Di tengah hiruk-pikuk kota yang semakin padat, selalu ada tempat yang memberi ruang untuk jeda, sekadar melepaskan penat, atau mencari ide-ide segar. Kedai Kopi Athar hadir bukan hanya sebagai tempat ngopi, tetapi juga ruang pertemuan bagi cerita, gagasan, dan persahabatan.
Begitu melangkah masuk, aroma kopi yang harum langsung menyambut indera penciuman. Biji kopi pilihan dari petani lokal diseduh dengan teknik modern, menghasilkan racikan rasa yang khas. Suasana hangat semakin terasa dengan dekorasi sederhana, dominasi kayu, dan pencahayaan temaram yang menghadirkan kenyamanan.
Bagi sebagian orang, Athar bukan hanya sekadar kedai kopi, melainkan “ruang singgah.” Mahasiswa sering terlihat membuka laptop mengerjakan tugas, pekerja kantoran memanfaatkan waktu untuk rapat santai, bahkan komunitas kreatif menjadikan kedai ini sebagai tempat berdiskusi dan berkarya.
“Yang kami tawarkan bukan hanya kopi, tapi juga suasana. Kami ingin setiap orang merasa betah dan punya kenangan ketika duduk di sini,” ujar salah satu barista sambil meracik pesanan.
Menu yang disajikan pun beragam. Dari espresso yang kuat, cappuccino yang lembut, hingga varian manual brew yang menonjolkan karakter asli biji kopi. Bagi pengunjung yang tidak terlalu menyukai kafein, tersedia pula teh herbal dan berbagai camilan rumahan yang melengkapi obrolan hangat.
Di akhir pekan, Kedai Kopi Athar sering menghadirkan acara kecil seperti live music akustik atau sharing session bersama komunitas lokal. Momen itu membuat kedai semakin hidup, penuh gelak tawa dan percakapan yang akrab.
Kedai Kopi Athar pada akhirnya bukan hanya tempat membeli minuman, tetapi ruang yang menghadirkan pengalaman tentang rasa, suasana, dan pertemuan. Di setiap cangkirnya, tersimpan cerita yang berbeda-beda, menunggu untuk dinikmati. (*)

 
  
  
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  