Kesadaran Kesehatan Meningkat, Obat Cacing makin Langka di Lapangan

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 02 Sep 2025, 20:08 WIB
Ilustrasi obat cacing. (Sumber: Pexels/Miguel Á. Padriñán)

Ilustrasi obat cacing. (Sumber: Pexels/Miguel Á. Padriñán)

Kesadaran kesehatan di masyarakat seringkali muncul ketika ditemukannya sebuah studi kasus. Salah satunya apa yang terjadi dengan raya, bagaimana penderitaan yang raya rasakan akibat kehadiran cacing gelang (askariasis) bisa merenggut nyawanya. Membuat masyarakat takut dan berbondong-bondong membeli obat cacing ke apotek.

Kesadaran masyarakat tiba-tiba meningkat. Tak perlu banyak edukasi tak perlu banyak sosialisasi, tanpa diminta masyarakat mendadak sadar sendiri. Berbeda halnya ketika suatu wabah penyakit belum benar-benar menjangkit, masyarakat tidak akan berbuat banyak. Istilahnya masyarakat kita lebih suka mengobati dibandingkan dengan melakukan upaya pencegahan.

Misalnya saja, pada kasus DBD (Demam Berdarah Dengue), penyakit ini terbilang wabah yang sudah lama terjadi di Indonesia. Kemunculannya di Indonesia ditandai dengan dilaporkannya sebuah kasus pada tahun 1968 di Surabaya dan DKI Jakarta.

DBD sendiri termasuk ke dalam penyakit endemik (suatu penyakit yang selalu ada pada suatu daerah atau kelompok tertentu). Iklim yang tropis juga mempengaruhi kehadiran penyakit endemik lainnya seperti TBC hingga malaria.

Kehadirannya di negara berkembang seringkali menyebabkan penyebaran yang cepat jika wabah terjadi. Beberapa penyakit endemik ini juga termasuk menjadi masalah penting di beberapa negara berkembang lainnya yang memiliki iklim tropis.

Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti seringkali mudah berkembang pada musim penghujan. Nyamuk ini biasa hidup dalam genangan air seperti kaleng bekas, ban, pot bunga atau penampungan bak di kamar mandi.

Umumnya masyarakat tidak begitu mengindahkan upaya-upaya yang sudah disosialisasikan oleh tenaga kesehatan. Tentunya kesadaran tersebut akan hadir dan menular jika terjadi suatu kasus pada seseorang.

Begitu juga dengan penyakit askariasis (cacing gelang). Masyarakat sering abai terhadap anak-anak yang bermain di tanah tanpa menggunakan alas kaki. Tidak memotong kuku anak yang sudah panjang. Tidak mengingatkan anak untuk cuci tangan sebelum menyantap sebuah makanan.

Mengindahkan petugas kesehatan ketika penyaluran program kesehatan melalui pemberian obat cacing 2x dalam setahun. Juga tidak membiasakan beberapa upaya kebersihan yang mendasar.

Sebagai seorang nakes yang mengabdi pada pelayanan di apotek, saya melihat penjualan obat cacing tidak begitu masif. Dalam satu bulan operasional, paling hanya 2-3 botol yang terjual, itu pun tidak selalu sama dinamika tiap bulannya. Bahkan dalam satu bulan terkadang tidak ada sama sekali yang membeli obat cacing tersebut.

Semenjak kasus Raya ramai diperbincangkan di media, mendadak penjualan obat cacing meningkat. Dalam satu hari bisa terjual 10-25 botol, sungguh luar biasa mencapai 5-8 x lipatnya. Fenomena tersebut semakin menunjukkan bahwa kesadaran akan meningkat seiring kasus terkuak.

Ilustrasi obat. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ilustrasi obat. (Sumber: Pexels/Pixabay)

Saat kesadaran masyarakat meningkat, permintaan pasar pun kian meroket. Munculah permasalahan baru yaitu kelangkaan sebuah produk. Salah satu merk obat cacing yang terkenal dan familiar di masyarakat adalah combantrin. Selang beberapa hari kasus raya naik, mendadak ketersediaan obat tersebut langka di PBF (Pedagang Besar Farmasi).

Beberapa pihak yang mengerti situasi pasar tentu tidak hanya tinggal diam, dia akan bermain di dalamnya, memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa apotek besar seringkali membeli habis ketersediaan barang yang sedang ramai dicari masyarakat.

Hal ini tentu membuat obat tidak terdistribusi secara merata. Bahkan apotek besar seringkali mendapat previlage dari PBF berupa informasi atau penawaran produk dalam jumlah yang tidak masuk akal. Bahkan jika ada konspirasi, apotek besar sudah tau, jauh lebih dahulu, bahkan sebelum wabah yang bersangkutan terjadi di masyarakat.

Sementara masyarakat yang resah akan dengan susah payah mencari obat tersebut ke setiap apotek yang ada di kotanya. Jarak tak menjadi halangan karena yang terpenting bisa mendapatkan barang tersebut. Kasus kelangkaan memang seringkali menjadikan sebuah produk lebih berharga dari apapun.

Tak hanya itu, kelangkaan juga menyebabkan hadirnya permainan harga di pasaran, harga bisa tiba-tiba melonjak tak masuk akal. Sama seperti kasus masker pada wabah Covid-19, dari harganya yang Rp. 20.000/box bisa menjadi Rp.150.000- Rp.300.000/box. Sistem kapitalis ekonomi memang seringkali merugikan banyak pihak. Tak hanya konsumen tapi juga pedagang ecer dalam jumlah kecil.

Begitu juga dengan kasus obat combantrin ini, harga pasaran normal biasanya dibanderol seharga Rp.23.000/botol menjadi Rp.24.000-Rp.30.000 untuk sediaan sirup. Sementara untuk sediaan tablet yang biasanya dibanderol Rp.20.000 naik jadi Rp.23.000-Rp.25.000.

Fenomena serupa juga terjadi hampir di seluruh apotek yang ada di kota/kabupaten Bandung. Saya juga mengkonfirmasi kepada beberapa rekan sejawat yang bertugas di apotek lain melalui pesan whatshapp pun mengalami keluhan yang serupa.

"Rame teh tiap hari order, tiap hari juga habis. Tapi yaitu teh susah banget dapat barangnya, kadang ada, kadang engga. Aneh ya di Indonesia mah, harus viral dulu baru masyarakatnya sadar" tukasnya sambil menambahkan emoticon ketawa dengan kepala miring. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Okt 2025, 19:51 WIB

Bandung dan Gagalnya Imajinasi Kota Hijau

Menjadi kota hijau bukan sekadar soal taman dan sampah, tapi krisis cara berpikir dan budaya ekologis yang tak berakar.
Taman Film di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 18:34 WIB

Ketika Layar Mengaburkan Hati Nurani: Belajar dari Filsuf Hume di Era Society 5.0

Mengekpresikan bagaimana tantangan prinsip moral David Hume di tengah-tengah perkembangan tekonologi yang pesat.
Pengguna telepon pintar. (Sumber: Pexels/Gioele Gatto)
Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 19:38 WIB

Antrean iPhone 17 di Bandung: Tren Gaya Hidup atau Tekanan Sosial?

Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama. (Foto: Dok. Blibli)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 18:47 WIB

Sportainment di Pusat Perbelanjaan Bandung, Strategi Baru Menarik Wisatawan dan Mendorong Ekonomi Kreatif

Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu.
Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 17:31 WIB

Dapur Kolektif dan Semangat Komunal, Potret Kearifan Kuliner Ibu-Ibu Jawa Barat

Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung.
Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)