Kota Bandung Menuju Kota Mati?

bram herdiana
Ditulis oleh bram herdiana diterbitkan Minggu 26 Okt 2025, 13:35 WIB
Banjir di salah satu wilayah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Banjir di salah satu wilayah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

‘Taman-taman satu-satu lenyap

Pompa bensin datang mengganti

Sawah-sawah satu satu musnah

Pabrik-pabrik datang

Pohon-pohon satu satu roboh

Gunung-gunung satu satu rubuh

Rumah pongah bertolak pinggang

Pada bukit bukit sekarat

Orang-orang satu satu resah

Air air malu mengalir

Cita-cita satu satu tumbang

Iman-iman satu satu gersang

Jalan-jalan satu satu lobang

Orang-orang rajin menggali

Tutup satu gali lagi satu

Tradisi kotaku tercinta

Dulu kau bernama "Paris van Java"

Senyum bunga menyapa ramah

Bandungku sayang, Bandungku yang malang

Nafasku semakin sesak’

Bandungku Sayang ... Bandungku Malang

 Lirik - Ritta Ruby Hartland

***

Dengan banyak memliki pusat kebudayaan  dan perguruan tinggi yang kompeten mengembangkan pembangunan kota serta pola pikir masyarakatnya yang lebih maju ternyata Kota Bandung gagal total untuk masuk sepuluh besar  berdasarkan  pemeringkatan UI GreenCityMetric, inisiatif keberlanjutan yang digagas oleh Universitas Indonesia sejak  tahun 2022.  

Kota Surabaya, Semarang dan  Medan adalah Kota-Kota yang biasanya dianggap sepadan dengan Bandung, ketiganya malah berada dijajaran lima besar pada pemeringkatan tahun 2025 sekarang ini.   

Kegagalan Bandung masuk dalam daftar sepuluh besar bahkan Bandung berada  diurutan ke 20 dari 71 Kota dan Kabupaten paling berkelanjutan versi UI GreenCityMetric bukan hanya  sekedar urusan citra dan gengsi, melainkan wajib dijadikan cermin peringatan keras tentang kondisi ekologis atau lingkungan hidup dan tata kelola perkotaan yang semakin mengkhawatirkan.

Apakah Bandung yang dahulu dijuluki "Parijs van Java" perlahan sedang menuju status “Kota mati” akibat kegagalan  pengelolaan diberbagai kategori yang ditetapkan oleh pemeringkatan UI tersebut. UI GreenCityMetric menilai Kota dan Kabupaten berdasarkan enam kategori utama.

Pertama  kategori Penataan Ruang dan Infrastruktur, ternyata kota Bandung belum berhasil karena kawasan permukiman meluas ke daerah resapan air dan lereng perbukitan serta alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan komersial tanpa perencanaan matang. Seperti yang terjadi di kawasan Bandung Utara yang seharusnya menjadi daerah konservasi justru banyak dibangun vila dan perumahan mewah.

Kekurangan utama Bandung dalam penataan ruang dan infrastruktur adalah ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan kapasitas kota, perencanaan ruang yang belum konsisten, serta minimnya integrasi antar sektor (transportasi, drainase, dan tata lingkungan).

Dalam kategori Energi dan Perubahan Iklim masalah energi dan perubahan iklim di Kota Bandung berpangkal pada ketergantungan terhadap energi fosil, minimnya ruang hijau, dan rendahnya adopsi energi bersih. Akibatnya, Bandung menghadapi ancaman suhu panas perkotaan, banjir akibat perubahan iklim, dan polusi udara yang meningkat.

Sebagian besar energi di Bandung masih bergantung pada sumber fosil yaitu bensin, solar, dan listrik dari PLTU. Penggunaan energi di sektor transportasi dan rumah tangga sangat besar. Contohnya kemacetan lalu lintas di pusat dan pinggiran kota menyebabkan pemborosan bahan bakar dan peningkatan CO₂.  Kendaraan bermotor menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca.  Jumlah kendaraan terus meningkat, sementara transportasi publik belum optimal.

Kemudian Tata Kelola Sampah dan Limbah, kegagalan tata kelola sampah dan limbah di Kota Bandung disebabkan oleh ketergantungan pada sistem pembuangan akhir, minimnya infrastruktur pengolahan, rendahnya kesadaran masyarakat, serta lemahnya koordinasi dan penegakan kebijakan lingkungan.

Tanpa perubahan sistemik dan kolaborasi antara pemerintah dan warga, masalah ini akan terus menjadi ancaman bagi kebersihan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan kota. Salah satu masalahnya  Kota Bandung menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah per hari, namun kapasitas pengangkutan dan pengolahan tidak sebanding.

Lalu Tata Kelola Air kegagalannya pengelolaan tata kelola air di Kota Bandung disebabkan oleh pencemaran sungai, eksploitasi air tanah berlebihan, drainase buruk, dan alih fungsi daerah resapan air. Sungai Cikapundung menjadi simbol nyata dari ketidakseimbangan antara pembangunan kota dan pelestarian sumber daya air. Tanpa upaya terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Bandung akan menghadapi krisis air bersih dan bencana ekologis yang semakin parah di masa depan.

Berikutnya kategori Tata Pamong atau Governance, penyebab kegagalan utama tata pamong Kota Bandung terletak pada kesenjangan antara kebijakan/formalitas dengan pelaksanaan & dampak nyata. Struktur dan sistem sering sudah ada, tapi efektifitas, integritas, koordinasi, dan hasil bagi publik masih belum optimal. Tanpa memperbaiki bagian pelaksanaan-lapangan (aksi, pengawasan, kolaborasi), tata pamong yang baik hanya akan menjadi slogan.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung, Jumat 19 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung, Jumat 19 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Kategori terakhir yaitu Akses dan Mobilitas ternyata Bandung berhasil menunjukkan adanya perubahan dan kemajuan positif dalam aspek pergerakan Masyarakat dan aksesnya lebih mudah atau banyak dibandingkan  dengan kota-kota lainnya. Meskipun Bandung berhasil di kategori ini, tetap ada banyak tantangan mobilitas di kota seperti kemacetan berat, kepadatan kendaraan, dan kebutuhan infrastruktur transportasi massal yang lebih kuat.

Dalam indikator akses & mobilitas, Bandung relatif unggul, namun belum berarti semua aspek mobilitas sudah optimal — masih diperlukan peningkatan.  Melihat bagaimana   transportasi publik, jalur sepeda, dan pejalan kaki diintegrasikan dalam tata kota.

Istilah Kota mati atau Nekropolis bukan berarti Bandung akan hilang dari peta, melainkan menjadi metafora bagi matinya nilai-nilai ekologis dan kemanusiaan di ruang perkotaan. Kota mati adalah kota yang kehilangan napas hijau, kehilangan harmoni antara manusia dan alam.  Jika pola pembangunan ini terus berlanjut tanpa perubahan paradigma, maka Bandung akan kehilangan karakter ekologisnya dan benar-benar menjadi Kota mati tidak karena bencana alam, tetapi karena kegagalan moral manusia yang mengelolanya.

Untuk mencegah skenario kelam itu, Bandung perlu membangun kembali jiwa etika lingkungan atau environmental ethic dalam setiap lapisan masyarakat. Jiwa etika lingkungan bukan sekadar slogan hijau, melainkan kesadaran moral bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem, bukan penguasanya.

Pemerintah Kota Bandung perlu menjadikan etika lingkungan sebagai dasar perumusan kebijakan. Setiap proyek pembangunan harus melewati ethical impact assessment, bukan hanya environmental impact assessment. Artinya, setiap kebijakan harus diuji secara moral: apakah membawa manfaat bagi manusia dan alam secara berkelanjutan ?

Kesadaran ekologis tidak bisa lahir dari regulasi semata. Dibutuhkan pendidikan moral sejak dini yang menanamkan rasa cinta lingkungan. Di sinilah peranan sekolah menjadi sangat penting.

Sekolah memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan sosial. Pendidikan lingkungan tidak boleh berhenti pada teori, tetapi harus menjadi pola hidup yang terinternalisasi. Sekolah dapat menjadi mitra aktif Pemkot Bandung dalam kampanye kebersihan dan konservasi, misalnya dengan kegiatan “Satu Sekolah Satu Sungai” untuk mengadopsi dan merawat aliran sungai terdekat.

Program seperti eco-brick project, bank sampah sekolah, vertical garden, dan adopsi pohon bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi sarana menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif terhadap alam.

Pendidikan etika lingkungan juga menyangkut perubahan perilaku kecil misalnya tidak membuang sampah sembarangan, membawa botol minum sendiri, menghemat listrik, dan menghargai makhluk hidup di sekitar. Perubahan kecil yang dilakukan banyak orang akan membentuk budaya ekologis baru di kota.

Kota Bandung tidak akan berkelanjutan hanya karena penghijauan atau teknologi pintar. Keberlanjutan sejati lahir dari kesadaran moral kolektif bahwa bumi adalah warisan bersama.

Bandung, dengan sejarahnya yang sarat nilai perjuangan dan pendidikan, memiliki semua modal sosial untuk bangkit kembali sebagai kota berjiwa hijau. Jika masyarakat, sekolah, dan pemerintah mau bersatu dalam semangat keberlanjutan, maka Bandung tidak akan menjadi kota mati melainkan kota yang hidup kembali, hijau, adil, dan beradab.

Dengan jiwa moralitas lingkungan yang stabil maka masyarakat Kota Bandung tidak akan pernah lagi bersama-sama menyanyikan lirik lagu tertulis di atas … Bandungku sayang … Bandungku yang malang … (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

bram herdiana
Tentang bram herdiana
GURU SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 26 Okt 2025, 16:00 WIB

Mengangkat Martabat Dapur Pelatihan: Menyibak Peran Sunyi di Balik Pembelajaran ASN

Di balik sorotan pelatihan ASN, ada dapur senyap tempat dedikasi bekerja tanpa tepuk tangan.
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: bkpsdm.purworejokab.go.id)
Ayo Netizen 26 Okt 2025, 13:35 WIB

Kota Bandung Menuju Kota Mati?

Refleksi terhadap kegagalan Kota Bandung masuk 10 besar UI Greenmetric 2025.
Banjir di salah satu wilayah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 26 Okt 2025, 11:37 WIB

Urban Legend Gedung BMC, Rumah Sakit Terbengkalai Gudang Cerita Horor di Bandung

Kisah mistis dan sejarah Rumah Sakit BMC di Bandung, dari masa sebagai RS Sartika Asih hingga jadi legenda horor dengan hantu suster Belanda.
Gedung BMC yang banyak menyimpan kisah mistis. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 26 Okt 2025, 10:30 WIB

Pelajaran dari Film Good Boy (2025), Saat ‘Kebaikan’ Berhenti Menjadi Konsep Sederhana

Film Good Boy (2025) menghadirkan kisah horor unik tentang anjing peliharaan.
Poster Good Boy 2025
Ayo Netizen 26 Okt 2025, 08:23 WIB

Budaya Pembungkaman Terhadap Perempuan

Suara perempuan kadang tak terdengar bahkan sebelum sampai ditelinga seseorang
Bagi perempuan terlalu vokal bukan sekedar ejekan moral, justru hal tersebut mengundang maut untuk perempuan yang punya keberanian berkata tidak. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 25 Okt 2025, 18:08 WIB

Bandung, Rumah Juara: Ketika Sepak Bola dan Basket Bersatu dalam Identitas Kota

Bandung bukan sekadar kota kreatif tapi rumah bagi semangat juara yang mengalir di setiap cabang olahraga, dari sepak bola hingga basket.
abak baru dalam sejarah basket Indonesia resmi dimulai, di mana Satria Muda Jakarta bertransformasi menjadi Satria Muda Bandung, menandai era baru yang menjanjikan bagi Kota Juara. (Sumber: dok. Satria Muda Bandung)
Ayo Biz 25 Okt 2025, 15:25 WIB

Lonjakan Lapangan Padel di Bandung, Momentum Baru bagi Brand Sportswear Lokal

Di Bandung, lapangan padel bermunculan di berbagai titik dan menjadi magnet baru bagi masyarakat urban yang mencari aktivitas fisik sekaligus gaya hidup.
Ilustrasi raket padel. (Sumber: The Grand Central Court)
Ayo Biz 25 Okt 2025, 15:02 WIB

Relaiv dari Produksi Bandung, Menembus Pasar Internasional Lewat Semangat Muda

Berawal dari ide menciptakan pakaian olahraga nyaman, multifungsi, dan terjangkau, Relaiv menjelma menjadi salah satu merek yang diperhitungkan di komunitas golf dan padel.
Berawal dari ide menciptakan pakaian olahraga nyaman, multifungsi, dan terjangkau, Relaiv menjelma menjadi salah satu merek yang diperhitungkan di komunitas golf dan padel. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 20:29 WIB

QRIS TAP dan Lompatan Digital Jawa Barat: Dari Bus Kota ke Mall, Transaksi Kini Sekejap Sentuh

Di tengah kehidupan urban yang serba cepat, sistem pembayaran digital yang aman, cepat, dan inklusif menjadi kebutuhan nyata.
QRIS TAP dirancang untuk memberikan pengalaman transaksi nontunai yang praktis dan menyeluruh, baik di sektor transportasi publik maupun pusat perbelanjaan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 19:45 WIB

Ini Deretan Subgenre Film yang Tidak Banyak Diketahui!

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak film yang dirilis dengan menghadirkan beberapa genre.
Beragam jenis film. (Sumber: Pexels/Lucas Pezeta)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 19:24 WIB

Long Live Metal: Skena Musik Keras Bandung Tak Pernah Mati

Meski mengalami penurunan massa, skena musik keras di Bandung justru menunjukkan daya tahan luar biasa, bukan hanya bertahan, tapi juga berevolusi.
Meski diguncang pandemi dan mengalami penurunan massa, skena musik keras di Bandung justru menunjukkan daya tahan luar biasa, bukan hanya bertahan, tapi juga berevolusi. (Sumber: Wikimedia Commons)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 17:15 WIB

IKN: Antara Kota Masa Depan dan Ruang Kemanusiaan

IKN menjanjikan masa depan baru Indonesia, namun tantangannya adalah bagaimana menjadikannya kota yang tetap ramah bagi manusia.
Desain resmi IKN. (Sumber: ikn.go.id)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 16:11 WIB

Dari Kosan ke Pasar Internasional, Azarinnabila Janitra Menenun Mimpi Lewat Hi Paipe

Dari Hi Paipe, Arin tak pernah membayangkan bahwa hobi menjahit kecil-kecilan akan berkembang menjadi brand fashion lokal yang diminati hingga internasional.
Dari Hi Paipe, Arin tak pernah membayangkan bahwa hobi menjahit kecil-kecilan akan berkembang menjadi brand fashion lokal yang diminati hingga internasionl. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 16:02 WIB

Manajemen Pengetahuan: Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis

Peningkatan pengelolaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dilakukan melalui penerapan manajemen pengetahuan.
Program Makan Bergizi Gratis. (Sumber: Indonesia.go.id)
Ayo Jelajah 24 Okt 2025, 15:53 WIB

Sejarah Kweekschool Bandung, Sakola Raja Gubahan Preanger Planters

Kweekschool Bandung berdiri sejak 1866 sebagai sekolah guru pertama di Jawa Barat. Kini bangunannya menjadi Mapolrestabes, menyimpan sejarah pendidikan kolonial yang panjang.
Bangunan Kweekschool Bandung sekitar tahun 1920-an. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 15:38 WIB

Cara Sederhana Terapkan Etika Jurnalistik dalam Pekerjaan Sehari-hari

Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan untuk menjaga etika jurnalistik.
Ilustrasi jurnalis. (Sumber: Pexels/Nur Andi Ravsanjani Gusma)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 15:13 WIB

Sahabat sekaligus Pelatih, Vicky Angga Saputra Sosok di Balik Sukses Jonatan Christie

Namanya Vicky Angga Saputra seorang sahabat seangkatan Jojo dan Ginting, mantan penghuni Pelatnas PBSI.
Vicky Angga Saputra. (Sumber: Dok. Djarum Badminton)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 14:49 WIB

Mengarusutamakan Kesetaraan Gender: Setara dari Rumah, Adil hingga Negara

Kesetaraan gender bukan sekadar isu perempuan, tetapi cermin kematangan suatu bangsa.
Ilustrasi wanita Indonesia. (Sumber: Pexels/Nurul Sakinah Ridwan)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 13:29 WIB

Mengapa Kita Boleh Mengkritik Pemerintah, tapi Tidak dengan Tokoh Agama?

Kita boleh mengkritik pemerintah dengan berbagai cara tapi kadang hal ini tidak berlaku terhadap tokoh agama.
 (Sumber: Unsplash/Abdi MS)
Ayo Jelajah 24 Okt 2025, 12:34 WIB

Hikayat Bandit Rusuh di Ciparay, Bikin Onar Tusuk dan Palak Warga Tionghoa

Kisah nyata bandit rusuh di Ciparay tahun 1932. Wanta, penjual kain yang berubah jadi teroris pasar, tusuk warga Tionghoa dan bikin penduduk hidup dalam ketakutan.
Ilustrasi suasana pasar di Ciparay zaman kolonial.