Sejarah Rugbi di Indonesia, Bandung Dianggap Kota Pelopor

Dimas Wahyu Indrajaya
Ditulis oleh Dimas Wahyu Indrajaya diterbitkan Selasa 02 Sep 2025, 09:16 WIB
Ilustrasi dua tim rugbi yang tengah bertanding. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: PierreSelim)

Ilustrasi dua tim rugbi yang tengah bertanding. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: PierreSelim)

Sejarah rugbi di Indonesia bisa dibilang samar, tidak sebenderang olahraga populer seperti sepak bola dan bulu tangkis. Mungkin sudah ada dari zaman Belanda, mungkin juga setelah era awal kemerdekaan. Yang jelas, ada sejumlah artikel lawas menyebut rugbi sudah lama dimainkan salah satunya di Bandung yang disebut sebagai kota pionir olahraga keras tersebut.

Rugby, atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditulis rugbi, pertama kali tercipta di Inggris pada abad ke-19. Cikal bakal rugbi terlacak pada 1823 dari seorang bernama William Webb Ellis yang bosan dengan lambatnya tempo pertandingan sepak bola dan memancingnya melakukan keputusan gila ketika bermain.

Ellis saat itu memegang bola dan berlari ke garis gawang lawan. Tentunya ia kena hukuman, tetapi dari situlah permainan bola lain yang dinamakan rugbi muncul.

Rugbi baru diakui sebagai olahraga selain sepak bola pada 1841. Beberapa dekade kemudian, olahraga itu menyebar ke mana-mana termasuk ke benua Amerika, di mana Amerika Serikat dan Kanada begitu menggemarinya.

Di Amerika Serikat, di negara adidaya yang agak lain pola tingkahnya itu, rugbi dimodifikasi sedemikian rupa dengan memakai separuh peraturan sepak bola. Keputusan itu pun memunculkan sebutan lain yakni “American football”.

Cara main American football sama dengan rugbi yang dipopulerkan orang Inggris, walaupun tetap ada perbedaannya. Paling gampang dibedakan ialah rugbinya orang AS memakai pelindung lengkap termasuk helm di kepala. Hal itulah yang kerap menghadirkan streotip bahwa pemain rugbi lebih badass atau keren dibandingkan pemain American football.

Secuil Sejarah Rugbi di Indonesia

Rupanya agak sulit mengupas akar sejarah rugbi di Indonesia. Mungkin karena faktor popularitasnya minim, kegiatan atau pertandingan dari olahraga ini hampir tidak muncul dalam pemberitaan zaman dulu, kalah dengan sepak bola ataupun bulu tangkis.

Namun, tak bisa dipungkiri rugbi di Indonesia memang sudah ada sedari era Hindia Belanda mengingat Belanda sendiri telah memainkannya sedari akhir abad ke-19. Setelah terbentuk sejumlah klub pada 1920-an, rugbi di Belanda pun mulai lebih aktif disusul aksi tim nasional mereka dalam laga internasional perdana melawan Belgia pada 1 Juli 1930.

Jika tidak dimainkan, setidaknya istilah rugbi telah dikenal orang Indonesia sejak zaman Belanda. Rugbi sudah mendunia, alhasil sesekali namanya menghiasi pemberitaan nasional.

Pada 1905 misalnya, toko buku G. Kolff & Co di Batavia (kini Jakarta) dan Bandung mengiklankan koleksi jualan mereka lewat beberapa surat kabar berbahasa Belanda. Dari banyak buku yang diiklankan, salah satu yang dijual ialah buku Rugby Football karya jurnalis terkenal asal Inggris, Bertram Fletcher Robinson.

Surat kabar Djawa Tengah terbitan 9 Maret 1931, juga menyinggung nama rugbi dalam salah satu artikelnya yang berjudul “UNION II – TIONG HWA HWE II”. Dalam artikel tersebut diberitakan laga sepak bola antara Union II versus Tiong Hwa Hwe II di Lapangan Seteran (kemungkinan di daerah Semarang) yang berjalan keras layaknya olahraga rugbi.

“Pertandingan tersebut telah dilakukan begitu kotor, hingga membikin malu pada penonton Tionghoa yang ditertawakan oleh penonton dari lain bangsa yang saksikan itu dua puluh dua Cina sedeng saling main pintar-pintaran buat tolong bikin celaka sesama saudaranya. Terutama karena lembeknya referee yang pimpin pertandingan tersebut, membikin itu pertandingan voetbal jadi mirip dengan satu pertandingan rugbi,” tulis Djawa Tengah.

Setelah Hindia Belanda runtuh dan Indonesia lahir dengan meraih kedaulatan, aktivitas dan agenda keolahragaan kian masif sepanjang 1950-an. Olahraga-olahraga tak populer pun kerap muncul dalam pemberitaan termasuk rugbi yang turut dimainkan orang-orang Indonesia terutama dari kalangan militer.

Contoh pertama rugbi dimainkan di Pekan Olahraga Angkatan Perang edisi pertama yang digelar di Lapangan Ikada, Jakarta pada 1952. Dalam ajang yang dibuka oleh Presiden Sukarno dan Kepala Staf Angkatan Perang Tahi Bonar Simatupang itu, rugbi menjadi olahraga pertunjukan dari kesatuan Angkatan Darat (AD).

“Sebagai atraksi kemudian diadakan berbagai pertunjukan oleh murid-murid sekolah, anggota-anggota polisi negara, judo AURI, dan rugbi Angkatan Darat,” tulis Sin Po dalam artikel “Pekan Olahraga Angkatan Perang ke-I, 1500 Atlit mengadu tenaga” terbitan 30 September 1952.

Juga saat pesta olahraga tentara yang lain yakni Pekan Olahraga Angkatan Laut di Surabaya pada 1954. Rugbi dijadikan olahraga demonstrasi yang dilakukan para kesatuan Angkatan Laut Republik Indonesia seusai pembukaan.

“PORAL (Pekan Olahraga ALRI) yang tahun ini digelar di Surabaya hingga 3 Agustus mendatang, resmi dibuka pada Senin pagi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Soebyakto. Usai pengambilan sumpah, demonstrasi olahraga bisbol, rugbi, anggar, senam, dan terakhir sepak bola,” lapor Java Bode dalam artikel “ALRI-sport week Surabaja” terbitan 27 Juli 1954.

Bandung Kota Pelopor

Bola Rugbi. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Bola Rugbi. (Sumber: Pexels/Pixabay)

Eksistensinya yang tidak kentara itu membuat sejarah rugbi samar-samar. Tidak ada perlombaan dan hanya dimainkan di lingkup masyarakat terbatas saja menjadi alasannya.

Napas rugbi di Indonesia lebih menderu pada 1970-an. Hal itu bisa dibuktikan lewat pengamatan jurnalis spesialis olahraga Kompas, T.D. Asmadi lewat artikelnya yang berjudul “Bandung Pelopor Olahraga Rugby di Indonesia”.

Agaknya sulit setuju menyebut Bandung sebagai kota pelopor memainkan rugbi jika melihat ada pemberitaan lawas bahwa olahraga tersebut sudah lebih dulu dimainkan di sejumlah tempat di Indonesia. Namun, T.D. Asmadi menekankan, “pelopor” yang dimaksudkan dalam artian Bandung sebagai kota Indonesia pertama yang benar-benar serius mengembangkan rugbi dengan cara mendirikan tim dan menggelar kompetisi.

"Untuk kawasan Indonesia ini nampaknya Bandung perlu diberi catatan sendiri. Bandung-lah yang memulai olahraga rugby ini di Indonesia. Dalam arti mulai membentuk perkumpulan-perkumpulan dan mengadakan kompetisi pertama yang akan dimulai tanggal 19 Oktober ini. Tentu saja secara sporadis satu atau dua sekolah di berbagai daerah pernah memainkannya tetapi tidak pernah berlanjut lagi," tulis T.D. Asmadi.

Penularan rugbi di Bandung ada hubungannya dengan kapitalisme yang menggeliat pada masa pemerintahan Orde Baru. Kondisi itu membuat banyak perusahaan asing masuk dan ekspatriat menetap di sejumlah kota di Indonesia. Dari situ, pertukaran atau penularan budaya pun terjadi.

Rugbi juga menjamah Australia dan Selandia Baru, negara persemakmuran dari Inggris. Dari dua negara inilah penularan dilakukan para ekspatriat yang datang ke Indonesia.

Ken Holyoake adalah salah satu ekspatriat Selandia Baru yang meramaikan rugbi di Bandung. Ia saat itu mengaku sudah dua tahun menetap di Bandung dan disebutkan tengah melatih tim Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Orang-orang Indonesia bisa menjadi pemain rugby yang baik. Mereka sudah mempunyai unsur kecepatan dan kelincahan, tinggal meningkatkan kemampuan teknis saja," ucap Ken.

Di Bandung kala itu sudah ada 4 tim, yaitu tim calon dokter Universitas Padjadjaran, tim ekspatriat Barbarians, tim dari kalangan umum Flying Eagle, dan tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim dari mahasiswa ITB mendapat perhatian karena kerap menang meski baru terbentuk dua bulan.

Olahraga Kasar untuk Pria Terhormat

Rugbi identik dengan olahraga fisik. Pemain saling berbenturan (body charge) bahkan sampai tindih-tindihan demi berebut bola. Seringnya, olahraga ini dicitrakan sebagai olahraganya kaum pria, meskipun wanita seiring waktu juga menikmatinya.

Kasar, barbar, ada pertikaian, tapi tidak sampai menimbulkan drama. Hal itulah yang memunculkan ungkapan terkenal bahwa: "Rugby is a ruffian's game played by gentleman (rugbi adalah olahraga kasar bagi pria terhormat)."

T.D. Asmadi pun mengungkapkan kalimat yang kurang lebih sama lewat artikelnya. Menurutnya, mental pemain diuji oleh lawan yang bermain kasar di luar nalar.

"Tidak heran hanya mereka yang berhati pemuda saja nampaknya yang bisa memainkannya. Diperlukan keberanian, keuletan, kekuatan dan ketabahan hati di samping kemampuan teknis," tulisnya.

Berkembang Pelan tapi Pasti

Pada masa modern seperti sekarang ini, rugbi bertumbuh pelan-pelan di Indonesia. Memang tidak atau belum bisa sebesar sepak bola dan bulu tangkis, tetapi adanya minat yang kuat dari ribuan penggemar olahraga tersebut membuat Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) terbentuk pada 10 Mei 2004.

Setelahnya, rugbi mendapat pengakuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan menjadi full member dari federasi Rugbi Dunia pada 2013. Empat tahun kemudian, Timnas Rugbi Indonesia pun untuk pertama kalinya mencicipi SEA Games yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Perjalanan rugbi di Indonesia masih panjang. Meski tak setenar olahraga lain, peminatnya semakin banyak dan menjangkau ke dalam sekolah, universitas, hingga komunitas. Menurut catatan PRUI, sudah ada 35 klub rugbi dan 700 pemain yang telah terdaftar. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dimas Wahyu Indrajaya
Pengasuh Instagram @memoriolahraga.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)