mereka. "Prinsip ini adalah landasan bagi hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati di antara negara merdeka," kata Heng.

‎Prinsip itu menjadi semakin relevan di masa sekarang. Kini, dunia dilanda peningkatan ketegangan, nasionalisme ekonomi, dan polarisasi ideologi. "Menggelorakan lagi Semangat Bandung untuk mendorong era baru kerja sama Selatan-Selatan dapat membantu mendorong pembangunan suatu komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," bebernya. 

‎Indonesia menjadi tuan rumah KAA pada April 1955. Pada 2025, pemerintah RI tidak menggelar peringatan konferensi itu. Meski demikian, sejumlah pihak tetap membuat peringatan.

‎Salah satunya digelar Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Jerman di Jakarta. FPCI-Kedubes Jerman menggelar Global History and Politics Dialogue di Bandung.

‎Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal, mengatakan nilai-nilai yang dirumuskan dalam KAA 1955 tetap relevan digaungkan. Pelanggaran berbagai tatanan global jadi alasan relevansi itu.

‎Mari meninjau lagi ke-10 prinsip Deklarasi Bandung. Prinsip-prinsip itu antara lain kedaulatan dan keutuhan wilayah negara harus dihormati, kesamaan di antara bangsa-bangsa, keadilan dan kerja sama, dan tidak ikut campur.

‎Nilai-nilai itu menyemangati beberapa piagam di sejumlah kawasan, antara lain ASEAN Charter, ASEAN Declaration, dan Piagam Afrika.

‎Namun, sekarang ini banyak prinsip Bandung (Dasasila Bandung) itu yang terlanggar dalam dunia internasional. ”Prinsip mengenai equality; prinsip non-interference, jadi jangan ikut-ikut campur urusan kita, urusan dari masing-masing; kalau ada masalah itu dengan peaceful solution, tidak melakukan agresi, itu yang benar-benar dilanggar,” kata Dino.

‎Pelanggaran-pelanggaran itu, banyak dilakukan sejumlah negara di dunia. Misalnya pelanggaran itu antara lain tindakan Amerika Serikat yang mengklaim wilayah Greenland, Denmark. Lalu, AS menginginkan Kanada menjadi negara bagian AS ke-51. (Kompas edisi 16 April 2025).

Dalam catatan sejarah salah satu monumen yang paling awal dibuatnya adalah monumen Bandung Lautan Api. Lidah-lidah api yang berkibaran menyibak langit berhembus ke arah selatan adalah isyarat dramatis yang mengingatkan pada semangat juang Bandung di masa lampau yang berawal dari selatan. 

‎Monumen ini ibarat konfigurasi raksasa obor dari batang- batang bambu. Idenya sederhana bahkan nyaris harfiah, namun penggarapannya matang hingga tak kehilangan bobot simboliknya dan bisa tampil megah. Pembuatan monumen memang perlu kompromi dengan berbagai pertimbangan dan kepentingan. 

‎Simbolisasi atau pun stilisasi bentuk tak bisa terlampau jauh, sebab dibatasi oleh tuntutan persepsi dan komunikasi dengan publik awam. Konfigurasi bentuk harus tetap komunikatif.

Monumen Dasasila Bandung yang terletak di simpang lima Bandung, bertumpu pada konsep Bandung sebagai kota kembang, kota budaya, dan kota konferensi Asia-Afrika. Lima putik pada bagian atasnya menunjuk pada lima negara pemrakarsa, sementara sepuluh susun kelopak mengatakan ihwal sepuluh keputusan penting konferensi.

‎Keseluruhan monumen itu berbentuk bunga, dimaksudkan untuk menegaskan citra Bandung sebagai kota kembang dan kota budaya. Dibanding dengan monumen Sunaryo lainnya, sebenarnya monumen ini tak cukup optimal memperlihatkan kepiawaian imajinasi seorang Sunaryo. (I. Bambang Sugiharto, 2007:66)

Banyak coretan vandalisme di pilar-pilar bertuliskan b d g dan Bandung Emerging Creative City di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Banyak coretan vandalisme di pilar-pilar bertuliskan b d g dan Bandung Emerging Creative City di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Vandalisme dan Ikhtiar Menjaga Keindahan Paris Van Java 

Upaya menjadikan Kota Bandung kembali indah selalu berhadapan dengan maraknya aksi vandalisme yang kian meresahkan.

Vandalisme merupakan perilaku merusak yang tidak hanya mencederai keindahan kota, tetapi juga termasuk tindak pidana. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 406 disebutkan, pelaku yang menghancurkan, merusakkan, atau menghilangkan barang milik orang lain dapat diancam pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau denda sebesar Rp4.500.

Meski pembersihan kerap dilakukan oleh relawan maupun komunitas, aksi vandalisme terus berulang. Kondisi ini membuat upaya menjaga kebersihan dan keindahan kota seakan sia-sia, karena para pelaku sulit untuk jera. (Ayo Bandung, 2 Januari 2025 | 20:22 WIB)

Dalam tulisan Rizki Widya Witami, Rosita, dan Sri Marhanah berjudul “Pengaruh Pemahaman Lingkungan terhadap Perilaku Vandalisme Pengunjung Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung” dijelaskan soal vandalisme adalah segala perilaku yang menyebabkan kerusakan atau penghancuran benda pribadi maupun publik (Haryadi dan Setiawan, 1995).

Menurut Cohen (1973), vandalisme dapat dibedakan berdasarkan motif pelakunya. Mulai dari Acquisitive Vandalism, untuk mendapatkan barang atau uang.  Tactical Vandalism, dilakukan demi mencapai tujuan tertentu selain uang. Ideological Vandalism, yang merusak dengan tujuan mempromosikan kelompok sosial, politik, atau ideologi tertentu. Vindictive Vandalism, hadir sebagai bentuk balas dendam. Play Vandalism, dilakukan karena iseng semata. Hingga Malicious Vandalism, muncul sebagai ekspresi kemarahan atau frustrasi.

Hasil penelitian menunjukkan, perilaku vandalisme di Taman Teras Cikapundung dan Taman Lansia Bandung cenderung tinggi. Sebagian besar pengunjung pernah melakukan tindakan vandalisme di kedua taman kebanggaan urang Bandung.

Kontribusi pemahaman lingkungan terhadap perilaku vandalisme tercatat sebesar 14,48% di Taman Teras Cikapundung dan 8,08% di Taman Lansia. Sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

Jenis pemahaman lingkungan yang paling berpengaruh tentang keyakinan ekosentris, yaitu pandangan bahwa manusia merupakan bagian dari ekosistem alam. Kesadaran ini membuat pengunjung memahami soal kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada kehidupannya. Walhasil, pemahaman ekosentris dapat menurunkan kecenderungan melakukan vandalisme di taman kota. (Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation, Vol. 1, No. 1, 2018: 69–79).

Forum Dialog Terbuka Mahasiswa Jawa Barat digelar bersama Pemerintah Provinsi Jabar dan DPRD Jabar di Halaman Gedung Sate. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Forum Dialog Terbuka Mahasiswa Jawa Barat digelar bersama Pemerintah Provinsi Jabar dan DPRD Jabar di Halaman Gedung Sate. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Bandung, Rumah Kita Bersama

Setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, bersuara, termasuk melalui aksi (demonstrasi), damai. Ini merupakan bagian dari prinsip demokrasi dan cerminan kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh konstitusi.

Ingat, penting untuk kita pahami bersama, penyampaian aspirasi tidak seharusnya merugikan (merusak, menghancurkan) kota yang kita cintai.

Mari kita bergandengan tangan, bahu membahu seluruh warga untuk menjaga ketertiban dan menjunjung nilai-nilai kebersamaan. Dengan tidak merusak fasilitas umum, yang setiap harinya digunakan oleh masyarakat luas, khususnya mereka yang berasal dari kelompok rentan. Apalagi melakukan penjarahan, karena tindakan ini tidak mencerminkan semangat perjuangan yang murni. Tidak menyebarkan ujaran kebencian, rasisme vandalisme, sebab dapat memecah belah persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang telah lama kita bangun.

Bandung adalah kota yang inklusif. Rumah bersama bak menjaga orangtua, terutama ibu (jaga indung). Di dalamnya hidup berdampingan berbagai kelompok mulai pedagang kecil, pelajar, pekerja, buruh, sampai masyarakat adat, minoritas. Semuanya berhak merasa aman, nyaman, dan dihargai.

Mari kita tunjukkan warga Bandung dapat menjadi teladan yang menginspirasi. Menyuarakan pendapat secara bermartabat, menyampaikan aspirasi dengan bijak, dengan tetap menjaga persatuan dan kedamaian.

Dengan demikian, mencintai Bandung bukan hanya tentang bersuara lantang, sambil tetap menjaga setiap sudut kota ini agar aman, nyaman, ramah, indah dan layak huni bagi semua. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 04 Sep 2025, 15:37 WIB

Mamata Craft dan Ondang Dahlia: Merajut Cinta, Merawat Bumi

Mamata Craft, hobi yang tumbuh bersama waktu. Terlahir menjadi sebuah gagasan menjadikan kain sisa sebagai jalan hidup dan kontribusi nyata bagi lingkungan.
Ondang Dahlia, owner Mamata Craft. (Sumber: dok pribadi)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 14:49 WIB

Cuanki, Cari Uang Gak Hanya Modal Janji

Cuanki adalah salah satu kuliner yang populer di Kota Bandung.
Bakso Cuanki Gading (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 04 Sep 2025, 13:04 WIB

Sejarah Bandung, Kota Impian Koloni Eropa yang Dijegal Gubernur Jenderal

Bandung pernah jadi kota impian kolonial, tapi kebijakan tanam paksa kopi menutup Priangan bagi orang asing hingga 1852.
Suasana Bandung tahun 1968. (Sumber: Flickr | Foto: Frank Stamford)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 12:03 WIB

Deretan Batagor Legendaris di Bandung yang Tak Ada Duanya

Bicara kuliner Bandung tidak lengkap tanpa menyebut batagor. Olahan bakso tahu goreng ini punya cita rasa khas, gurih, kenyal, dan berpadu sempurna dengan siraman saus kacang.
Batagor Legendaris di Bandung. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 11:35 WIB

Bandung, Jaga Indung ‎

Bandung adalah kota yang inklusif. Rumah bersama bak menjaga orangtua, terutama ibu (jaga indung).
Ratusan driver ojek online se Bandung Raya melakukan aksi simpatik bersih-bersih di depan gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu 3 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 09:35 WIB

Bukan Hanya Gudang Buku, Palasari Juga Punya Sentra Penjualan Bunga Terlengkap di Bandung

Palasari, Kota Bandung, memang dikenal sebagai pusat penjual buku. Namun kawasan ini juga populer dengan deretan toko bunga yang lengkap.
Ilustrasi Bunga di Toko Bunga Palasari. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 08:45 WIB

Setelah Live TikTok Dibuka, UMKM Terdampak Algoritma Penjualan yang Belum Normal

Penutupan fitur live TikTok akibat aksi demo beberapa waktu lalu dirasakan berat oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satunya dialami Owner Brand Hijab Safa Gallery, Bagus Susilo
Staf NVSR sedang melakukan Live Streaming produk di platform digital. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 08:32 WIB

Bandung 15 Menit untuk Kebahagiaan Warga

Jika konsep kota 15 menit mampu diaplikasikan di Kota Bandung, maka ini bakal mengubah wajah Bandung secara mendasar. 
Kemacetan di jembatan layang Pasupati Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 03 Sep 2025, 19:09 WIB

Jadongnisme: Didik Rakyat dengan Pergerakan, Didik Penguasa dengan Perlawanan

Jadongnisme menjadi istilah baru untuk merepresentasikan pemerintah yang bersikap jahat, bodoh, dan sombong.
Kaos yang Digunakan Kaesang Saat Blusukan (Sumber: Instagram | Uncorrupted.store)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Inspiratif Ethica dari Benih Mimpi Menjadi Gerakan Fashion Keluarga

Keberhasilan Ethica selama 18 tahun ini karena didukung oleh fundamental bisnis yang kuat dan strategi inovasi yang konsisten.
Keberhasilan Ethica selama 18 tahun ini karena didukung oleh fundamental bisnis yang kuat dan strategi inovasi yang konsisten. (Sumber: dok. Ethica)
Ayo Jelajah 03 Sep 2025, 17:21 WIB

Sejarah Seblak, Kuliner Pedas Legendaris yang jadi Favorit Warga Bandung

Jejak sejarah seblak, kudapan pedas khas Sunda dari kerupuk basi yang kini menjelma makanan kekinian favorit anak muda Bandung.
Ilustrasi seblak, kuliner pedas legendaris dari Jawa Barat.
Ayo Netizen 03 Sep 2025, 17:00 WIB

Bimbo Tak Sekadar Grup Musik, tapi Ikon dari Kota Bandung

Bandung akan tetap menjadi kota kreatif, dan akan melahirkan Bimbo-Bimbo lain yang berkontribusi bagi negara dan dunia.
Trio Bimbo dan Iin Parlina. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Aktuil Magazine)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 16:50 WIB

Anak Muda dan Investasi: Antara Antusiasme Digital dan Tantangan Literasi Finansial

Generasi muda menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar modal nasional. Namun, di balik fenomen itu, tersimpan tantangan besar.
Generasi muda menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar modal nasional. Namun, di balik fenomen itu, tersimpan tantangan besar. (Sumber: Pexels)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 15:24 WIB

Gara-gara Live TikTok Ditutup, UMKM di Bandung Rugi Rp20 Juta Sehari

Live TikTok tiba-tiba ditutup pada Sabtu sore, 30 Agustus 2025, setelah demo besar-besaran terjadi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Kondisi ini menimbulkan kegemparan di antara para pengunjuk
Suasana di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, pada Jumat 29 Agustus 2025 dikerumuni demonstran yang melakukan aksi protes. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 15:22 WIB

Gelombang Wearable di Bandung: Ketika Gaya Hidup Sehat Bertemu Teknologi

Smartwatch, fitness tracker, dan perangkat pemantau kesehatan lainnya bukan lagi sekadar aksesori, tapi alat bantu yang mendukung transformasi gaya hidup.
Smartwatch, fitness tracker, dan perangkat pemantau kesehatan lainnya bukan lagi sekadar aksesori, tapi alat bantu yang mendukung transformasi gaya hidup. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 03 Sep 2025, 15:21 WIB

Dari Limbah Batu, Gamelan Sorawatu Membawa Harapan Baru

Gamelan sorawatu yang berbahan dari limbah batu, lahir dari nilai-nilai pancasila di masyarakat.
Nayaga Sorawatu (Foto: Disya Dwi Nurhidayah)
Ayo Netizen 03 Sep 2025, 12:53 WIB

Bangkit Bergerak, Melawan Rebahan dan Scroll Medsos

Saatnya melawan rebahan yang berlebihan. Ayo bangkitlah, bergerak, dan gunakan waktu dengan lebih berarti.
Berlatih Panjat Tebing di Boulder Climbing Training Center (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 10:38 WIB

Kuliner Khas di Tepian Palasari, Ada Bakmi dan Lomie Mas Ikin yang Rasanya Otentik

Belakangan ini, suhu Bandung terasa lebih dingin dari biasanya. Cuaca seperti ini sering membuat perut cepat lapar, dan makanan berkuah pun jadi pilihan utama.
Lomie Mas Ikin yang memiliki citarasa otentik. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 03 Sep 2025, 09:40 WIB

Jangan Bingung Cari Oleh-oleh, Ini Rekomendasi Toko Kue Paling Populer di Bandung

Bandung, kota yang kerap disebut sebagai Paris van Java, tidak hanya memikat wisatawan dengan panorama alam dan suasana sejuknya. Kota ini juga dikenal sebagai pusat kuliner dan surga belanja oleh-ole
Ilustrasi Produk Kue untuk Oleh-oleh. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 03 Sep 2025, 08:38 WIB

Membaca Sisi Lain Kota Bandung, di Balik Novel Bandung Menjelang Pagi

Bandung yang selama ini kita anggap sebagai kota romantis dan banyak diagung-agungkan ternyata punya sisi gelapnya sendiri.
Bandung Menjelang Pagi Karya Brian Krisna (296 Halaman) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)